Ini Hal-Hal Penting saat Menjalani Isolasi Mandiri di Rumah
28 June 2021 |
18:59 WIB
Rumah sakit di seluruh negeri didesak untuk meningkatkan kapasitas tempat tidur mereka dengan lonjakan kasus Covid-19.
Sementara itu, bagi mereka yang terindikasi positif namun tanpa gejala, sangat disarankan untuk melakukan isolasi mandiri sebagai bagian dari upaya agar rumah sakit tidak kehabisan tempat tidur bagi pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan lebih lanjut.
Sebagian besar rumah sakit di Indonesia kini memprioritaskan pasien sakit parah yang membutuhkan perawatan segera. Namun keterbatasan tempat tidur dan peralatan tidak menjamin setiap orang yang meninggal akan mendapatkan kesempatan yang sama seperti yang lain.
Bagi orang-orang yang disarankan untuk menjalani isolasi mandiri di rumah, begitu banyak hal yang perlu diperhatikan bisa membingungkan dan orang cenderung stres dengan setiap perubahan kesehatan.
Melalui akun Instagramnya, dokter Adam Prabata membagikan informasi seputar hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan selama menjalani isolasi mandiri di rumah.
1. Ketika pasien terindikasi positif COVID-19, segera kabari fasilitas kesehatan terdekat.
Meskipun tidak bergejala atau bergejala ringan, pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri tetap perlu dipantau oleh fasilitas kesehatan terdekat.
Selain itu, tim medis di fasilitas kesehatan juga dapat memberikan edukasi kepada keluarga terkait isolasi mandiri, menginfokan kapan pasien harus swab PCR ulang atau melakukan kontrol berkala, serta memberikan obat dan/atau vitamin yang perlu dikonsumsi selama menjalani isolasi mandiri.
2. Perhatikan lokasi rumah.
Jika memungkinkan, tempatkan pasien di ruangan sendiri dengan ventilasi baik. Jika tidak ada ruangan sendiri, posisikan pasien di area di mana anggota keluarga lain dapat menjaga jarak minimal 1 meter dengan pasien.
Pertimbangkan untuk melakukan isolasi di fasilitas isolasi yang disediakan pemerintah apabila tidak ada ruangan sendiri di rumah untuk pasien melakukan isolasi mandiri.
3. Perhatikan jarak tempat tidur.
Jika memungkinkan, pasien sebaiknya tidur di ruangan sendiri. Jika tidak, beri jarak minimal 1 meter antara pasien dengan keluarga lain. Pastikan tempat tidur berada di ruangan dengan ventilasi baik.
4. Perhatikan kondisi kamar mandi dan toilet.
Jika memungkinkan, pasien sebaiknya menggunakan kamar mandi dan toilet sendiri. Jika tidak, pasien harus membersihkan dan desinfeksi permukaan kamar mandi dan toilet setiap selesai menggunakan.
Jika pasien tidak bisa membersihkan sendiri, hanya satu anggota keluarga yang disarankan untuk membersihkan dan desinfeksi kamar mandi serta toilet sebelum digunakan kembali oleh anggota keluarga lain.
5. Bagaimana jika pasien ingin makan dan minum?
Jika memungkinkan, pasien sebaiknya makan dan minum di ruangan sendiri. Jika tidak ada ruangan sendiri, pasien makan dan minum dengan tetap menjaga jarak minimal 1 meter dari anggota keluarga lain.
Lalu, jangan gunakan alat makan yang sama dengan pasien. Cuci alat makan yang digunakan pasien dengan sabun dan air hangat. Gunakan sarung tangan saat mencucinya.
6. Perhatikan ventilasi udara.
Buka jendela untuk meningkatkan sirkulasi udara di dalam rumah. Dengan ini, kita bisa menurunkan risiko penularan secara airbone di lingkungan dalam rumah.
7. Jangan menerima tamu.
Jangan menerima tamu bila di rumah ada orang yang sedang terinfeksi COVID-19 dan sedang melakukan isolasi mandiri. Orang yang tinggal serumah, terutama yang merawat dan sempat ada kontak erat dengan pasien tidak dianjurkan keluar rumah.
8. Lakukan tindakan pencegahan.
Pasien dan keluarga harus mengenakan masker ketika berada di ruangan yang sama. Hindari menggunakan masker dan sarung tangan bekas.
Batasi gerakan, sebisa mungkin kurangi kontak langsung dengan pasien dan jangan keluar rumah. Minimalisir menggunakan alat (alat makan-minum, sikat gigi, handuk, pakaian) yang sama untuk pasien dan anggota keluarga lain.
9. Pantau saturasi oksigen dengan pulse oximeter bila memungkinkan.
Nilai saturasi oksigen normal untuk mayoritas orang berada pada kisaran 100-95 persen. Pasien disarankan untuk tetap isolasi mandiri di rumah dan mengukur saturasi oksigen darah secara rutin.
Jika saturasi turun ke kisaran 94-93 persen secara terus menerus, segera hubungi dokter atau fasilitas kesehatan terdekat. Untuk pasien dengan saturasi kurang dari 92 persen secara terus menerus, segera dibawa ke IGD terdekat
10. Selalu pantau dan laporkan kondisi pasien.
Pantau suhu tubuh pasien dengan termometer, dua kali sehari pada pagi dan malam hari. Pasien dan keluarga yang merawat dihimbau untuk proaktif menghubungi Hotline Covid-19 (119 ext. 9) atau fasilitas kesehatan terdekat bila mengalami keluhan baru namun masih sakit ringan selama isolasi mandiri.
Jika ada keluhan dan merasa sakit sedang atau berat, terutama sesak napas dan sangat lemas, segera hubungi rumah sakit, layanan ambulans, atau segera pergi ke IGD.
Editor: Fajar Sidik
Sementara itu, bagi mereka yang terindikasi positif namun tanpa gejala, sangat disarankan untuk melakukan isolasi mandiri sebagai bagian dari upaya agar rumah sakit tidak kehabisan tempat tidur bagi pasien Covid-19 yang membutuhkan perawatan lebih lanjut.
Sebagian besar rumah sakit di Indonesia kini memprioritaskan pasien sakit parah yang membutuhkan perawatan segera. Namun keterbatasan tempat tidur dan peralatan tidak menjamin setiap orang yang meninggal akan mendapatkan kesempatan yang sama seperti yang lain.
Bagi orang-orang yang disarankan untuk menjalani isolasi mandiri di rumah, begitu banyak hal yang perlu diperhatikan bisa membingungkan dan orang cenderung stres dengan setiap perubahan kesehatan.
Melalui akun Instagramnya, dokter Adam Prabata membagikan informasi seputar hal yang perlu diperhatikan dan dilakukan selama menjalani isolasi mandiri di rumah.
1. Ketika pasien terindikasi positif COVID-19, segera kabari fasilitas kesehatan terdekat.
Meskipun tidak bergejala atau bergejala ringan, pasien COVID-19 yang melakukan isolasi mandiri tetap perlu dipantau oleh fasilitas kesehatan terdekat.
Selain itu, tim medis di fasilitas kesehatan juga dapat memberikan edukasi kepada keluarga terkait isolasi mandiri, menginfokan kapan pasien harus swab PCR ulang atau melakukan kontrol berkala, serta memberikan obat dan/atau vitamin yang perlu dikonsumsi selama menjalani isolasi mandiri.
2. Perhatikan lokasi rumah.
Jika memungkinkan, tempatkan pasien di ruangan sendiri dengan ventilasi baik. Jika tidak ada ruangan sendiri, posisikan pasien di area di mana anggota keluarga lain dapat menjaga jarak minimal 1 meter dengan pasien.
Pertimbangkan untuk melakukan isolasi di fasilitas isolasi yang disediakan pemerintah apabila tidak ada ruangan sendiri di rumah untuk pasien melakukan isolasi mandiri.
3. Perhatikan jarak tempat tidur.
Jika memungkinkan, pasien sebaiknya tidur di ruangan sendiri. Jika tidak, beri jarak minimal 1 meter antara pasien dengan keluarga lain. Pastikan tempat tidur berada di ruangan dengan ventilasi baik.
4. Perhatikan kondisi kamar mandi dan toilet.
Jika memungkinkan, pasien sebaiknya menggunakan kamar mandi dan toilet sendiri. Jika tidak, pasien harus membersihkan dan desinfeksi permukaan kamar mandi dan toilet setiap selesai menggunakan.
Jika pasien tidak bisa membersihkan sendiri, hanya satu anggota keluarga yang disarankan untuk membersihkan dan desinfeksi kamar mandi serta toilet sebelum digunakan kembali oleh anggota keluarga lain.
5. Bagaimana jika pasien ingin makan dan minum?
Jika memungkinkan, pasien sebaiknya makan dan minum di ruangan sendiri. Jika tidak ada ruangan sendiri, pasien makan dan minum dengan tetap menjaga jarak minimal 1 meter dari anggota keluarga lain.
Lalu, jangan gunakan alat makan yang sama dengan pasien. Cuci alat makan yang digunakan pasien dengan sabun dan air hangat. Gunakan sarung tangan saat mencucinya.
6. Perhatikan ventilasi udara.
Buka jendela untuk meningkatkan sirkulasi udara di dalam rumah. Dengan ini, kita bisa menurunkan risiko penularan secara airbone di lingkungan dalam rumah.
7. Jangan menerima tamu.
Jangan menerima tamu bila di rumah ada orang yang sedang terinfeksi COVID-19 dan sedang melakukan isolasi mandiri. Orang yang tinggal serumah, terutama yang merawat dan sempat ada kontak erat dengan pasien tidak dianjurkan keluar rumah.
8. Lakukan tindakan pencegahan.
Pasien dan keluarga harus mengenakan masker ketika berada di ruangan yang sama. Hindari menggunakan masker dan sarung tangan bekas.
Batasi gerakan, sebisa mungkin kurangi kontak langsung dengan pasien dan jangan keluar rumah. Minimalisir menggunakan alat (alat makan-minum, sikat gigi, handuk, pakaian) yang sama untuk pasien dan anggota keluarga lain.
9. Pantau saturasi oksigen dengan pulse oximeter bila memungkinkan.
Nilai saturasi oksigen normal untuk mayoritas orang berada pada kisaran 100-95 persen. Pasien disarankan untuk tetap isolasi mandiri di rumah dan mengukur saturasi oksigen darah secara rutin.
Jika saturasi turun ke kisaran 94-93 persen secara terus menerus, segera hubungi dokter atau fasilitas kesehatan terdekat. Untuk pasien dengan saturasi kurang dari 92 persen secara terus menerus, segera dibawa ke IGD terdekat
10. Selalu pantau dan laporkan kondisi pasien.
Pantau suhu tubuh pasien dengan termometer, dua kali sehari pada pagi dan malam hari. Pasien dan keluarga yang merawat dihimbau untuk proaktif menghubungi Hotline Covid-19 (119 ext. 9) atau fasilitas kesehatan terdekat bila mengalami keluhan baru namun masih sakit ringan selama isolasi mandiri.
Jika ada keluhan dan merasa sakit sedang atau berat, terutama sesak napas dan sangat lemas, segera hubungi rumah sakit, layanan ambulans, atau segera pergi ke IGD.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.