ilustrasi clutch dari PaSH (sumber gambar : Songket Palembang PaSH

Songket Palembang PaSH, Bermodal Rp150.000 Kini Produksi Ribuan Potong Perbulan

27 October 2022   |   13:05 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Indonesia sangat kaya dengan beragam wastra Nusantara. Selain batik, jenis wastra Nusantara lainnya yang juga menarik untuk dieksplorasi adalah kain songket. Songket sendiri merupakan bagian dari jenis kain yang ditenun secara tradisional menggunakan benang emas dan perak sehingga memberikan kesan mewah.

Salah satu jenis kain songket yang paling dikenal adalah Songket Palembang, Sumatra Selatan. Umumnya kain songket ini digunakan untuk menghadiri acara-acara resmi atau untuk upacara adat termasuk dalam proses upacara pernikahan.

Dikutip dari website resmi Kemendikbud, pada zaman dahulu, songket lazim digunakan oleh para pangeran dan bangsawan dari kesultanan Melayu. Mulanya hanya lelaki yang menggunakan songket kemudian baru perempuan, dengan cara dililitkan sebagai kain sarung dan dipadupadankan dengan kebaya atau baju kurung.

Namun, saat ini keindahan kain songket lebih dieksplorasi menjadi berbagai jenis produk fesyen. Harga songket yang dahulu terbilang mahal karena benar-benar menggunakan emas asli, kini sudah lebih terjangkau dan bervariasi karena banyak yang menggunakan benang emas sintetis untuk kemudian diproduksi menjadi beragam kain tenun dengan motif yang menawan.

Salah seorang pengusaha muda yang ikut mengembangkan dan mengekspolorasi kain songket adalah Kaigus Muhammad Aditia melalui brand Songket Palembang PaSH.

Pria yang akrab disapa Adit ini memang terlahir dari lingkungan perajin songket hingga akhirnya ketika beranjak dewasa dia mulai berpikir untuk membuat inovasi agar eksistensi songket ini tetap konsisten dan terus berkembang.
 

Salah satu produk Songket Palembang  PaSH

Salah satu produk Songket Palembang PaSH


“Pada 2017 lalu saya pun mulai mengembangkan brand Songket Palembang PaSH dan melakukan diferensiasi dengan mengolah songket menjadi berbagai produk turunan,” jelasnya.

Adapun berbagai produk turunan yang dihasilkan dari kain songket antara lain baju, tas, dompet, dan lain sebagainya dengan range harga mulai dari Rp150.000 hingga Rp500.000

Dalam memasarkan produknya, Adit memanfaatkan penjualan melalui media sosial dan marketplace. Selain itu, dia pun memiliki gerai offline yang sekaligus dijadikan sebagai pusat oleh-oleh khas Palembang.

“Kami membuat songket ini menjadi produk yang lebih stylish dan fashionable. Karena kan selama ini songket banyak dipakai untuk acara resmi maka kami buat produk yang lebih kasual dan bisa dipakai untuk sehari-hari dengan diberi sentuhan songket,” jelasnya.

Adit mengakui bahwa pada saat awal memulai dirinya hanya bermodal Rp150.000 yang digunakan untuk modal sebagai reseller. Yaitu mengambil barang untuk dijual ke pihak lain. Seiring berjalannya waktu, dia pun mulai terpikir untuk mengkreasikan kain songket menjadi berbagai produk fesyen dan kriya sehingga memiliki nilai jual lebih.

Saat ini, PaSH mampu memproduksi hingga ribuan produk setiap bulannya dengan beragam jenis produk dengan penjualan yang sudah tersebar ke seluruh Indonesia termasuk ekspor, khususnya di kawasan Asia tenggara. Adapun yang paling laris adalah baju dan clutch bag atau tas tangan untuk pesta.

“Misalnya untuk baju couple itu kami bisa jual sampai 1.000 per bulan, di luar produk lainnya,” ujar pria berusia 29 tahun ini.

Adit pun mengakui bahwa ke depannya, bisnis yang mengolah wastra Nusantara ini akan terus berkembang dan sangat menjanjikan seiring dengan makin tingginya kesadaran masyarakat untuk menggunakan kain-kain khas Nusantara.

Editor: M R Purboyo
 

SEBELUMNYA

IMOS 2022 Akan Hadirkan Teknologi Sepeda Motor Terkini

BERIKUTNYA

Mau Bawa Koper Untuk Bepergian? Perhatikan Hal Ini

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: