Ilustrasi anak anak (sumber gambar : unsplash)

Ingin Siapkan Dana Pendidikan Anak? Ini Beda Tabungan dan Asuransi Pendidikan

20 October 2022   |   19:09 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Genhype sudah menyiapkan dana pendidikan untuk anak-anak? Merencanakan dana pendidikan ini penting loh dan harus dipersiapkan sejak dini apalagi biaya pendidikan terus meningkat setiap tahunnya. Dengan persiapan sejak awal, anak-anak bisa menempuh pendidikan sesuai keinginan tanpa terlalu terbebani biaya nantinya.

Budi Raharjo, Perencana Keuangan dari Oneshildt mengatakan pada dasarnya ada dua bentuk perencanaan dana pendidikan yaitu tabungan pendidikan dan asuransi pendidikan.

Perbedaaan mendasar dari keduanya adalah tabungan pendidikan hanyalah berupa akumulasi dana yang ditabungkan sejak awal sampai anak masuk sekolah, biasanya bersifat jangka pendek.

“Misalnya 3 tahun lagi anak mau masuk TK, dana yang dibutuhkan sekitar Rp18 juta. Maka untuk bisa mendapatkan dana sebesar itu dia harus menabung Rp500.000 tiap bulannya. Tidak ada biaya lain-lain selain administrasi rekening,” jelasnya.

Namun, jika ingin mendapatkan manfaat lebih yaitu adanya komponen tabungan dan komponen proteksi perlindungan jiwa untuk mengantisipasi risiko ke depannya, maka bisa memilih asuransi pendidikan.

Hanya saja, sambungnya, yang perlu dipahami bahwa untuk bisa mendapatkan dana dengan nilai yang sama seperti tabungan pendidikan maka nasabah perlu menyetorkan dana atau premi yang lebih besar dari tabungan pendidikan karena ada dana yang dialokasikan untuk tabungan dan sebagian lainnya untuk proteksi.

 

Ilustrasi mempersiapkan dana untuk masa depan/Freepik

Ilustrasi mempersiapkan dana untuk masa depan/Freepik



“Karena perusahaan asuransi ini mengelola risiko. Jadi ketika ada risiko orang tua tidak bisa hadir dalam keluarga karena meninggal dunia, tentu rencana tabungan dana pendidikan terputus. Di sini peran asuransi yang akan meneruskan biaya pendidikan. Jadi ada kepastian ketika terjadi risiko,” jelasnya.

Selain asuransi pendidikan tradisional yang nilainya tetap dan risiko investasinya ditanggung, ada pula asuransi pendidikan unit link yang bukan hanya berupa tabungan tetapi lebih bersifat investasi karena dana yang disetorkan akan dialokasikan ke instrumen investasi mulai dari pasar modal, obligasi, reksadana hingga saham.

“Nasabah atau pembeli asuransi pendidikan ini diberi kebebasan memilih benefit tabungan yang dikelola secara konservatif atau agresif,” jelasnya.

Berbeda dengan asuransi pendidikan tradisional yang nilainya tetap saat dikeluarkan di setiap jenjang pendidikan anak sesuai ilustrasi. Asuransi pendidikan unit link tidak bisa menjamin dana yang dikeluarkan akan sama seperti ilustrasi sebab sangat bergantung pada hasil pengembangan dan pengelolaan, bisa saja lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan ilustrasinya.

Karena itulah, saat akan memilih produk asuransi pendidikan ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, jangan membeli asuransi dengan bujet yang hanya sekedar minimal karena belum tentu cocok dengan kebutuhan masa depan.

Misalnya, orang tua hanya menyediakan dana Rp100.000 untuk asuransi pendidikan anak tetapi memiliki keinginan anaknya bisa sekolah di perguruan tinggi yang bonafit, tentu saja tidak sesuai.

Kedua, kalkulasikan berapa biaya pendidikan di masa mendatang yang dibutuhkan untuk dana pendidikan anak, dihitung dengan mempertimbangkan inflasi sehingga didapatkan nilai sesungguhnya.

“Saat ini sudah banyak bantuan finansial kalkulator yang bisa membantu menghitung ini. Lalu, sesuaikan anggaran dengan kebutuhan,” jelasnya.

Ketiga, sesuaikan target dana pendidikan dengan kemampuan atau bujet yang dimiliki. Orang tua juga jangan langsung gegabah menganggarkan dana pendidikan yang besar untuk anak pertama, pertimbangkan juga ingin memiliki berapa anak lalu rencanakan dana yang dianggarkan sesuai bujet.

Keempat, tentukan juga ingin memiliki asuransi pendidikan tradisional atau unit link disesuaikan dengan profil risiko. Jika mengharapkan kepastian nilai maka beli produk asuransi pendidikan yang tradisional karena ada jaminan benefit tabungan dan proteksi.

Namun, jika memahami dunia investasi dan mengetahui cara pengelolaan dana serta memiliki profil risiko yang sesuai maka bisa membeli asuransi pendidikan yang unit link. “Kalau karakternya konservatif dan takut dananya tidak sesuai maka bisa pilih asuransi pendidikan yang tradisional,” ucapnya.

Kelima, jangan lupa perhatikan kesehatan perusahaan asuransi yang akan dipilih sebab bagaimanapun asuransi pendidikan sifatnya jangka panjang, jangan hanya memilih asuransi karena tergiur iming-iming tapi cek juga background dan kesehatan perusahaan.

“Penting juga selain memiliki asuransi pendidikan, juga memiliki asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Jangan sampai ketika terjadi satu dan lain hal, dana asuransi yang tadinya untuk pendidikan anak justru terpakai untuk memenuhi kebutuhan keseharian,” jelasnya.

Editor: M R Purboyo

SEBELUMNYA

Wajarkah Anak Demam Setelah Imunisasi? Begini Penjelasan Kemenkes

BERIKUTNYA

Artotel Casa Kuningan Terapkan Hotel Berkonsep Service Residence. Apa Itu?

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: