Terjebak di Lingkungan Kerja yang Toxic? 5 Tips Ini Wajib Dicoba
30 June 2021 |
15:19 WIB
Stres akibat pekerjaan merupakan hal yang enggak bisa Genhype hindari, apalagi ketika harus berhadapan dengan berbagai permasalahan di lingkungan kerja seperti drama di kantor hingga rekan kerja yang menyebalkan.
Situasi lingkungan kerja yang toxic kemudian memicu perasaan kurang bahagia, merasa kurang berharga, dan kurang motivasi sehingga dampaknya bisa berujung pada keputusan untuk mengundurkan diri atau pindah ke tempat baru.
Kalau Genhype sudah merasa terjebak dalam lingkungan kerja yang toxic, ini saatnya Gehype melakukan langkah-langkah di bawah ini karena hal ini bisa membantu Genhype mengurangi risiko stres kronis dan penyakit mental seperti depresi.
1. Temukan teman di lingkungan kerja
Dukungan teman-teman di lingkungan kerja bisa menjadikan kehidupan di lingkungan kerja menjadi lebih baik, di mana hal ini penting secara profesional dan secara personal.
Penelitian Wellbeing: The Five Essential Elements di Amerika Serikat menunjukkan bahwa mereka yang memiliki teman baik di lingkungan pekerjaan memiliki kecenderungan tujuh kali lebih fokus pada pekerjaannya dan memiliki tingkat prodiktivitas yang lebih tinggi serta kepuasan pekerjaan yang lebih baik.
Coba deh ketika Genhype masih bekerja atau yang akan segera pindah ke tempat baru, mulai kelilingi sirkel kamu dengan orang-orang yang positif dan bisa mendukung satu sama lain.
2. Jadilah orang yang mulai melakukan perubahan
Menjadi orang yang membentuk kultur kerja daripada hanya sekadar duduk diam ternyata punya pengaruh tersendiri lho, apalagi buat Genhype yang punya posisi yang tinggi dan merupakan contoh bagi karyawan lainnya.
Mulai dengan membangun lingkungan yang baik melalui pujian ketika mereka sudah bekerja dengan baik sehingga karyawan lain merasa bahwa mereka sudah melakukan usaha yang terbaik.
Selain itu, cara lainnya adalah dengan saling menghargai dan memperlakukan karyawan lain dengan baik meski Genhype bukan seseorang hanyalah karyawan biasa.
3. Buat batasan yang jelas
Batasan antara kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadi harus ada batas yang jelas untuk menghindari bercampurnya masalah di saat bekerja.
Mulai dengan menjadi profesional dan melakukan semua pekerjaan dengan baik kemudian alihkan pekerjaan ketika Genhype sudah selesai bekerja. Jangan gunakan waktu pribadi di hari-hari yang diperuntukan bagi keluarga dan juga sebaliknya kecuali jika ada hal terkait pekerjaan yang mendesak.
4. Lepaskan stres setelah bekerja
Setelah bekerja, kegiatan yang cocok dilakukan adalah melakukan aktivitas yang bisa meredakan stres seperti olahraga atau melakukan hobi yang biasa Genhype suka.
Kegiatan ini bisa membantu melepaskan hormon endorfin yang melawan stres dan memicu perasaan positif di dalam tubuh.
5. Rencanakan strategi setelah berhenti
Jika Genhype masih mengalami stres akibat lingkungan kerja yang toxic hingga menganggu kesehatan, maka ini saatnya Genhype mulai membuat rencana untuk mencari kerja di tempat yang baru dengan memperbarui CV dan mulai mencari lowongan.
Jangan takut untuk berhenti dari pekerjaan yang saat ini karena pada akhirnya kesehatan mental dan kebahagiaan tetap yang utama.
Editor: M R Purboyo
Situasi lingkungan kerja yang toxic kemudian memicu perasaan kurang bahagia, merasa kurang berharga, dan kurang motivasi sehingga dampaknya bisa berujung pada keputusan untuk mengundurkan diri atau pindah ke tempat baru.
Kalau Genhype sudah merasa terjebak dalam lingkungan kerja yang toxic, ini saatnya Gehype melakukan langkah-langkah di bawah ini karena hal ini bisa membantu Genhype mengurangi risiko stres kronis dan penyakit mental seperti depresi.
1. Temukan teman di lingkungan kerja
Dukungan teman-teman di lingkungan kerja bisa menjadikan kehidupan di lingkungan kerja menjadi lebih baik, di mana hal ini penting secara profesional dan secara personal.
Penelitian Wellbeing: The Five Essential Elements di Amerika Serikat menunjukkan bahwa mereka yang memiliki teman baik di lingkungan pekerjaan memiliki kecenderungan tujuh kali lebih fokus pada pekerjaannya dan memiliki tingkat prodiktivitas yang lebih tinggi serta kepuasan pekerjaan yang lebih baik.
Coba deh ketika Genhype masih bekerja atau yang akan segera pindah ke tempat baru, mulai kelilingi sirkel kamu dengan orang-orang yang positif dan bisa mendukung satu sama lain.
2. Jadilah orang yang mulai melakukan perubahan
Menjadi orang yang membentuk kultur kerja daripada hanya sekadar duduk diam ternyata punya pengaruh tersendiri lho, apalagi buat Genhype yang punya posisi yang tinggi dan merupakan contoh bagi karyawan lainnya.
Mulai dengan membangun lingkungan yang baik melalui pujian ketika mereka sudah bekerja dengan baik sehingga karyawan lain merasa bahwa mereka sudah melakukan usaha yang terbaik.
Selain itu, cara lainnya adalah dengan saling menghargai dan memperlakukan karyawan lain dengan baik meski Genhype bukan seseorang hanyalah karyawan biasa.
3. Buat batasan yang jelas
Batasan antara kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadi harus ada batas yang jelas untuk menghindari bercampurnya masalah di saat bekerja.
Mulai dengan menjadi profesional dan melakukan semua pekerjaan dengan baik kemudian alihkan pekerjaan ketika Genhype sudah selesai bekerja. Jangan gunakan waktu pribadi di hari-hari yang diperuntukan bagi keluarga dan juga sebaliknya kecuali jika ada hal terkait pekerjaan yang mendesak.
4. Lepaskan stres setelah bekerja
Setelah bekerja, kegiatan yang cocok dilakukan adalah melakukan aktivitas yang bisa meredakan stres seperti olahraga atau melakukan hobi yang biasa Genhype suka.
Kegiatan ini bisa membantu melepaskan hormon endorfin yang melawan stres dan memicu perasaan positif di dalam tubuh.
5. Rencanakan strategi setelah berhenti
Jika Genhype masih mengalami stres akibat lingkungan kerja yang toxic hingga menganggu kesehatan, maka ini saatnya Genhype mulai membuat rencana untuk mencari kerja di tempat yang baru dengan memperbarui CV dan mulai mencari lowongan.
Jangan takut untuk berhenti dari pekerjaan yang saat ini karena pada akhirnya kesehatan mental dan kebahagiaan tetap yang utama.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.