Kiri ke kanan: Aktris Marissa Anita, produser Wicky V. Olindo, filmmaker Kamila Andini, Content Lead Netflix Indonesia Rusli Eddy, dan sutradara Joko Anwar di acara IdeaFest 2022, Jakarta, Jumat (25/11/2022). (Sumber gambar: Netflix)

Platform Streaming Jadi Medium Eksplorasi Film Masa Depan

26 November 2022   |   06:00 WIB

Masa pandemi selama dua tahun terakhir telah mengubah berbagai hal, mulai dari kebiasaan bekerja hingga menikmati konten. Tak hanya sampai di sana, hal ini juga berdampak pada bagaimana sineas film berkarya pada masa kini dan masa yang akan datang terutama tentang bagaimana relevansi konten lokal bagi audiens global.

Mengenai kebiasaan audiens dalam menikmati konten, sutradara Joko Anwar menjelaskan bahwa kehadiran platform streaming membuat adanya harapan bagi para sineas film untuk bisa berkarya dengan genre film yang belum banyak diterima luas oleh masyarakat Indonesia seperti genre sains fiksi.

Konten film ini juga meliputi beberapa tema yang kurang aman bagi standar bioskop, tapi bisa diakomodasi atau dibuka oleh platform streaming. Bagi sutradara film Pengabdi Setan dan Perempuan Tanah Jahanam itu, hal ini membuat para sineas film bisa mengeksplorasi berbagai cerita dan genre.

Baca juga: Begini Gaya Konsumsi Hiburan di Platform Streaming Menurut Survei Populix

Tidak hanya membuka peluang produksi akan konten film maupun serial yang cenderung eksperimental atau kurang populer, platform streaming juga bisa jadi ajang untuk membuka eksplorasi terhadap film adaptasi buku yang memiliki narasi yang kompleks. Ratih Kumala, filmmaker yang tengah memproduksi serial Gadis Kretek, melihat bahwa ada tantangan dalam mengemas novelnya untuk dijadikan film.

Awalnya pada 2011, Kamila menceritakan bahwa awalnya pihaknya tertarik untuk mulai menggarap novel karangan Ratih Kumala tersebut untuk dijadikan film. Sayangnya, dia menemukan ragam tantangan dari biaya produksi yang cukup mahal, konteks cerita yang melalui banyak zaman atau kronologi waktu, hingga banyaknya karakter yang diperlukan.

"Dengan berubahnya zaman ke era serial yang saat ini banyak diangkat oleh streaming platform dan durasi yang lebih panjang, kami jadi mempunyai lebih banyak ruang untuk mengeksplorasi karakter dengan lebih kompleks dan luas. Menurut saya ini akan menjadi sesuatu yang terus dilakukan," tambahnya dalam acara IdeaFest 2022, Jumat (25/11/2022).

Dari sisi produksi, Wicky menyebutkan bahwa perubahan produksi dengan terbukanya peluang karier bagi kru atau filmmaker yang masih baru. Dengan adanya kebutuhan akan lebih banyak pelaku produksi film, platform streaming bisa menjadi kesempatan untuk menunjukkan kemampuan yang mereka miliki.

Baca juga: Digitalisasi Membuat Semua Orang Bisa Masuk Industri Film

Baginya, hal yang menyenangkan dari hal ini terletak pada genre yang lebih bervariasi. Hal ini bisa menjadi ajang untuk mencari berbagai individu dari kalangan filmmakers yang potensial di masa depan, sehingga bisa mendorong regenerasi dari sineas film yang ada saat ini.

Regenerasi ini bisa dimulai dari gerakan berbagai platform streaming dan stakeholders di bidang perfilman untuk berani melibatkan berbagai talenta baru, di mana Country Lead Netflix Indonesia Rusli Eddy meyakini bahwa keterlibatan para sineas baru dari posisi awal bisa menjadi kunci dari pengembangan talenta baru.

Dengan adanya inisiatif untuk melibatkan para sineas pemula atau baru, hal ini bisa mendatangkan lebih banyak peluang produksi konten film dan serial yang lebih produktif di masa yang akan datang. Bahkan, upaya yang serius di tingkat yang lebih tinggi diharapkan bisa jadi membangun komitmen dari sisi penonton.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Chuu Resmi dikeluarkan dari Girl Group LOONA, Ini Alasan Agensi

BERIKUTNYA

Menteri BUMN Erick Thohir Dukung Trauma Healing Korban Gempa Cianjur

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: