Yuk, Mengenal Pusat Kepemimpinan Berbasis Kearifan Lokal ala Wikasatrian
Pusat pelatihan kepemimpinan ini salah satunya adalah Wikasatrian milik PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. yang pembentukannya diawali dari kerja sama riset dengan PPM Manajemen dan kajian ilmiah bersama Universitas Gadjah Mada.
Para peserta pelatihan di Pusat Kepemimpinan Wikasatrian (Dok Wikasatrian)
Proses pembelajaran pada pelatihan ini sendiri ternyata dirancang khusus untuk melahirkan para pemimpin yang lebih efektif, mampu berkontribusi bahkan menggali nilai-nilai budi luhur yang dibuktikan dengan berbagai legasi yang ditinggalkan.
Di sela-sela diskusi bertajuk Jawa dan Dunia Industri yang digelar Program Studi Sastra Jawa Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) baru-baru ini, Pamong Utama Pusat Kepemimpinan Wikasatrian Tonny Warsono mengatakan bahwa berdirinya Wikasatrian merupakan hasil dari proses pembacaan literasi dari seluruh wilayah Nusantara yang di dalamnya membahas seputar kepemimpinan.
“Kami membaca banyak literasi dan melakukan riset-riset kepemimpinan Nusantara seperti di Aceh, Papua, Ternate, Rote, termasuk juga Jawa,“ ujarnya dalam diskusi virtual bertajuk Jawa dan Dunia Industri, Jumat (2/7/2021).
Pendirian pusat kepemimpinan tersebut berangkat dari "kegelisahan" terhadap dominasi konsep kepemimpinan yang merujuk pada teori dan praktik dari dunia barat yang berpotensi mengabaikan akar jati diri bangsa yang guyub.
Modul kepemimpinan di Wikasatrian menerapkan tiga hal mendasar yang merupakan warisan kepemimpinan Nusantara dan telah menjadi jati diri bangsa. Ketiga hal mendasar tersebut mencakup ketuhanan, kemanusiaan, dan alam. Esensinya adalah budi luhur atau nilai-nilai mulia. Berangkat dari itu, maka ketiga hal tersebut diterapkan sebagai modul kepemimpinan di Wikasatrian.
“Ketuhanan diaplikasikan melalui rasa syukur dan ikhlas, kemanusiaan [diwujudkan] melalui [rasa] bahagia dan '[semangat] melayani, serta alam diaplikasikan melalui lintas budaya dan pelestarian alam,“ jelas Tonny.
Menariknya, pelatihan kepemimpinan di Wikasatrian ini menerapkan ekosistem Jawa yang berkaitan dengan budaya, falsafah, dan pelestarian alam seperti seni, teknologi, kuliner, artefak, ajaran, kepercayaan, hingga adat atau kebiasaan.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.