Festival Film Indonesia 2022 Cerminkan Dinamika Positif Perfilman Nasional
21 November 2022 |
18:42 WIB
Deretan nominasi Festival Film Indonesia atau FFI 2022 menunjukkan dinamika positif di industri perfilman Indonesia. Hal ini tampak dari beragamnya tema, genre, cara bertutur, hingga kritik film yang berkembang di berbagai platform. Beberapa film yang masuk nominasi FFI 2022 bertema politik, cinta, keluarga, hingga heist.
Komite Bidang Penjurian FFI 2021-2023, Garin Nugroho, menuturkan film-film yang masuk dalam nominasi FFI 2022 begitu beragam, baik dari segi genre, tema cerita, maupun kualitasnya.
"Ada yang bersumber dari buku sastra populer dan buku biografi. Jenis-jenisnya juga menarik, ada bertema politik, thriller yang mengangkat budaya populer, dan horor yang dulu sering disepelekan sebagai genre," jelasnya.
Baca juga: Berbagai Fakta Sejarah Festival Film Indonesia (FFI) yang Perlu Kalian Ketahui
Menurutnya, film tidak lepas dari sumber-sumber kebudayaan populer maupun kehidupan sosial-politik yang tumbuh di Indonesia, dan itu tampak dari film-film yang ada di nominasi FFI 2022. Baik itu film panjang, dokumenter, film pendek, animasi, maupun kritik film.
Garin mengatakan saat ini perkembangan kritik film yang ditayangkan dalam media baru non-cetak seperti media daring, website atau blog pribadi, dan YouTube, mengalami peningkatan dan menjadi penanda pertumbuhan apresiasi audiens terhadap film-film nasional.
Selama ini, film-film yang masuk dalam nominasi FFI didominasi oleh art house film atau film seni. Sebab, Garin menuturkan pencapaian unsur-unsur pembangun dalam beberapa film populer cenderung kurang berkualitas, sehingga jarang masuk ke dalam nominasi FFI.
Namun, tahun ini, film populer dengan jutaan penonton seperti KKN di Desa Penari juga masuk dalam nominasi dan menjadi bahan diskusi. Hal ini membuktikan bahwa kuantitas tak melulu berbanding terbalik dengan kualitas, sehingga menjadi pertanda adanya dinamika baru dalam dunia perfilman Indonesia.
Garin menilai kondisi tersebut terjadi berkat beberapa hal seperti misalnya pengolahan teknologi film. Menurutnya, generasi para filmmaker saat ini mengalami percepatan dalam mengolah teknologi film, sehingga menimbulkan standarisasi perfilman global.
Begitupun dengan cara bertutur (storytelling) mereka dalam membuat film, yang cenderung beragam satu dengan yang lainnya. Hal itu kian diperkuat dengan arus penonton Indonesia yang sudah apresiatif terhadap ragam produk film yang ada.
"Dengan demikian, batas-batas antara seni, hiburan, pencapaian teknologi dan industri sudah lebur menjadi satu. Itu adalah pertanda dinamika film Indonesia yang makin dewasa," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek RI, Hilmar Farid, menuturkan ajang FFI bisa menjadi tolok ukur dari pencapaian industri perfilman nasional baik dari segi artistik, produksi, maupun resepsi masyarakat dengan adanya kategori Kritik Film.
Baca juga: Lebih Meriah, Ini Hal-Hal Spesial yang Bakal Hadir pada Malam Anugerah FFI 2022
Hilmar menambahkan film Indonesia sudah mulai menemukan jati dirinya dan beberapa karya anak bangsa pun berhasil mendapatkan simpati masyarakat bahkan mendapat apresiasi tinggi hingga ke luar negeri
"Kami berharap tentu ini [FFI] akan menjadi satu perhelatan yang sangat penting. Semoga dengan begitu pada akhirnya film Indonesia akan semakin sejajar dengan film Internasional," imbuhnya.
Adapun, Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia 2022 akan diselenggarakan pada 22 November 2022 di Assembly Hall Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Festival Film Indonesia, Budaya Saya, dan Kemendikbudristek RI.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komite Bidang Penjurian FFI 2021-2023, Garin Nugroho, menuturkan film-film yang masuk dalam nominasi FFI 2022 begitu beragam, baik dari segi genre, tema cerita, maupun kualitasnya.
"Ada yang bersumber dari buku sastra populer dan buku biografi. Jenis-jenisnya juga menarik, ada bertema politik, thriller yang mengangkat budaya populer, dan horor yang dulu sering disepelekan sebagai genre," jelasnya.
Baca juga: Berbagai Fakta Sejarah Festival Film Indonesia (FFI) yang Perlu Kalian Ketahui
Menurutnya, film tidak lepas dari sumber-sumber kebudayaan populer maupun kehidupan sosial-politik yang tumbuh di Indonesia, dan itu tampak dari film-film yang ada di nominasi FFI 2022. Baik itu film panjang, dokumenter, film pendek, animasi, maupun kritik film.
Garin mengatakan saat ini perkembangan kritik film yang ditayangkan dalam media baru non-cetak seperti media daring, website atau blog pribadi, dan YouTube, mengalami peningkatan dan menjadi penanda pertumbuhan apresiasi audiens terhadap film-film nasional.
Selama ini, film-film yang masuk dalam nominasi FFI didominasi oleh art house film atau film seni. Sebab, Garin menuturkan pencapaian unsur-unsur pembangun dalam beberapa film populer cenderung kurang berkualitas, sehingga jarang masuk ke dalam nominasi FFI.
Namun, tahun ini, film populer dengan jutaan penonton seperti KKN di Desa Penari juga masuk dalam nominasi dan menjadi bahan diskusi. Hal ini membuktikan bahwa kuantitas tak melulu berbanding terbalik dengan kualitas, sehingga menjadi pertanda adanya dinamika baru dalam dunia perfilman Indonesia.
Garin menilai kondisi tersebut terjadi berkat beberapa hal seperti misalnya pengolahan teknologi film. Menurutnya, generasi para filmmaker saat ini mengalami percepatan dalam mengolah teknologi film, sehingga menimbulkan standarisasi perfilman global.
Begitupun dengan cara bertutur (storytelling) mereka dalam membuat film, yang cenderung beragam satu dengan yang lainnya. Hal itu kian diperkuat dengan arus penonton Indonesia yang sudah apresiatif terhadap ragam produk film yang ada.
"Dengan demikian, batas-batas antara seni, hiburan, pencapaian teknologi dan industri sudah lebur menjadi satu. Itu adalah pertanda dinamika film Indonesia yang makin dewasa," ujarnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek RI, Hilmar Farid, menuturkan ajang FFI bisa menjadi tolok ukur dari pencapaian industri perfilman nasional baik dari segi artistik, produksi, maupun resepsi masyarakat dengan adanya kategori Kritik Film.
Baca juga: Lebih Meriah, Ini Hal-Hal Spesial yang Bakal Hadir pada Malam Anugerah FFI 2022
Hilmar menambahkan film Indonesia sudah mulai menemukan jati dirinya dan beberapa karya anak bangsa pun berhasil mendapatkan simpati masyarakat bahkan mendapat apresiasi tinggi hingga ke luar negeri
"Kami berharap tentu ini [FFI] akan menjadi satu perhelatan yang sangat penting. Semoga dengan begitu pada akhirnya film Indonesia akan semakin sejajar dengan film Internasional," imbuhnya.
Adapun, Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia 2022 akan diselenggarakan pada 22 November 2022 di Assembly Hall Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, yang disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Festival Film Indonesia, Budaya Saya, dan Kemendikbudristek RI.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.