Buat Kalian Para Orang Tua, ini Panduan Mengelola Emosi di Kala Pandemi
28 June 2021 |
19:30 WIB
Kondisi bekerja dan mengurus keluarga di saat yang sama saat masa pandemi sudah menjadi tantangan bagi Genhype, terutama yang sudah menikah dan punya anak. Pekerjaan di rumah yang multitasking ini sering membuat para orang tua merasa kesulitan untuk menyeimbangkannya.
Karena inilah, beberapa di antara para orang tua mengalami stres, kecemasan, serta perasaan bersalah yang membuat pentingnya untuk mengelola emosi dan fisik sekaligus tidak menyalurkannya pada anak-anak. Berikut beberapa tips yang bisa Genhype ikuti untuk mengelola kecemasan sebagai orang tua di masa pandemi.
Pertama, buat sebuah rutinitas dalam keseharian di masa pandemi. Rutinitas ini bisa membantu mengurangi kecemasan yang ada serta bisa menjalankan gaya hidup yang sehat seperti pola makan dan olahraga.
Kedua, tidur selama 8-9 jam tanpa gangguan untuk mengurangi risiko kelelahan, rasa risih, serta menambah kemampuan untuk merencanakan jadwal harian dalam satu hari.
Ketiga, gunakan pendekatan tenang dan fokus sebagai cara untuk membantu mengelola kecemasan dengan tenang dan fokus ketika menjalankan rutinitas sehari-hari tanpa terpikir dengan hal-hal di waktu yang akan datang.
Beberapa aktivitas yang membantu untuk melakukan pendekatan ini adalah dengan meditasi, yoga, atau dengan mendengarkan musik yang menenangkan.
Keempat, pisahkan waktu antara me-time dan waktu bersama keluarga dengan membaginya atau menyisihkan sebagian waktu dalam satu hari untuk diri sendiri. Dengan cara ini, diharapkan waktu me-time bisa jadi waktu yang baik untuk merefleksikan diri selama berjalannya hari.
Kelima, salurkan perasaan frustrasi, kekhawatiran, dan ketakutan seperlunya kepada teman atau cari bantuan profesional. Menyalurkan perasaan yang terpendam mempermudah komunikasi yang baik dengan anak.
Keenam, kenali cara pendekatan setiap anak karena anak-anak memiliki kebutuhan, serta coba lakukan beberapa implementasi pendekatan sebagai bentuk uji coba untuk tahu mana yang sesuai dengan anak. Dengan mengetahui kebutuhan anak, orang tua bisa menjalin komunikasi yang baik.
Ketujuh, turunkan ekspektasi dan terima kekurangan dari berbagai hal yang berada di luar kendali orang tua maupun faktor eksternal lainnya. Jika berhadapan dengan situasi seperti ini, sangat penting untuk tetap tenang, berdamai, dan menerima hal tersebut sebagai suatu tantangan.
Kedelapan, belajar untuk lakukan perawatan diri dan mengelola kecemasan dari akarnya dengan mulai mengubah pola pikir dan perilaku di dalam pengasuhan sebagai orang tua. Selain itu, penting juga untuk merawat diri sendiri supaya bisa merawat keluarga dengan baik.
Genhype harus mulai menerima bahwa menjadi orang tua di masa pandemi adalah tantangan yang sulit dan penuh dengan rintangan sehingga perlu untuk berdiskusi dengan anak-anak ketika memberlakukan suatu aturan.
Editor: Dika Irawan
Karena inilah, beberapa di antara para orang tua mengalami stres, kecemasan, serta perasaan bersalah yang membuat pentingnya untuk mengelola emosi dan fisik sekaligus tidak menyalurkannya pada anak-anak. Berikut beberapa tips yang bisa Genhype ikuti untuk mengelola kecemasan sebagai orang tua di masa pandemi.
Pertama, buat sebuah rutinitas dalam keseharian di masa pandemi. Rutinitas ini bisa membantu mengurangi kecemasan yang ada serta bisa menjalankan gaya hidup yang sehat seperti pola makan dan olahraga.
Kedua, tidur selama 8-9 jam tanpa gangguan untuk mengurangi risiko kelelahan, rasa risih, serta menambah kemampuan untuk merencanakan jadwal harian dalam satu hari.
Ketiga, gunakan pendekatan tenang dan fokus sebagai cara untuk membantu mengelola kecemasan dengan tenang dan fokus ketika menjalankan rutinitas sehari-hari tanpa terpikir dengan hal-hal di waktu yang akan datang.
Beberapa aktivitas yang membantu untuk melakukan pendekatan ini adalah dengan meditasi, yoga, atau dengan mendengarkan musik yang menenangkan.
Keempat, pisahkan waktu antara me-time dan waktu bersama keluarga dengan membaginya atau menyisihkan sebagian waktu dalam satu hari untuk diri sendiri. Dengan cara ini, diharapkan waktu me-time bisa jadi waktu yang baik untuk merefleksikan diri selama berjalannya hari.
Kelima, salurkan perasaan frustrasi, kekhawatiran, dan ketakutan seperlunya kepada teman atau cari bantuan profesional. Menyalurkan perasaan yang terpendam mempermudah komunikasi yang baik dengan anak.
Keenam, kenali cara pendekatan setiap anak karena anak-anak memiliki kebutuhan, serta coba lakukan beberapa implementasi pendekatan sebagai bentuk uji coba untuk tahu mana yang sesuai dengan anak. Dengan mengetahui kebutuhan anak, orang tua bisa menjalin komunikasi yang baik.
Ketujuh, turunkan ekspektasi dan terima kekurangan dari berbagai hal yang berada di luar kendali orang tua maupun faktor eksternal lainnya. Jika berhadapan dengan situasi seperti ini, sangat penting untuk tetap tenang, berdamai, dan menerima hal tersebut sebagai suatu tantangan.
Kedelapan, belajar untuk lakukan perawatan diri dan mengelola kecemasan dari akarnya dengan mulai mengubah pola pikir dan perilaku di dalam pengasuhan sebagai orang tua. Selain itu, penting juga untuk merawat diri sendiri supaya bisa merawat keluarga dengan baik.
Genhype harus mulai menerima bahwa menjadi orang tua di masa pandemi adalah tantangan yang sulit dan penuh dengan rintangan sehingga perlu untuk berdiskusi dengan anak-anak ketika memberlakukan suatu aturan.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.