Thrifting juga bisa menjadi solusi untuk mengurangi sampah fesyen. (Sumber gambar: Hypeabis/Himawan L. Nugraha)

Aksi Tukar Baju & Thrifting Ternyata Dapat Mengurangi Limbah Fesyen di Bumi

17 November 2022   |   17:04 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup dan fesyen berkelanjutan mulai ngetren di kalangan anak muda di Indonesia. Melalui komunitas-komunitas yang bergiat di isu lingkungan mereka banyak melakukan kampanye sustainable fashion.

Sustainable fashion secara sederhana adalah sebuah gaya hidup untuk menggunakan bahan ramah lingkungan dan beretika dengan mendukung kelangsungan hidup para pekerja produksi hingga akhirnya dipakai masyarakat.

Amanda Zahra Marsono, Head of PR & Marketing Zero Waste mengatakan, dari sisi konsumen untuk menerapkan pola hidup tersebut adalah dengan cermat dalam memilih pakaian sebelum dibeli. Salah satunya dengan melakukan riset apakah jenama tersebut menerapkan produksi berkelanjutan atau tidak.

Baca juga: Yuk Buat 3 Dampak Luar Biasa Ini dengan Gaya Hidup Thrifting

Dia mengungkap industri mode  hingga saat ini adalah penyumbang 20 persen limbah air dunia, dan 10 persen dari total emisi karbon  skala global. Untuk itu perlu dilakukan gerakan nyata dalam mengurangi dampak negatif tersebut pada bumi.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by #TukarBaju (@tukarbaju_)


Dari sinilah dia lalu melakukan kampanye bernama Tukar Baju yang diharap bisa menjadi solusi sampah fesyen di Indonesia. Dimulai dari 2019, gerakan itu pun telah berhasil merangkul ribuan peserta untuk mengurangi limbah pakaian di beberapa daerah.

"Selain mengajak para slow fashion untuk menahan diri tidak belanja 3 bulan dari diskon-diskon yang ada di platform online. Kita juga mau mengadakan lagi gerakan Tukar Baju untuk terus mengurangi limbah pakaian" papar Amanda pada Hypeabis.id belum lama ini.

Selain itu, menurut Amanda membeli pakian bekas atau thrifting juga bisa menjadi solusi untuk mengurangi sampah fesyen.  Tak hanya memiliki harga murah kegiatan ini juga bisa menjadi solusi untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik lewat proses circular economy. 

Hal senada juga diungkap Co-founder dan CEO Tinkerlust, Samira Shihab yang saat ini bergiat menyebarkan gerakan sustainable fashion lewat e-commerce bernama Tinkerlust sebagai platform preloved goods di Indonesia.

"Selain menciptakan circular economy fesyen yang sudah tidak dipakai bisa juga kembali diperjualbelikan, sehingga tidak menumpuk dan tetap menjaga nilai fesyen itu sendiri selama mungkin," papar Samira.

Samira mengatakan, sebelumnya mereka juga telah membuat campaign drop and save yang berkolaborasi dengan salah satu brand lokal di Indonesia untuk mengajak masyarakat mengumpulkan barang fesyen yang sudah tidak terpakai. 

Dari kampanye itu mereka pun berhasil mengumpulkan puluhan barang fesyen yang dijual kembali oleh tim Tinkerlust sebagai perwujudan derai perputaran ekonomi yang lebih baik. Dia pun berharap gerakan ini bisa jadi new shopping lifstyle baru di Tanah Air.

"Kami berharap dengan gerakan ini dapat membantu mengurangi dampak lingkungan dari limbah industri fashion, serta menginspirasi bisnis lain dan para konsumen untuk sama-sama mengadopsi circular economy dan sustainable fashion," terang Samira.


Editor: Indyah Sutrinngrum


 

SEBELUMNYA

Ini Manfaat & Tip Berjemur pada Pagi Hari Agar Kulit Sehat Maksimal

BERIKUTNYA

Simak Sejarah Kelam & Rekomendasi Ucapan Hari Pelajar Internasional

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: