ilustrasi (sumber gambar : priscilla du preez / unsplash)

Jangan Malu, Yuk Curhat Urusan Mental Kalian di Pusat Kesehatan Digital

12 October 2022   |   19:30 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Kesehatan mental masih menjadi isu yang sensitif untuk diungkap oleh mayoritas masyarakat, padahal masalah mental illness ini memiliki prevalensi yang signifikan di Indonesia. Hal itu, memuat tingkat perhatian masyarakat terhadap problem kesehatan mental masih terbilang minim dan sering kali dianggap tabu.

Hal ini sejalan dengan hasil survei Kesehatan Mental yang dilaksanakan oleh TikTok dan YouGov yang menemukan bahwa sekitar 57 persen gen Z, dan 53 persen millenial masih takut membahas kesehatan mental bersama anggota keluarga karena takut dihakimi.

Baca juga: 3 Seniman Populer Ini Sukses Mengubah Mental Illness Jadi Energi Berkarya

Salah satu hal yang membuat sebagian besar gen Z dan millenial ini merasa tabu membicarakan kesehatan mental secara terbuka adalah karena khawatir mengenai dampak negatifnya. Misalnya, terjadi penolakan atau penghakiman dari keluarga dan teman dekat, maupun konsekuensi di tempat kerja yang akan memengaruhi masa depan karier mereka.

Seperti disampaikan oleh Sania Leonardo, salah seorang Kreator TikTok @panggilkubambang yang juga merupakan penyintas gangguan bipolar disorder. Dia melihat bahwa saat ini orang dengan gangguan kesehatan mental masih merasakan berbagai stigma, seperti dikucilkan, dipandang rendah, diremehkan dan semacamnya.

Sania sendiri sering memanfaatkan platform digital untuk menceritakan pengalamannya dalam menghadapi kondisi yang dialaminya. Selain itu, dia juga sering memberikan edukasi, agar orang-orang yang menghadapi masalah kesehatan mental tidak merasa sendiri, ataupun tidak terlihat.

Sementara itu, Psikolog & Co-Founder TigaGenerasi Saskhya Aulia Prima mengatakan kesehatan mental merupakan topik yang luas, tapi sayangnya belum sepenuhnya dipahami oleh masyarakat.

Minimnya kesadaran tentang kesehatan mental ini yang memunculkan stigma-stigma tertentu, dan membuat orang yang mengalami tantangan dalam kesehatan mentalnya menjadi tertutup atau bersikap seolah baik-baik saja.

“Jika ini terus terjadi, akibatnya penanganan terhadap masalah kesehatan mental menjadi terhambat dan bisa memengaruhi aspek hidup lainnya, misalnya produktivitas karier, rumah tangga, dan lainnya,” jelasnya.

Meski masalah kesehatan mental masih dianggap tabu, tetapi dari hasil survei Tiktok dan YouGov diketahui bahwa lebih dari 70 persen responden di Indonesia mulai merasa nyaman untuk berbicara tentang kesehatan mental. Dari jumlah tersebut, 57 persen memilih untuk bercerita ke keluarga, 52 persen ke tenaga profesional seperti psikolog, dan 40 persen ke teman dekat.

Lebih lanjut, 1 dari 4 responden (28 persen) di Indonesia merasa terbantu apabila mereka dapat mengakses sumber daya dan sarana seputar kesehatan mental yang bersifat bebas biaya di platform media sosial yang mereka gunakan.

Sementara itu, 26 persen responden pun merasa lebih terinspirasi dan nyaman untuk berbicara mengenai masalah kesehatan mental jika ada pengguna lain yang juga berbagi pengalaman serupa di media sosial. 

Berangkat dari kondisi tersebut, TikTok berinisiatif meluncurkan Pusat Kesehatan Digital sebagai pusat informasi, edukasi, dan bantuan kesehatan mental yang dibalut dalam kampanye bertajuk #SeeingTheUnseen.

Di dalam Pusat Kesehatan Digital, pengguna dapat mengakses layanan bantuan, menikmati berbagai video interaktif seputar kesehatan mental hasil kolaborasi TikTok bersama para mitra, kreator, dan pakar kesehatan mental, sekaligus tips atau inspirasi seputar topik kesehatan mental melalui konten livestream dari sejumlah kreator, seperti Ananza Prili, Analisa Widyaningrum, Fardi Yandi, dan kreator lainnya. 

Baca juga: Atasi Stigma Negatif, Sejumlah Tokoh Agama Satu Suara Tentang Kesehatan Mental

Faris Mufid, Public Policy and Government Relations, TikTok Indonesia mengatakan Pusat Kesehatan Digital ini ingin menyediakan para pengguna dengan wadah, sarana, dan sumber daya untuk mendukung terciptanya diskusi yang sehat mengenai kesehatan mental.

“Kami harap TikTok dapat terus menjadi tempat yang aman dan nyaman di mana diskusi penting tentang kesehatan mental dapat berkembang, menghibur, dan menginspirasi pengguna satu sama lain," ujarnya.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Yuk Kunjungi Saham RakyART, Pameran Seni Unik tentang Dunia Saham

BERIKUTNYA

Enggak Bisa Hadir ke Jakarta Fashion Week 2023? Datang Aja Lewat Metaverse

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: