Ini Dia Tren Fesyen Pria yang Tengah Naik Daun
23 November 2022 |
22:25 WIB
Setelah pandemi melanda hampir 3 tahun terakhir, masyarakat saat ini mulai banyak yang beraktivitas di luar rumah baik saat bekerja maupun ketika hangout bersama para rekan dan sahabat. Hal ini rupanya ikut mempengaruhi tren berbusana.
Bukan cuma wanita, para pria saat ini pun makin sadar akan penampilan sehingga penting bagi mereka memilih pakaian dan busana yang pas untuk sehari-hari.
Adinda Pandjaitan, Head of Women and Men Category Hypefast mengatakan bahwa saat ini fesyen busana pria lebih cenderung ke busana yang santai dan smart casual.
Apalagi, dengan semakin terbukanya aktivitas setelah masa pandemi sehingga para konsumen cenderung mencari pakaian yang lebih trendy untuk keseharian. Atasannya, varsity jacket dan hoodie masih menjadi pilihan para pria untuk berbusana.
Sementara itu, yang ingin tampil lebih formal, kemeja strong-collars dengan warna-warna netral, serta polo shirt atau vest juga sering kali dijadikan sebagai pilihan
Sementara untuk bawahannya, denim berwarna gelap menjadi all-time trend untuk busana pria. Selain itu, saat ini pria juga mulai gemar menggunakan bermuda short atau celana pendek untuk kegiatan santai mereka.
"Secara keseluruhan berdasarkan data dari brand-brand kami, kaos serta hoodie yang paling diminati, dengan kisaran harga berada di angka Rp 70.000 hingga Rp 300.000," ucapnya.
Menurutnya, fesyen pria masih berkiblat dengan trend yang berkembang di luar negeri sehingga pilihan-pilihan brand luar negeri masih marak di pasar. Meski demikian, brand lokal kini makin berkembang dengan kualitas produk dan style yang dapat disandingkan dengan brand luar membuat secara perlahan brand lokal akan merajai pasar di tanah air.
"Brand lokal ini harus dapat menjawab kebutuhan dari fesyen tersebut, terutama untuk menggaet pasar di generasi z yang lebih melek fesyen," jelasnya.
Untuk itu, perlu dilakukan secara berkala riset pasar mengenai minat mereka terhadap produk, terutama produk fesyen.
Apalagi dari sisi market fesyen pria cukup unik karena mereka tidak telalu mementingkan pola, desain dari produk, tetapi melihat dari sisi kualitas dan kenyamanan saat digunakan termasuk bersifat fungsional yang bisa digunakan di segala aktivitas.
Senada disampaikan oleh Andi Pangeran, Pemilik Owners Worldwide yang mengatakan bahwa tren fesyen akan terus berputar. Untuk tahun 2022 ini, dia melihat bahwa fesyen kembali ke era 90an yaitu model celana atau kaos dengan potongan yang over size. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang cenderung berbentuk slim atau celana skinny.
Tren fesyen ini menurutnya pertama kali berkembang dari luar negeri yang kemudian diaplikasikan oleh para influencer atau KOL sehingga mempengaruhi para followers dan pergerakan tren fesyen di Indonesia.
Adapun untuk range harga produk yang saat ini diminati oleh para konsumen berada pada rentang Rp75.000 hingga Rp90.000 sedangkan untuk celana harga yang paling diminati sekitar Rp200.000 hingga Rp400.000.
Diakui olehnya bahwa dalam membeli produk, para konsumennya saat ini cukup memperhatikan kualitas. Memang pada masa awal pandemi, banyak brand yang mencoba menjual dengan harga murah untuk menarik pasar tetapi saat ini banyak diantara mereka yang sudah mulai memperhatikan kualitas produk dengan harga yang ditawarkan sesuai kualitas.
“Sebagai brand kita harus menempatkan positioning, jangan terlalu murah dan jangan terlalu mahal juga. Kalau terlalu murah maka positioningnya juga akan menjadi rendah. Rupanya hal ini juga cukup mempengaruhi behavior para konsumen kelompok Gen Z,” jelasnya.
Brand yang sudah berdiri sejak 2012 ini, mengatakan bahwa dalam sebulan pihaknya bisa menjual sekitar 15.000 hingga 18.000 pcs dengan kapasitas produksi mencapai 20.000 pcs. Dari total tersebut, sekitar 70% diantaranya masih didominasi penjualan kaos.
“Kalau lebaran atau momen tertentu kapasitas produksi bisa meningkat sekitar 4 hingga 5 kali lipat,” ucapnya.
Editor: Fajar Sidik
Bukan cuma wanita, para pria saat ini pun makin sadar akan penampilan sehingga penting bagi mereka memilih pakaian dan busana yang pas untuk sehari-hari.
Adinda Pandjaitan, Head of Women and Men Category Hypefast mengatakan bahwa saat ini fesyen busana pria lebih cenderung ke busana yang santai dan smart casual.
Apalagi, dengan semakin terbukanya aktivitas setelah masa pandemi sehingga para konsumen cenderung mencari pakaian yang lebih trendy untuk keseharian. Atasannya, varsity jacket dan hoodie masih menjadi pilihan para pria untuk berbusana.
Sementara itu, yang ingin tampil lebih formal, kemeja strong-collars dengan warna-warna netral, serta polo shirt atau vest juga sering kali dijadikan sebagai pilihan
Sementara untuk bawahannya, denim berwarna gelap menjadi all-time trend untuk busana pria. Selain itu, saat ini pria juga mulai gemar menggunakan bermuda short atau celana pendek untuk kegiatan santai mereka.
"Secara keseluruhan berdasarkan data dari brand-brand kami, kaos serta hoodie yang paling diminati, dengan kisaran harga berada di angka Rp 70.000 hingga Rp 300.000," ucapnya.
Menurutnya, fesyen pria masih berkiblat dengan trend yang berkembang di luar negeri sehingga pilihan-pilihan brand luar negeri masih marak di pasar. Meski demikian, brand lokal kini makin berkembang dengan kualitas produk dan style yang dapat disandingkan dengan brand luar membuat secara perlahan brand lokal akan merajai pasar di tanah air.
"Brand lokal ini harus dapat menjawab kebutuhan dari fesyen tersebut, terutama untuk menggaet pasar di generasi z yang lebih melek fesyen," jelasnya.
Untuk itu, perlu dilakukan secara berkala riset pasar mengenai minat mereka terhadap produk, terutama produk fesyen.
Apalagi dari sisi market fesyen pria cukup unik karena mereka tidak telalu mementingkan pola, desain dari produk, tetapi melihat dari sisi kualitas dan kenyamanan saat digunakan termasuk bersifat fungsional yang bisa digunakan di segala aktivitas.
Senada disampaikan oleh Andi Pangeran, Pemilik Owners Worldwide yang mengatakan bahwa tren fesyen akan terus berputar. Untuk tahun 2022 ini, dia melihat bahwa fesyen kembali ke era 90an yaitu model celana atau kaos dengan potongan yang over size. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang cenderung berbentuk slim atau celana skinny.
Tren fesyen ini menurutnya pertama kali berkembang dari luar negeri yang kemudian diaplikasikan oleh para influencer atau KOL sehingga mempengaruhi para followers dan pergerakan tren fesyen di Indonesia.
Adapun untuk range harga produk yang saat ini diminati oleh para konsumen berada pada rentang Rp75.000 hingga Rp90.000 sedangkan untuk celana harga yang paling diminati sekitar Rp200.000 hingga Rp400.000.
Diakui olehnya bahwa dalam membeli produk, para konsumennya saat ini cukup memperhatikan kualitas. Memang pada masa awal pandemi, banyak brand yang mencoba menjual dengan harga murah untuk menarik pasar tetapi saat ini banyak diantara mereka yang sudah mulai memperhatikan kualitas produk dengan harga yang ditawarkan sesuai kualitas.
“Sebagai brand kita harus menempatkan positioning, jangan terlalu murah dan jangan terlalu mahal juga. Kalau terlalu murah maka positioningnya juga akan menjadi rendah. Rupanya hal ini juga cukup mempengaruhi behavior para konsumen kelompok Gen Z,” jelasnya.
Brand yang sudah berdiri sejak 2012 ini, mengatakan bahwa dalam sebulan pihaknya bisa menjual sekitar 15.000 hingga 18.000 pcs dengan kapasitas produksi mencapai 20.000 pcs. Dari total tersebut, sekitar 70% diantaranya masih didominasi penjualan kaos.
“Kalau lebaran atau momen tertentu kapasitas produksi bisa meningkat sekitar 4 hingga 5 kali lipat,” ucapnya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.