Bos Galeri Nasional Yakin Pasar Seni dan NFT Bergairah
05 November 2022 |
17:49 WIB
Pameran dan bursa seni menjelang akhir tahun ini kian bergeliat. Setelah Art Jakarta, bursa seni lainnya turut hadir di berbagai kota di Indonesia seperti Art Moments Jakarta yang berlangsung hingga 6 November 2022. Bergeliatnya sejumlah bursa seni besar ini membangkitkan harapan bahwa pasar seni di dalam negeri bakal membaik lagi.
Kepala Galeri Nasional Indonesia Pustanto mengatakan bahwa sudah saatnya pasar seni di dalam negeri kembali bergairah, bahkan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menurutnya, ada beberapa alasan yang membuat pasar seni saatnya mulai bergeliat ke arah yang lebih baik.
Baca juga: Artopologi Gelar Pameran Seni Terintegrasi Blockchain 'Rekam Masa'
Alasan pertama tentu saja pandemi Covid-19 di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir sudah terkendali. Kemudian, ekonomi yang bergerak, dan membuat masyarakat memiliki daya beli untuk mengoleksi karya seni.
“Pasar sudah jauh membaik. Kalua secara kasat mata – saya tidak punya data pasti – melihat geliat kembali [pameran/bursa seni], mudah-mudahan [pasar seni lebih baik],” katanya.
Dia menuturkan bahwa motivasi para pihak yang terlibat di seni rupa dalam negeri terpancing untuk aktif kembali di pasar, karena ekonomi mulai berjalan, meskipun antara satu pihak dengan pihak lainnya memiliki semangat yang berbeda terkait dengan pasar seni rupa.
Menurutnya, para kolektor atau apresiator seni rupa di dalam negeri memiliki peran dalam pasar seni rupa, dengan mulai mendatangi kembali pasar seni untuk membeli karya-karya pilihannya.
Tidak hanya pasar seni rupa berupa pameran fisik, Pustanto juga menuturkan bahwa pasar seni rupa di dalam negeri juga terdapat non fungible token (NFT). Menurutnya, pasar NFT pada saat ini bertumbuh di dalam negeri.
Meskipun begitu, dia meniilai bahwa karya seni NFT di Indonesia belum mencapai pada tahap booming, lantaran masih dalam tahap uji coba. “Sepertinya belum [booming]. Semua masih coba-coba. Situasinya bergerak, iya,” katanya.
Dia menilai bahwa pasar seni NFT di dalam negeri yang masih dalam tahap uji coba ini juga mempertimbangkan kemungkinan ekosistemnya yang belum terbentuk. Menurutnya, agak susah bagi pemerintah untuk membuat aturan terkait dengan aspek seni NFT termasuk dalam membentuk ekosistem.
Baca juga: Agenda Pameran Seni Rupa yang Bisa Dinikmati pada November 2022
Dia menyarankan pasar seni rupa NFT di dalam negeri lebih baik dilepas saja ke pasar dengan dinamikanya. Namun, pada saat bersamaan, pemerintah perlu juga mengevaluasi. Pemerintah bisa saja memberikan peringatan ketika terdapat dampak-dampak tertentu yang kurang bagus dari para pemain seni rupa digital NFT.
Saat ini, dia menilai bahwa beberapa kolektor kemungkinan memerlukan waktu, belajar, dan berdiskusi untuk mengoleksi sebuah karya seni NFT. Kondisi ini berbeda dengan karya seni fisik yang dapat dilihat langsung bahkan kerap membuat kolektor tertarik.
Editor: Fajar Sidik
Kepala Galeri Nasional Indonesia Pustanto mengatakan bahwa sudah saatnya pasar seni di dalam negeri kembali bergairah, bahkan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Menurutnya, ada beberapa alasan yang membuat pasar seni saatnya mulai bergeliat ke arah yang lebih baik.
Baca juga: Artopologi Gelar Pameran Seni Terintegrasi Blockchain 'Rekam Masa'
Alasan pertama tentu saja pandemi Covid-19 di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir sudah terkendali. Kemudian, ekonomi yang bergerak, dan membuat masyarakat memiliki daya beli untuk mengoleksi karya seni.
“Pasar sudah jauh membaik. Kalua secara kasat mata – saya tidak punya data pasti – melihat geliat kembali [pameran/bursa seni], mudah-mudahan [pasar seni lebih baik],” katanya.
Dia menuturkan bahwa motivasi para pihak yang terlibat di seni rupa dalam negeri terpancing untuk aktif kembali di pasar, karena ekonomi mulai berjalan, meskipun antara satu pihak dengan pihak lainnya memiliki semangat yang berbeda terkait dengan pasar seni rupa.
Menurutnya, para kolektor atau apresiator seni rupa di dalam negeri memiliki peran dalam pasar seni rupa, dengan mulai mendatangi kembali pasar seni untuk membeli karya-karya pilihannya.
Tidak hanya pasar seni rupa berupa pameran fisik, Pustanto juga menuturkan bahwa pasar seni rupa di dalam negeri juga terdapat non fungible token (NFT). Menurutnya, pasar NFT pada saat ini bertumbuh di dalam negeri.
Meskipun begitu, dia meniilai bahwa karya seni NFT di Indonesia belum mencapai pada tahap booming, lantaran masih dalam tahap uji coba. “Sepertinya belum [booming]. Semua masih coba-coba. Situasinya bergerak, iya,” katanya.
Dia menilai bahwa pasar seni NFT di dalam negeri yang masih dalam tahap uji coba ini juga mempertimbangkan kemungkinan ekosistemnya yang belum terbentuk. Menurutnya, agak susah bagi pemerintah untuk membuat aturan terkait dengan aspek seni NFT termasuk dalam membentuk ekosistem.
Baca juga: Agenda Pameran Seni Rupa yang Bisa Dinikmati pada November 2022
Dia menyarankan pasar seni rupa NFT di dalam negeri lebih baik dilepas saja ke pasar dengan dinamikanya. Namun, pada saat bersamaan, pemerintah perlu juga mengevaluasi. Pemerintah bisa saja memberikan peringatan ketika terdapat dampak-dampak tertentu yang kurang bagus dari para pemain seni rupa digital NFT.
Saat ini, dia menilai bahwa beberapa kolektor kemungkinan memerlukan waktu, belajar, dan berdiskusi untuk mengoleksi sebuah karya seni NFT. Kondisi ini berbeda dengan karya seni fisik yang dapat dilihat langsung bahkan kerap membuat kolektor tertarik.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.