Mengenal Desain Interior Zen dan Cara Menghadirkannya di Rumah
27 November 2022 |
07:34 WIB
Buat kalian yang mendambakan ketenangan ketika berada di rumah, cobalah terapkan konsep interior Zen. Gaya dari Jepang ini menitikberatkan pada hal-hal esensial dalam penataan interior. Membuang yang tidak perlu, mempertahankan hal yang dibutuhkan.
Zen sejatinya merupakan ajaran filsafat Buddha yang berkembang di kawasan Asia Timur. Dikutip dari kamus Merriam Webster, Zen adalah sekte Buddhisme Mahayana Jepang yang bertujuan menggapai pencerahan dengan intuisi langsung lewat meditasi.
Di Negeri Matahari Terbit itu, Mahayana merupakan salah satu kelompok besar dari aliran agama Buddha yang dalam ritualnya memadukan unsur seni dan budaya setempat. Kemudian ketika Zen dihubungkan dengan hunian, maka jadilah desain rumah yang mencerminkan keseimbangan, harmoni, dan relaksasi.
Ada berbagai manfaat yang diperoleh ketika penghuni mengaplikasikan konsep tersebut untuk huniannya. Mengutip Bisnis Indonesia Weekend, Desainer Interior Dimas Suryono menuturkan melalui konsep Zen hunian semakin tertata rapi.
Baca juga: 5 Ide Desain Interior Geometrik yang Bikin Rumah Makin Estetik
Bukan hanya itu, tambah Dimas, dengan konsep itu membuat penghuninya lebih disiplin. Hal itu karena si penghuni hanya diperbolehkan menaruh benda yang memang memiliki kegunaan di dalam rumah.
Selebihnya, benda-benda yang tak begitu berguna sebaiknya disingkirkan karena hanya menyempitkan isi rumah. Ya dalam Zen, hanya benda atau barang fungsional yang mendapat tempat di rumah.
“Menurut saya kalau orang Indonesia susah [menerapkan konsep zen]. Sebab orangnya senang beli barang dan susah lepas terhadap barang tersebut. Sedangkan konsep Zen sendiri, saat ada barang baru maka yang lama dan tidak memiliki fungsi harus dikeluarkan [dari rumah],” tuturnya.
Namun, tambah Dimas, bukan berarti Anda tidak dapat mencoba konsep ini untuk hunian. Dengan catatan, bagi mereka yang berniat menerapkan konsep Zen di huniannya maka perlu persiapan ekstra karena mesti menahan hasrat memiliki sesuatu yang berlebih. Sekali lagi, konsep ini mengajarkan untuk mengatur diri agar tidak terlalu mengikuti keinginan.
Dimas menjelaskan konsep minimalis umumnya memiliki nada warna yang lebih beragam. Sebaliknya, Zen hanya berkutat pada warna-warna natural yaitu putih, abu-abu, hijau, krem, dan krem merah muda.
Untuk implementasinya di hunian, Dimas mengatakan, penerapan warnanya cenderung monokrom dalam satu ruangan. Misalnya, imbuh Dimas, jika lantai hijau, maka dinding diberi cat hijau muda, dan langit-langit cat hijaunya lebih terang. Dengan demikian ada gradasi warna dalam satu ruangan.
“Dari lantai yang gelap semakin ke atas, makin cerah warnanya,” imbuhnya.
Misalnya, untuk kursi bisa saja berbentuk sederhana tak ada ornamen. Namun, material kayu kursi itu berasal dari jenis kayu tertentu yang memunculkan motif-motif serat.
“Ukiran tidak ada, diganti oleh serat-serat kayu. Untuk furnitur yang sesuai dengan konsep Zen dapat menggunakan furnitur bergaya Jengki dan Skandinavia karena bentuk-bentuknya sederhana,” tuturnya.
Untuk material kayu, Indonesia mempunyai berbagai jenis kayu yang berkualitas seperti kayu jati, mahoni, dan sungkai. Kayu-kayu tersebut, tambah Dimas, direkomendasikan jika diaplikasikan pada konsep Zen karena memiliki serat-serat yang mencolok.
“Kalau logam jarang digunakan di konsep Zen. Kebanyakan logam digunakan pada interior bergaya minimalis,” ujarnya.
Selain pada furniture, tambah Dimas, material kayu biasa digunakan pada elemen lantai di konsep Zen. Namun, saat ini tidak mudah mendapatkan kayu-kayu jenis tersebut karena langka.
Untuk alternatifnya, penghuni dapat memanfaatkan material pengganti kayu seperti seperti vinyl dan keramik mirip kayu. Dimas menuturkan hal tersebut tak jadi persoalan karena yang mesti didapat adalah nuansa kayu.
“Jadi kalau tegel kunci, marmer, granit sudah dipastikan tidak dapat dihadirkan di konsep zen karena tidak sesuai dengan konsep Zen yang mengusung bentuk-bentuk sederhana,” ujarnya.
Untuk menunjang hal itu, maka rumah berkonsep Zen mengharuskan untuk menggunakan jedela berukuran besar yang menghadap ke taman. “Jendela itu layaknya kanvas lukisan. Jadi si penghuni bisa menikmati taman tersebut dengan leluasa lewat jendela yang besar itu,” ujarnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Zen sejatinya merupakan ajaran filsafat Buddha yang berkembang di kawasan Asia Timur. Dikutip dari kamus Merriam Webster, Zen adalah sekte Buddhisme Mahayana Jepang yang bertujuan menggapai pencerahan dengan intuisi langsung lewat meditasi.
Di Negeri Matahari Terbit itu, Mahayana merupakan salah satu kelompok besar dari aliran agama Buddha yang dalam ritualnya memadukan unsur seni dan budaya setempat. Kemudian ketika Zen dihubungkan dengan hunian, maka jadilah desain rumah yang mencerminkan keseimbangan, harmoni, dan relaksasi.
Ada berbagai manfaat yang diperoleh ketika penghuni mengaplikasikan konsep tersebut untuk huniannya. Mengutip Bisnis Indonesia Weekend, Desainer Interior Dimas Suryono menuturkan melalui konsep Zen hunian semakin tertata rapi.
Baca juga: 5 Ide Desain Interior Geometrik yang Bikin Rumah Makin Estetik
Bukan hanya itu, tambah Dimas, dengan konsep itu membuat penghuninya lebih disiplin. Hal itu karena si penghuni hanya diperbolehkan menaruh benda yang memang memiliki kegunaan di dalam rumah.
Selebihnya, benda-benda yang tak begitu berguna sebaiknya disingkirkan karena hanya menyempitkan isi rumah. Ya dalam Zen, hanya benda atau barang fungsional yang mendapat tempat di rumah.
“Menurut saya kalau orang Indonesia susah [menerapkan konsep zen]. Sebab orangnya senang beli barang dan susah lepas terhadap barang tersebut. Sedangkan konsep Zen sendiri, saat ada barang baru maka yang lama dan tidak memiliki fungsi harus dikeluarkan [dari rumah],” tuturnya.
Namun, tambah Dimas, bukan berarti Anda tidak dapat mencoba konsep ini untuk hunian. Dengan catatan, bagi mereka yang berniat menerapkan konsep Zen di huniannya maka perlu persiapan ekstra karena mesti menahan hasrat memiliki sesuatu yang berlebih. Sekali lagi, konsep ini mengajarkan untuk mengatur diri agar tidak terlalu mengikuti keinginan.
Tip Penataan Interior Zen
Berikut beberapa poin dari Dimas yang patut Anda perhatikan saat menerapkan konsep Zen di hunian:-
Perbedaan Minimalis & Zen
Dimas menjelaskan konsep minimalis umumnya memiliki nada warna yang lebih beragam. Sebaliknya, Zen hanya berkutat pada warna-warna natural yaitu putih, abu-abu, hijau, krem, dan krem merah muda.
-
Penggunaan Warna
Untuk implementasinya di hunian, Dimas mengatakan, penerapan warnanya cenderung monokrom dalam satu ruangan. Misalnya, imbuh Dimas, jika lantai hijau, maka dinding diberi cat hijau muda, dan langit-langit cat hijaunya lebih terang. Dengan demikian ada gradasi warna dalam satu ruangan.
“Dari lantai yang gelap semakin ke atas, makin cerah warnanya,” imbuhnya.
-
Pemilihan Furnitur
Misalnya, untuk kursi bisa saja berbentuk sederhana tak ada ornamen. Namun, material kayu kursi itu berasal dari jenis kayu tertentu yang memunculkan motif-motif serat.
“Ukiran tidak ada, diganti oleh serat-serat kayu. Untuk furnitur yang sesuai dengan konsep Zen dapat menggunakan furnitur bergaya Jengki dan Skandinavia karena bentuk-bentuknya sederhana,” tuturnya.
-
Material
Untuk material kayu, Indonesia mempunyai berbagai jenis kayu yang berkualitas seperti kayu jati, mahoni, dan sungkai. Kayu-kayu tersebut, tambah Dimas, direkomendasikan jika diaplikasikan pada konsep Zen karena memiliki serat-serat yang mencolok.
“Kalau logam jarang digunakan di konsep Zen. Kebanyakan logam digunakan pada interior bergaya minimalis,” ujarnya.
Selain pada furniture, tambah Dimas, material kayu biasa digunakan pada elemen lantai di konsep Zen. Namun, saat ini tidak mudah mendapatkan kayu-kayu jenis tersebut karena langka.
Untuk alternatifnya, penghuni dapat memanfaatkan material pengganti kayu seperti seperti vinyl dan keramik mirip kayu. Dimas menuturkan hal tersebut tak jadi persoalan karena yang mesti didapat adalah nuansa kayu.
“Jadi kalau tegel kunci, marmer, granit sudah dipastikan tidak dapat dihadirkan di konsep zen karena tidak sesuai dengan konsep Zen yang mengusung bentuk-bentuk sederhana,” ujarnya.
-
Dekorasi
-
Titik Fokus
-
Taman & Jendela
Untuk menunjang hal itu, maka rumah berkonsep Zen mengharuskan untuk menggunakan jedela berukuran besar yang menghadap ke taman. “Jendela itu layaknya kanvas lukisan. Jadi si penghuni bisa menikmati taman tersebut dengan leluasa lewat jendela yang besar itu,” ujarnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.