Mengabadikan Eksotisme & Keindahan Indonesia dalam Seni Lukis Cat Air
28 November 2022 |
15:39 WIB
Gambar suasana senja di sebuah pantai yang kosong, pulau-pulau eksotis, hingga hiruk pikuk suasana pasar tradisional langsung menyergap mata saat memasuki pameran The 4th International Watercolor Exhibition di Galeri Nasional Indonesia pada 24 November-20 Desember 2022..
Dalam pameran bertajuk Wonderful Indonesia itu, mata pengunjung juga akan tertuju pada lukisan-lukisan yang memanjakan mata sekaligus menenangkan pikiran. Seperti ragam kegiatan adat istiadat, situs-situs arkeologi, upacara keagamaan, atau suasana pedesaan dengan pura yang berjajar di Pulau Dewata, Bali.
International Watercolor Society (IWS) Indonesia yang menjadi inisiator pameran, sebagai asosiasi pelukis cat air yang berdiri pada 2012 itu serentak menghadirkan 176 karya dari 176 peserta yang berasal dari 31 negara di dunia.
Baca juga: Pesona Indonesia dalam Lukisan Cat Air Karya Seniman Lokal & Luar Negeri
Lukisan-lukisan yang dipajang adalah karya para pemenang lomba International Watercolor Competition 2022 yang diselenggarakan oleh IWS. Ajang kompetisi untuk mengabadikan pesona Indonesia itu juga dibuat dalam dua kategori, yakni figuratif dan nonfiguratif.
Hasilnya adalah gambaran umum mengenai kemolekan Indonesia, seperti karya Victoria Prischedko yang bertajuk Wonderful Indonesia, (76X56 cm). Seniman dari Jerman itu berhasil melukis suasana hening Pura Ulan Danu Bratan di Bali dengan latar langit biru cerah yang memanjakan mata.
Sementara itu, dari seniman lokal, eksotisme Indonesia juga bisa dilihat melalui karya Yukiko Prameswari Hanifa dalam karya bertajuk The Batik Maestro, (56X76 cm). Alih-alih melukis keindahan alam, sang seniman justru mengambil sudut pandang lain dengan menggambar perempuan tua yang sedang asik membatik.
Kurator pameran Efix Mulyadi mengatakan, meski pameran dengan tema-tema serupa sudah sering dihelat, tapi justru di situlah letak tantangannya. Sebab para seniman harus siap dan berani mengeksplorasi berbagai kemungkinan di atas kertas.
Tema Wonderful Indonesia juga hanya menjadi pengikat atau pemicu seseorang untuk menggambar. Sebab, yang lebih penting dalam proses kreatif adalah cara pengungkapan seniman untuk menghadirkan karya yang kompatibel di tengah arus seni yang berubah dengan cepat.
Keistimewaan lain dalam pameran ini adalah dibukanya kategori karya khusus untuk anak-anak, yang hanya diikuti oleh peserta dari Indonesia. Langkah tersebut diharap dapat menyemai bakat baru serta mengenalkan seni lukis cat air kepada publik yang lebih luas.
"Ini juga memungkinkan pelukis untuk menggali apapun yang dianggap mewakili Indonesia. Seperti misalnya situs-situs arkaik baik candi, dan keraton. Kalau di Bali ya Pura Besakih, di Jawa Candi Borobudur, atau batik yang sudah dikenal sehari-hari," papar Efix.
Adapun, daya ungkap melalui teknik yang rumit juga dapat dilihat dari karya peserta kategori nonfiguratif milik Buds Convocar yang bertajuk Techno Moon in Bali, (56 X38 cm). Seniman asal Filipina itu menurutnya mampu menghadirkan lukisan bermutu dengan menafsir kemajuan teknologi dan peradaban di Bali.
"Karya itu kuat sekali karena dibuat oleh kalangan pelukis cat air, sebab cat air cuma bisa dibuat dengan satu kali gores, tapi dia memilih bentuk non figuratif yang pastinya membutuhkan ketrampilan tinggi untuk memunculkan ilusi ruang," jelas Efix.
Setali tiga uang dengan Efix, pendiri International Watercolor Society (IWS) Indonesia, Agus Budiyanto mengatakan para pelukis cat air juga harus berani mendobrak pakem-pakem konvensional untuk memperkaya khasanah seni rupa.
Sebab, peluang seniman watercolor untuk masuk ke ranah seni kontomporer juga semakin terbuka luas. Terlebih saat ini ada banyak aktivitas plen air yang dilakukan para pelukis cat air melalui berbagai komunitas yang ada di Indonesia.
"Pelukis Watercolor memiliki peluang besar di ranah kontemporer, dengan catatan pelukisnya itu harus berani menerobos di luar kebiasaan dengan mendobrak pakem-pakem yang ada," papar Agus.
Hal itu pun dia buktikan lewat karya bertajuk Floating (Watrcolor instalation, 700 X 700 Cm). Di mana sang seniman menampilkan karya instalasi yang menggambarkan keindahan alam dari atas ketinggian dengan media cat air, dacron, dan 8 roll kertas Hahnehmule.
"Karya ini memang terinspirasi saat saya naik pesawat, setelah memikirkan konsepnya secara matang akhirnya saya buat dan sempat dipamerkan di Bali. Media bawahnya itu juga kertas, dan water color tapi dilapisi pernis untuk melindungi karya saat dinjak," jelas Agus.
Baca juga: Lukisan Cerita-cerita Mimpi Seniman I Made Dabi Arnasa di Art Moments Jakarta 2022
Adapun, pameran seni lukis cat air antarbangsa atau International Watercolor Society (IWS), The 4th International Watercolor Exhibition dapat dinikmati oleh umum secara gratis di gedung B dan D, Galeri Nasional Indonesia pada 24 November-20 Desember 2022.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Fajar Sidik
Dalam pameran bertajuk Wonderful Indonesia itu, mata pengunjung juga akan tertuju pada lukisan-lukisan yang memanjakan mata sekaligus menenangkan pikiran. Seperti ragam kegiatan adat istiadat, situs-situs arkeologi, upacara keagamaan, atau suasana pedesaan dengan pura yang berjajar di Pulau Dewata, Bali.
International Watercolor Society (IWS) Indonesia yang menjadi inisiator pameran, sebagai asosiasi pelukis cat air yang berdiri pada 2012 itu serentak menghadirkan 176 karya dari 176 peserta yang berasal dari 31 negara di dunia.
Baca juga: Pesona Indonesia dalam Lukisan Cat Air Karya Seniman Lokal & Luar Negeri
Lukisan-lukisan yang dipajang adalah karya para pemenang lomba International Watercolor Competition 2022 yang diselenggarakan oleh IWS. Ajang kompetisi untuk mengabadikan pesona Indonesia itu juga dibuat dalam dua kategori, yakni figuratif dan nonfiguratif.
Hasilnya adalah gambaran umum mengenai kemolekan Indonesia, seperti karya Victoria Prischedko yang bertajuk Wonderful Indonesia, (76X56 cm). Seniman dari Jerman itu berhasil melukis suasana hening Pura Ulan Danu Bratan di Bali dengan latar langit biru cerah yang memanjakan mata.
karya lukisan Victoria Prischedko bertajuk Wonderful Indonesia (sumber gambar:Galeri Nasional)
Sementara itu, dari seniman lokal, eksotisme Indonesia juga bisa dilihat melalui karya Yukiko Prameswari Hanifa dalam karya bertajuk The Batik Maestro, (56X76 cm). Alih-alih melukis keindahan alam, sang seniman justru mengambil sudut pandang lain dengan menggambar perempuan tua yang sedang asik membatik.
Kurator pameran Efix Mulyadi mengatakan, meski pameran dengan tema-tema serupa sudah sering dihelat, tapi justru di situlah letak tantangannya. Sebab para seniman harus siap dan berani mengeksplorasi berbagai kemungkinan di atas kertas.
Tema Wonderful Indonesia juga hanya menjadi pengikat atau pemicu seseorang untuk menggambar. Sebab, yang lebih penting dalam proses kreatif adalah cara pengungkapan seniman untuk menghadirkan karya yang kompatibel di tengah arus seni yang berubah dengan cepat.
Beberapa karya yang dipajang dalam pameran IWS The 4th International Watercolor Exhibition. Ilustrasi sumber gambar (Hypeabis.id/ Prasetyo Agung Ginanjar)
Keistimewaan lain dalam pameran ini adalah dibukanya kategori karya khusus untuk anak-anak, yang hanya diikuti oleh peserta dari Indonesia. Langkah tersebut diharap dapat menyemai bakat baru serta mengenalkan seni lukis cat air kepada publik yang lebih luas.
"Ini juga memungkinkan pelukis untuk menggali apapun yang dianggap mewakili Indonesia. Seperti misalnya situs-situs arkaik baik candi, dan keraton. Kalau di Bali ya Pura Besakih, di Jawa Candi Borobudur, atau batik yang sudah dikenal sehari-hari," papar Efix.
Adapun, daya ungkap melalui teknik yang rumit juga dapat dilihat dari karya peserta kategori nonfiguratif milik Buds Convocar yang bertajuk Techno Moon in Bali, (56 X38 cm). Seniman asal Filipina itu menurutnya mampu menghadirkan lukisan bermutu dengan menafsir kemajuan teknologi dan peradaban di Bali.
"Karya itu kuat sekali karena dibuat oleh kalangan pelukis cat air, sebab cat air cuma bisa dibuat dengan satu kali gores, tapi dia memilih bentuk non figuratif yang pastinya membutuhkan ketrampilan tinggi untuk memunculkan ilusi ruang," jelas Efix.
Berani Mendobrak
Setali tiga uang dengan Efix, pendiri International Watercolor Society (IWS) Indonesia, Agus Budiyanto mengatakan para pelukis cat air juga harus berani mendobrak pakem-pakem konvensional untuk memperkaya khasanah seni rupa.Sebab, peluang seniman watercolor untuk masuk ke ranah seni kontomporer juga semakin terbuka luas. Terlebih saat ini ada banyak aktivitas plen air yang dilakukan para pelukis cat air melalui berbagai komunitas yang ada di Indonesia.
"Pelukis Watercolor memiliki peluang besar di ranah kontemporer, dengan catatan pelukisnya itu harus berani menerobos di luar kebiasaan dengan mendobrak pakem-pakem yang ada," papar Agus.
karya bertajuk Floating karya Agus Budiyanto (sumber gambar Galeri Nasional Indonesia)
Hal itu pun dia buktikan lewat karya bertajuk Floating (Watrcolor instalation, 700 X 700 Cm). Di mana sang seniman menampilkan karya instalasi yang menggambarkan keindahan alam dari atas ketinggian dengan media cat air, dacron, dan 8 roll kertas Hahnehmule.
"Karya ini memang terinspirasi saat saya naik pesawat, setelah memikirkan konsepnya secara matang akhirnya saya buat dan sempat dipamerkan di Bali. Media bawahnya itu juga kertas, dan water color tapi dilapisi pernis untuk melindungi karya saat dinjak," jelas Agus.
Baca juga: Lukisan Cerita-cerita Mimpi Seniman I Made Dabi Arnasa di Art Moments Jakarta 2022
Adapun, pameran seni lukis cat air antarbangsa atau International Watercolor Society (IWS), The 4th International Watercolor Exhibition dapat dinikmati oleh umum secara gratis di gedung B dan D, Galeri Nasional Indonesia pada 24 November-20 Desember 2022.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.