Karya Diversity of Stories (2022) dari Naufal Abshar (Sumber gambar: Hypeabis.id/ Yudi Supriyanto)

Berbagi Cerita & Berdiskusi di Meja Makan dalam Karya Diversity of Stories

30 October 2022   |   09:14 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Meja makan berukuran panjang 2.800 milimeter, lebar 1.200 milimeter, dan tinggi 750 milimeter menjadi salah satu furnitur di pameran bertajuk Timeless Creativity – A Different kind of Canvas yang digelar di Senayan City, Jakarta. Tidak seperti kebanyakan meja makan, furnitur itu mendapatkan sentuhan karya dari seniman Naufal Abhsar.

Meja makan berbentuk persegi panjang itu menjadi “kanvas” bagi sang seniman untuk berkarya. Naufal mengatakan bahwa karya berjudul Diversity of Stories (2022) tersebut berasal dari kumpulan koran yang dimiliki dari sejumlah negara yang pernah dikunjungi pada waktu-waktu tertentu, seperti Amerika Serikat dan Inggris.

“Semua newspaper ini memiliki cerita masing-masing dari beberapa waktu, tempat, yang saya aplikasikan ke dining table,” katanya.

Baca juga: Salvador Dali, Seniman Nyentrik yang Karyanya Diadaptasi Film Money Heist

Sang seniman yang khusus membuat karya untuk diaplikasikan ke dalam meja makan tersebut ingin menyampaikan bahwa koran-koran yang terdapat di dalam karyanya memiliki cerita-cerita yang berbeda.

Meja makan bukan saja menjadi tempat untuk bersantap bersama keluarga. Meja makan juga kerap menjadi tempat berbagi cerita atau berdiskusi di antara orang-orang yang duduk satu meja tersebut.

Menurutnya, banyak orang kerap berdiskusi atau berbagi cerita di atas meja makan, baik di rumah atau pun di restoran. Cerita atau diskusi yang terjadi di atas meja makan pun tidak jarang adalah sebuah diskusi yang serius.
 

Sumber gambar: Hypeabis.id/ Yudi Supriyanto

Sumber gambar: Hypeabis.id/ Yudi Supriyanto


Diskusi atau berbagai cerita oleh keluarga yang sering terjadi di meja makan kerap dialami oleh sang seniman. Menurutnya, keluarga yang dimiliki selalu melakukan perbincangan ketika berada di meja makan.

Dalam karya itu juga Naufal Abhsar menggambarkan wajah orang yang berasal dari karya-karyanya lantaran ini menampilkan karakter sebagai manusia dan kritik sosial tentang bagaimana berhubungan sebagai manusia.

Dalam prosesnya, karya sang seniman yang sudah jadi difoto atau digitalisasi. Kemudian, dikirimkan ke pabrik setelah disetujui oleh kurator. Di pabrik, karya itu kemudian dicetak di atas meja makan, dan mendapatkan finishing dari sang seniman.

Proses digitalisasi yang terlebih dahulu terjadi sebelum dicetak di atas meja membuat karya yang tercetak di atas meja memiliki sejumlah perbedaan.

Para pencinta seni dapat menikmati goresan dan detail lukisan di atas meja setelah mendapatkan finishing dari sang seniman. Berbeda dengan karya seni lukisan pada umumnya, meja yang menjadi media yang dapat disentuh.
 

The Circle of Creativity (Sumber gambar: Hypeabis.id/ Yudi Supriyanto)

The Circle of Creativity (Sumber gambar: Hypeabis.id/ Yudi Supriyanto)



Tidak hanya itu, karya yang terdapat di atas meja juga tidak akan bermasalah jika terkena berbagai makanan seperti sambal, kecap, dan sebagainya. “Kalau di sini tidak hanya estetika, tapi juga ada fungsi. Di situ aku harus berkolaborasi dan juga bernegosiasi,” katanya.

Sementara itu, Co-Founder Murai Art Project Ari Sanjaya berharap bahwa pameran ini dapat mendorong para seniman untuk lebih mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru dalam cara mereka berkarya dan juga pendekatan kreatifnya.

"Timeless creativity kali ini membuka cara pandang, memberikan perspektif baru, dan juga menjadi pengalaman lain dalam menikmati karya seni," katanya.

Dia menuturkan memilih Naufal sebagai salah satu dari dua seniman yang berkolaborasi dalam ajang ini setelah melihat karyanya yang terkenal pada usianya yang relatif masih muda.

Menurutnya, karya Naufal Abhsar yang diaplikasikan di meja persegi panjang mencapai lima furnitur. Sementara itu, karya di atas meja bundar sebanyak lima item.

Baca juga: Bakal Mengadakan Pameran Tunggal di Indonesia, Kenalan Yuk dengan Seniman Chiharu Shiota

Untuk diketahui, dilansir dari laman saatchiart.com, Naufal Abshar adalah seniman kelahiran Bandung, Jawa, Barat pada 1993. Dalam perjalanan berkaryanya, sejumlah pameran berkelompok telah diikuti di beberapa ajang dunia seperti di Singapura, Venice, Yogyakarta, dan Lithuania.

Penggunaan koran sebagai media dalam berkarya juga bukan yang pertama kali dilakukan sang seniman. Tercatat, Naufal Abhsar telah beberapa kali menggunakan media koran dalam berkarya, seperti Who Am I (2020) dengan media drawing, acrylic di atas paper berukuran 55, 9 cm x 71,1 cm.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Tundra Amankan Posisi Grand Final TI11, Team Secret vs Team Liquid Siap Rebut Tiket Terakhir!

BERIKUTNYA

10 Maskapai Penerbangan Paling Tepat Waktu

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: