Room to Read & Ashoka Ajak Anak-Anak Jadi Changemaker lewat 12 Buku Cerita Bergambar
13 November 2022 |
16:14 WIB
Organisasi nirlaba Room to Read dan Ashoka terus berupaya membangun literasi dan keterampilan pelajar di Indonesia. Upaya tersebut salah satunya dengan mengajak anak-anak untuk gemar membaca lewat kisah para pembaru yang disajikan dalam cerita bergambar dengan genre non-fiksi naratif.
Menggandeng penerbit Bhuana Ilmu Populer (BIP) dan Nourabooks, Room to Read dan Ashoka meluncurkan serial buku cerita bergambar Becoming a Changemaker: Menjadi Penggerak Perubahan yang menampilkan 12 kisah inspiratif para pembaru di Indonesia.
Baca juga: Manfaat Membaca Buku Bersama bagi Ayah & Anak
Dirancang oleh Room to Read dan Ashoka, serial buku tersebut diharap jadi alat yang efektif dan menarik untuk mengajak anak-anak usia 7 – 12 tahun agar gemar membaca buku, tidak gentar melihat masalah, dan berani membuat perubahan dari hal-hal kecil di sekitar mereka.
Sebelum diterbitkan, para penulis dan ilustrator buku tersebut juga mendapat bimbingan intensif melalui workshop dan mentoring dari Room to Read, sehingga mereka dapat menyajikan kisah para penggerak perubahan dengan seru, imajinatif, dan sesuai dengan dunia anak-anak.
Direktur Ashoka Asia Tenggara Nani Zulminarni mengatakan aktivitas membaca sejak dini sangat penting, karena dapat menumbuhkan kecintaan terhadap pengetahuan dan literasi. Selain itu, orang tua juga harus mengajarkan pada mereka untuk menciptakan perubahan positif dari hal-hal kecil.
"Lewat buku ini, kami mencoba mendekatkan para changemaker pada anak-anak lewat hal-hal kecil. Kami percaya perubahan sekecil apa pun itu bergharga, dan patut diapresiasi,"papar Nani dalam acara peluncuran buku "Becoming a Changemaker” di Jakarta Convention Center, Minggu, (13/11/2022).
Baca juga: 5 Rekomendasi Buku dan Novel Filsafat untuk Pemula
Sementara itu, Program Manager Provisi Mandiri Pratama Sabrina mengatakan melalui serial buku tersebut diharap bisa memberi inspirasi bagi anak-anak dan orang tua, sehingga dapat mengajak buah hatinya untuk bersama-sama menjadi tokoh perubahan di masa depan.
Hal itu senada dengan studi OECD (Organization of Economic Co-operation and Development). Dengan adanya perubahan cepat mengharuskan orang tua untuk menyiapkan anak-anak agar mampu menghadapinya dan memecahkan setiap masalah dengan bentuan teknologi.
"Guru dan orang tua bisa mengenalkan kegiatan positif lewat kisah inspiratif di buku. Mereka juga bisa menanyakan ada masalah apa yang terjadi di sekitar. Misalnya terkait pengelolaan sampah dan bagaimana solusinya. Dari sinilah kita bisa membangun habbit terhadap anak-anak untuk membuat perubahan," terang Sabrina.
Adapun beberapa tokoh yang diangkat kisahnya dalam serial buku cerita bergambar ini,di antaranya adalah Butet Manurung, tokoh penggerak sekolah bagi anak-anak rimba, kemudian Tri Mumpuni penggerak diciptakannya sumber energi terbarukan di desa-desa melalui mikro-hidro.
Ada juga Nabila Ishma, penggerak gerakan perempuan kepala keluarga, lalu Nani Zulminarni penggerak gerakan inklusi dan terciptanya ruang kreatif di sekolah untuk semua anak, hingga Itrin yang berasal dari Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: Buku Humor at Work, Inisiatif Menikmati Humor dengan Cara Baru
Buku-buku tersebut dapat dibeli di berbagai toko buku, serta diakses oleh sekolah dengan menggunakan dana BOS. Tak hanya itu buku serial ini jga bisa diakses di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi, serta dapat dibaca secara gratis melalui literacycloud.org.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Fajar Sidik
Menggandeng penerbit Bhuana Ilmu Populer (BIP) dan Nourabooks, Room to Read dan Ashoka meluncurkan serial buku cerita bergambar Becoming a Changemaker: Menjadi Penggerak Perubahan yang menampilkan 12 kisah inspiratif para pembaru di Indonesia.
Baca juga: Manfaat Membaca Buku Bersama bagi Ayah & Anak
Dirancang oleh Room to Read dan Ashoka, serial buku tersebut diharap jadi alat yang efektif dan menarik untuk mengajak anak-anak usia 7 – 12 tahun agar gemar membaca buku, tidak gentar melihat masalah, dan berani membuat perubahan dari hal-hal kecil di sekitar mereka.
Sebelum diterbitkan, para penulis dan ilustrator buku tersebut juga mendapat bimbingan intensif melalui workshop dan mentoring dari Room to Read, sehingga mereka dapat menyajikan kisah para penggerak perubahan dengan seru, imajinatif, dan sesuai dengan dunia anak-anak.
Direktur Ashoka Asia Tenggara Nani Zulminarni mengatakan aktivitas membaca sejak dini sangat penting, karena dapat menumbuhkan kecintaan terhadap pengetahuan dan literasi. Selain itu, orang tua juga harus mengajarkan pada mereka untuk menciptakan perubahan positif dari hal-hal kecil.
"Lewat buku ini, kami mencoba mendekatkan para changemaker pada anak-anak lewat hal-hal kecil. Kami percaya perubahan sekecil apa pun itu bergharga, dan patut diapresiasi,"papar Nani dalam acara peluncuran buku "Becoming a Changemaker” di Jakarta Convention Center, Minggu, (13/11/2022).
Baca juga: 5 Rekomendasi Buku dan Novel Filsafat untuk Pemula
Sementara itu, Program Manager Provisi Mandiri Pratama Sabrina mengatakan melalui serial buku tersebut diharap bisa memberi inspirasi bagi anak-anak dan orang tua, sehingga dapat mengajak buah hatinya untuk bersama-sama menjadi tokoh perubahan di masa depan.
Hal itu senada dengan studi OECD (Organization of Economic Co-operation and Development). Dengan adanya perubahan cepat mengharuskan orang tua untuk menyiapkan anak-anak agar mampu menghadapinya dan memecahkan setiap masalah dengan bentuan teknologi.
"Guru dan orang tua bisa mengenalkan kegiatan positif lewat kisah inspiratif di buku. Mereka juga bisa menanyakan ada masalah apa yang terjadi di sekitar. Misalnya terkait pengelolaan sampah dan bagaimana solusinya. Dari sinilah kita bisa membangun habbit terhadap anak-anak untuk membuat perubahan," terang Sabrina.
Adapun beberapa tokoh yang diangkat kisahnya dalam serial buku cerita bergambar ini,di antaranya adalah Butet Manurung, tokoh penggerak sekolah bagi anak-anak rimba, kemudian Tri Mumpuni penggerak diciptakannya sumber energi terbarukan di desa-desa melalui mikro-hidro.
Ada juga Nabila Ishma, penggerak gerakan perempuan kepala keluarga, lalu Nani Zulminarni penggerak gerakan inklusi dan terciptanya ruang kreatif di sekolah untuk semua anak, hingga Itrin yang berasal dari Nusa Tenggara Timur.
Baca juga: Buku Humor at Work, Inisiatif Menikmati Humor dengan Cara Baru
Buku-buku tersebut dapat dibeli di berbagai toko buku, serta diakses oleh sekolah dengan menggunakan dana BOS. Tak hanya itu buku serial ini jga bisa diakses di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi, serta dapat dibaca secara gratis melalui literacycloud.org.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.