kata mural memiliki arti gambar besar yang dilukis dinding ruangan atau bangunan. (Sumber gambar ilustrasi: pexels/Anderson Guerra)

Ini Hal-hal Penting yang Membedakan Mural dengan Vandalisme

17 October 2022   |   17:33 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Belakangan ini, mural baru kerap muncul di kota-kota, besar dan kecil, seiring waktu terasa seperti kehidupan sehari-hari. Tiap karya menghembuskan kehidupan baru yang semarak ke jalan-jalan yang dulunya merupakan kanvas kosong untuk kreativitas.

Istilah grafiti, mural, dan seni jalanan (seni jalanan) telah lama digunakan secara bergantian untuk menggambarkan instalasi seni publik ini — tetapi apa yang harus kita sebut sebenarnya? Apakah ada perbedaan?

Pada kenyataannya masih banyak orang kesulitan membedakan mural dengan vandalisme. Tidak jarang mural sebagai ekspresi seni di dinding atau medium lainnya disebut sebagai bentuk vandalisme, begitu juga sebaliknya.

Lantas apa itu mural dan apa itu vandalisme? Dilansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) vandalisme memiliki arti perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lain seperti keindahan alam dan sebagainya. Arti yang lainnya adalah vandalisme merupakan perusakan dan penghancuran secara kasar dan ganas.

Baca juga: 5 Seniman Mural Dunia yang Karyanya Mengundang Kontroversi

Adapun, mural secara umum memiliki arti lukisan pada dinding dan memiliki nilai seni. Kata mural berasal dari bahasa Latin murus yang berarti dinding. Pada praktiknya, banyak mural yang diciptakan langsung dengan menggoreskan cat ke dinding menggunakan cat atau menggunakan garis bantu/pra cetak gambar dengan perekat.

Sebagaimana dilansir dari Mural Form, mural disebutkan berasal dari 30.000 sebelum masehi (SM). Karya paling awal mural berada di gua Chauvet, Prancis.
 

Ilustrasi vandalisme. (Sumber gambar: Pexels/Wendelin Jacober)

Ilustrasi vandalisme. (Sumber gambar: Pexels/Wendelin Jacober)

Sementara itu, jumlah mural terbanyak berasal dari makam Mesir pada 3.150 SM, Pompeii pada 100 SM – 79 M, dan Minoan pada 1.700 – 1.600 SM. Periode ini adalah periode ketika lukisan kuno dikenal sebagai zaman Paleolitik Atas.

Adapun, gaya lukisan mural yang paling terkenal adalah gaya fresco, di mana lukisan dibuat dengan kondisi plester dinding masih basah. Asal usul lukisan fresco tidak diketahui, tetapi telah digunakan sejak peradaban Minoa (di Knossos di Kreta) dan oleh orang Romawi kuno (di Pompeii).

Seniman menggunakan dry pigment yang dicampurkan dengan adukan lime (batu kapur) yang dicampur, dan mengaplikasikannya terhadap dinding. Setelah campuran tersebut mengering, maka warna karya mural akan terbentuk. Selain itu, terdapat juga metode membuat mural lainnya, yakni teknik Marouflage.

Lukisan mural disebut merupakan bentuk revolusioner dan membuktikan bahwa dinding dan langit-langit tidak harus polos. Lukisan di dinding bahkan bisa ditampilkan dengan menstransfer seni di dinding ke dalam kanvas besar lalu menempelkannya di dinding.

Untuk diketahui, saat ini, tercatat sejumlah karya mural diciptakan dengan ukuran yang sangat besar. Salah satu karya mural terbesar itu adalah mural di silo gandum di Incheon, Korea Selatan. Guinness World Records bahkan menganugerahkan karya mural ini sebagai mural terbesar di luar ruangan pada 2018 silam dengan ukuran 23.688,7 meter persegi

Pihak yang terlibat dalam pembuatan karya ini adalah Industry Promotion Division, Incheon Metropolitan City, Incheon Port Authority, Korea TBT Co. Ltd. dan Incheon Business Information Technopark.

Dilansir dari Korea Times, Pemerintah Kota Incheon dan Otoritas Pelabuhan Incheon pada saat itu menugaskan 22 seniman dan menghabiskan 550 juta won untuk proyek pembuatan mural ini. Tidak hanya itu, karya dengan medium cat ini juga menghabiskan 865.400 liter cat. Karya ini menggambarkan seorang anak laki-laki tumbuh dewasa dan satu set lengkap 16 buku.

Proyek pembuatan mural itu adalah bagian dari upaya untuk mengubah pandangan negatif tentang fasilitas industri yang sudah tua. Karya ini juga untuk menyatukan antara penduduk dengan kegiatan bisnis yang ada di daerah itu. Lebih dari itu, pemerintah pada saat itu juga berharap mural yang tercipta mendorong para wisatawan untuk datang.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Icip 3 Kuliner Lokal Kaya Nutrisi, Bisa Cegah Kondisi Stunting

BERIKUTNYA

Mengenal World Trauma Day 17 Oktober 2022, Begini Cara Memperingatinya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: