Cek Bahaya Retinopati Diabetika pada Ibu Hamil, Bisa Berujung Kebutaan
11 October 2022 |
16:11 WIB
1
Like
Like
Like
Penyakit retinopati diabetik yang terjadi pada ibu hamil ternyata bisa menimbulkan efek berbahaya. Oleh karena itu, penyakit retinopati diabetik sebaiknya sudah dideteksi oleh dokter sebelum hamil atau paling lambat pada trimester pertama kehamilan.
Retinopati diabetik sendiri merupakan gangguan pada mata yang terjadi akibat komplikasi penyakit diabetes. Pada awalnya, penderita retinopati diabetik kerap tidak menunjukkan gejala tertentu. Namun, jika tidak segera ditangani, efeknya bisa berbahaya, apalagi bagi ibu hamil.
Dokter spesialis mata konsultan Gitalisa Andayani mengatakan ada potensi kehamilan dapat memperparah gangguan retinopati diabetik yang diderita ibu hamil. Oleh karena itu, ibu hamil mesti mewaspadai penyakit ini.
Baca juga: Moms, Diabetes saat Kehamilan Sebabkan Risiko Ini pada Bayi Loh
"Pada ibu hamil yang kami takutkan kehamilan dapat memperberat gangguan retinopati diabetik dan dapat menurunkan penglihatannya bahkan hingga menuju ke kebutaan," ujar dokter Gita dalam diskusi daring bertema World Sight Day 2022: Hindari, Cegah, dan Kontrol Komplikasi Mata pada Pasien Diabetes Melitus.
Gita sendiri menyarankan sebelum hamil, sebaiknya setiap perempuan, terutama yang memiliki diabetes, untuk mengecek kondisi mata terlebih dahulu. Harapannya, penyakit retinopati diabetik bisa dideteksi lebih awal sehingga penangannnya bisa lebih baik.
Namun, penanganan retinopati diabetik tidak selalu menganggu tumbuh kembang janin di dalam perut ibu. Salah satu tindakan yang dapat dipilih ialah dengan terapi laser fotokoagulasi. Sebab, tindakan laser tidak membahayakan ibu hamil.
Terapi laser hanya bertujuan untuk mengatasi neovaskularisasi retina. Jadi, hanya menargetkan daerah retina iskemik midperifer sehingga tidak merambah ke area lain. Terapi ini juga cukup efektif karena bisa mengurangi risiko penurunan visus pada mata hingga 15 huruf. Setelah selesai menjalani masa kehamilan, ibu juga disarankan kembali memeriksakan mata dengan monitoring lebih ketat.
Hal senada juga disampaikan oleh Dokter Spesialin Mata Konsultan Elvioza. Menurut Elvioza, penggunaan laser pada retinopati diabetik yang diderita ibu aman cenderung aman untuk janin.
Selama ini memang ada beberap informasi keliru soal laser, seperti dapat menimbulkan radiasi. Namun, laser itu hanya sinar dengan panjang gelombang tertentu yang dapat memberikan efek melakukan pembakaran pada daerah retina. Jadi, tidak ada efek langsung pada janin.
Dokter Elvioza mengatakan penanganan menggunakan laser lebih baik dibanding injeksi anti-VEGF pada ibu hamil. Sebab, belum ada bukti anti-VEGF aman bagi ibu hamil.
Dalam beberapa studi soal keamanan anti-VEGF, ibu hamil dikeluarkan dari kelompok percobaan. Oleh karena itu, belum ada bukti seberapa tingkat keamanan anti-VEGF pada ibu hamil. Oleh karena itu, laser lebih direkomendasikan.
Pengobatan retinopati diabetik pada ibu hamil memang harus dilakukan dengan hati-hati. Pengobatan pada retinopati diabetik harus tidak mengarah ke sistemik sehingga tidak memengaruhi janin.
Sebab, penyakit retinopati diabetik memerlukan waktu hingga ia diderita oleh seseorang. Namun, bukan tidak mungkin si anak juga bisa mengalami retinopati diabetik, terutama ketika dia tumbuh dan mengidap diabetes. Jika diabetes tidak ditangani, sangat mungkin bisa menjadi retinopati diabetik.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Retinopati diabetik sendiri merupakan gangguan pada mata yang terjadi akibat komplikasi penyakit diabetes. Pada awalnya, penderita retinopati diabetik kerap tidak menunjukkan gejala tertentu. Namun, jika tidak segera ditangani, efeknya bisa berbahaya, apalagi bagi ibu hamil.
Dokter spesialis mata konsultan Gitalisa Andayani mengatakan ada potensi kehamilan dapat memperparah gangguan retinopati diabetik yang diderita ibu hamil. Oleh karena itu, ibu hamil mesti mewaspadai penyakit ini.
Baca juga: Moms, Diabetes saat Kehamilan Sebabkan Risiko Ini pada Bayi Loh
"Pada ibu hamil yang kami takutkan kehamilan dapat memperberat gangguan retinopati diabetik dan dapat menurunkan penglihatannya bahkan hingga menuju ke kebutaan," ujar dokter Gita dalam diskusi daring bertema World Sight Day 2022: Hindari, Cegah, dan Kontrol Komplikasi Mata pada Pasien Diabetes Melitus.
Gita sendiri menyarankan sebelum hamil, sebaiknya setiap perempuan, terutama yang memiliki diabetes, untuk mengecek kondisi mata terlebih dahulu. Harapannya, penyakit retinopati diabetik bisa dideteksi lebih awal sehingga penangannnya bisa lebih baik.
Penanganan Retinopati Diabetik Pada Ibu Hamil
Gita mengatakan beberapa pasien sering mengeluh dan takut menangani retinopati diabetik saat sedang hamil. Sebab, dikhawatirkan penanganan retinopati diabetik justru bisa mengganggu kehamilannya.Namun, penanganan retinopati diabetik tidak selalu menganggu tumbuh kembang janin di dalam perut ibu. Salah satu tindakan yang dapat dipilih ialah dengan terapi laser fotokoagulasi. Sebab, tindakan laser tidak membahayakan ibu hamil.
Terapi laser hanya bertujuan untuk mengatasi neovaskularisasi retina. Jadi, hanya menargetkan daerah retina iskemik midperifer sehingga tidak merambah ke area lain. Terapi ini juga cukup efektif karena bisa mengurangi risiko penurunan visus pada mata hingga 15 huruf. Setelah selesai menjalani masa kehamilan, ibu juga disarankan kembali memeriksakan mata dengan monitoring lebih ketat.
Hal senada juga disampaikan oleh Dokter Spesialin Mata Konsultan Elvioza. Menurut Elvioza, penggunaan laser pada retinopati diabetik yang diderita ibu aman cenderung aman untuk janin.
Selama ini memang ada beberap informasi keliru soal laser, seperti dapat menimbulkan radiasi. Namun, laser itu hanya sinar dengan panjang gelombang tertentu yang dapat memberikan efek melakukan pembakaran pada daerah retina. Jadi, tidak ada efek langsung pada janin.
Dokter Elvioza mengatakan penanganan menggunakan laser lebih baik dibanding injeksi anti-VEGF pada ibu hamil. Sebab, belum ada bukti anti-VEGF aman bagi ibu hamil.
Dalam beberapa studi soal keamanan anti-VEGF, ibu hamil dikeluarkan dari kelompok percobaan. Oleh karena itu, belum ada bukti seberapa tingkat keamanan anti-VEGF pada ibu hamil. Oleh karena itu, laser lebih direkomendasikan.
Pengobatan retinopati diabetik pada ibu hamil memang harus dilakukan dengan hati-hati. Pengobatan pada retinopati diabetik harus tidak mengarah ke sistemik sehingga tidak memengaruhi janin.
Retinopati Diabetik Bukan Penyakit Turunan
Retinopati diabetik bukanlah penyakit turunan. Jadi, meskipun diderita oleh ibu hamil, buah hati yang lahir tidak akan otomatis ikut terkena retinopati diabetik.Sebab, penyakit retinopati diabetik memerlukan waktu hingga ia diderita oleh seseorang. Namun, bukan tidak mungkin si anak juga bisa mengalami retinopati diabetik, terutama ketika dia tumbuh dan mengidap diabetes. Jika diabetes tidak ditangani, sangat mungkin bisa menjadi retinopati diabetik.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.