Koleksi mobil tamiya komunitas PlayOn Indonesia. (Sumber gambar: Komunitas PlayOn Indonesia)

Hypereport: Cara Baru Bernostalgia Ala Komunitas 4WD, Berlari Sambil Menggiring Tamiya

09 October 2022   |   15:47 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Decitan ban dari miniatur mobil balap yang digiring oleh Yonkuro Hinomaru mungkin masih terekam jelas di benak generasi 80 dan 90-an. Sorak sorai menyaksikan balapan mobil mini 4 WD (four wheel drive) dalam serial animasi Dash! Yonkuro ini, menjadi hiburan menarik bagi anak-anak yang hidup pada era tersebut. 

Berlanjut pada era milenium atau 2000-an, Go Saeba dengan Magnum Saber dan kakaknya, Retsu Seiba dengan Sonic Saber, menjadi idola baru generasi penggemar anime mini 4WD. Serial berjudul Let’s & Go ini begitu digemari. Alhasil intelektual properti (IP) mini 4WD berupa tamiya kala itu laris manis diburu. 

Baik anak-anak hingga orang dewasa banyak berrmain Tamiya atau mobil mini 4WD di area sekitar rumah. Berlari mengejar laju mobil mini jadi kegiatan yang paling menarik dan menyenangkan.

Baca juga: 4 Fakta Game Video Zuma, Permainan yang Digemari Bapak-Bapak

Hingga akhirnya lintasan dengan beragam bentuk kemudian diciptakan. Perlombaan pun banyak dibuat dari skala desa hingga nasional. Tak pernah sepi penonton, ajang balap tamiya ini menjadi tontonan paling menarik, selain memainkannya sendiri di rumah.

Namun dalam satu dekade terakhir, mini 4WD tersingkirkan. Anak-anak lebih memilih bermain gim di dalam layar ponsel pintar atau layar perangkat elektronik lain. Semua menunduk bahkan menghabiskan waktu berjam-jam hingga lupa makan.  

Namun, sebagian generasi milenial itu justru masih menjalani hobi tamiya hingga saat ini. Meski skalanya terbatas, keseruan balapan mini 4WD kini masih bisa ditemui di toko-toko penjual kit mobil tamiya ini, atau saat event khusus yang dihadirkan komunitas.

Hypeabis.id menyajikan laporan khusus tentang dunia penggemar tamiya. Saat ini, pemain tamiya lebih banyak bapak-bapak yang bernostalgia dengan anime kesayangan mereka, Dash! Yonkuro dan Let’s & Go. Sebut saja Rangga Marvel.  Pria berusia 38 ini merupakan penggemar berat Dash! Yonkuro dan Let’s & Go.

Meski sempat terlupakan, tapi pada 2010 lalu dia tidak sengaja menemukan koleksi tamiyanya di gudang. Kenangan masa kecil dengan bermain tamiya lantas hidup kembali. Rasa penasaran pun menghantarkannya untuk mencari orang yang memiliki hobi yang sama, yakni bermain tamiya atau mini 4WD. 

Dia pun menemukannya di Facebook dan coba membangun komunitas yang kini dikenal dengan nama PlayOn Indonesia. “Saya tumbuh dengan kartun ini. Ingin membangun nostalgia hingga akhirnya bangun komunitas yang lebih meaningfull, rangkul orang banyak. Kumpulan bapak-babak yang dulu nonton anime,” ujarnya kepada Hypeabis.id, Selasa (4/10/2022). 

Komunitasnya cukup berkembang. Dari puluhan, kini PlayOn Indonesia memiliki sekitar 5.900 member. Komunitas ini pun sejak 2021 memiliki akta pendirian resmi dan tahun ini masuk dalam naungan Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia. “Dari hobi main-main jadi organisasi,” imbuhnya. 

Rangga sendiri sering ikut kejuaraan dari tingkat nasional hingga internasional. Dia sudah dua kali berangkat ke Jepang untuk ikut kejuaraan dunia mini 4WD. Skala Asia, dia ikut kejuaraan di Bangkok dan Hongkong. 

Kendati demikian, timbul kejenuhan saat bermain mini 4WD di lintasan. Hingga suatu ketika, rekan sesama penggemar tamiya dari Italia, mengenalkan Rangga cara baru yang lebih mengasyikkan. Cara itu yakni street mini 4WD. Dia pun mempopulerkannya di Indonesia. 

Pada 10 September 2022, Komunitas tamiya, PlayOn pun memecahkan rekor MURI. Sebanyak 11 orang mencatatkan sejarah di Museum Rekor Indonesia dengan berlari secara estafet menggiring mobil mini 4WD sejauh 20 kilometer di Sentul International Karting Circuit, Kabupaten Bogor. 

Ya, street mini 4WD merupakan kegiatan bermain mobil mini termasuk Tamiya di luar lintasan. Bisa di taman hingga jalur sirkuit balapan riil. Satu yang menjadi ciri khas yakni tongkat pemandu untuk mengarahkan mobil tetap pada jalurnya. “Mirip anime Dash! Yonkuro. Mengarahkan mini 4WD dengan tongkat. Kita mengandalkan refleks dan koordinasi,” jelasnya. 

Rangga menjelaskan bermain mobil mini 4WD dengan cara ini selain lebih mengasyikkan, juga lebih positif karena adanya aktivitas fisik dan meningkatkan bonding dengan keluarga karena bisa bermain bersama.

Baca juga: Bikin Kangen dan Nostalgia, Ini daftar 5 Permainan Tradisional Tahun 90-an

Kegiatan ini menurutnya dapat mengurangi ketergantungan gawai pada anak-anak dan membuat mereka lebih aktif di luar ruangan tidak hanya menatap layar. 

“Di samping olah fisik, anak bisa belajar koordinasi motorik dan otot. Kreativitas juga bisa dilatih karena harus merakit mobilnya,” tutur pendiri PlayOn Indonesia ini. 

Sebagai komunitas, PlayOn Indonesia katanya ingin terus memperkenalkan street mini 4WD kepada anak-anak. Berpusat di Surabaya, Rangga dan teman-temannya sudah melakukan sosialisasi di beberapa sekolah di Jawa Timur. Bahkan salah satu sekolah di Sidoarjo memasukkan street mini 4WD sebagai ekstrakurikuler.
 

Koleksi mobil tamiya komunitas PlayOn Indonesia. (Sumber gambar: Komunitas PlayOn Indonesia)

Koleksi mobil tamiya komunitas PlayOn Indonesia. (Sumber gambar: Komunitas PlayOn Indonesia)

 

Bermain dan Berlari

Sebagai penggemar olahraga lari sekaligus pecinta tamiya, akhirnya pada 2018, Fahmi Perwira terjun dalam kegiatan street mini 4WD. Motivasinya untuk berlari semakin meningkat dan mampu melampaui jarak yang biasanya dia tempuh. “Saya suka street mini 4WD karena bisa menggabungkan hobi lari dan mainan saya,” imbuhnya. 

Hobinya ini pun menghantarkan Fahmi sebagai Ketua PlayOn regional Jakarta. Saat ini setidaknya ada 26 orang yang aktif sebagai member. Setiap akhir pekan, Fahmi rutin bermain street mini 4WD dengan para member di sejumlah tempat.

Fahmi menyebut pihaknya sengaja tidak memiliki basecamp karena ingin mengolah taman dan beberapa tempat olahraga baru di Jakarta, sekaligus mengenalkan kegiatan ini pada masyarakat sekitar. 

Komunitas ini juga sering mengadakan beauty contest atu kontes kecantikan untuk memodifikasi kit mini 4WD. Workshop singkat untuk mengenal cara bermain street mini 4WD bagi pemula juga dihadirkan.

Kejuaraan tingkat regional dan nasional juga kerap dibuat untuk terus menghidupkan kegiatan ini.“Kami mengadakan beberapa nomor kejuaraan seperti duel individual dan duel estafet tim” jelasnya. 

Fahmi menerangkan ada beberapa perbedaan mini 4WD yang dimainkan di lintasan dengan yang di jalan. Mini 4WD di luar lintasan memiliki kit yang dimodifikasi khusus untuk bisa bisa melaju di medan yang tentunya tidak mulus seperti di lintasan.

Jika kit atau sasis mini 4WD di lintasan dibuat ceper agar mobil bisa melaju secepat kilat, sasis mini 4WD di luar lintasan dibuat lebih tinggi dari permukaan tanah. Bicara kecepatan, mobil yang ada di lintasan jauh lebih cepat untuk mengejar waktu. “Di PlayOn mini 4WD tidak perlu kencang karena kecepatan mobil disesuaikan dengan kemampuan pelari,” tuturnya. 

Baca laporan terkait:
- Geliat Bisnis Tamiya, di Balik Nostalgia dan Ajang Kompetisi Penuh Cuan
Bongkar, Rakit, Balap, Lalu Untung
Serunya Hobi Balap Tamiya yang Kini digandrungi Anak Gede

Perbedaan berikutnya yakni mini 4WD di luar lintasan mengunakan tongkat atau stik pemandu untuk mengendalikan mobil. Stik ini memiliki panjang sekitar 150 cm, bisa berupa kayu atau tongsis yang sudah dimodifikasi.

Dalam hal perawatan, street mini 4WD pun bisa lebih ekstra. Tentu kit mobil akan sangat kotor karena bermain di jalanan. Setelah bermain, biasanya pemain membongkar semua badan mobil, mulai dari sasis hingga sparepart kecil, semua dibersihkan sehingga tidak ada debu atau sisa air yang menempel. “Sisa air bisa buat karat, karena akan mengurangi performa,” jelasnya.

Lepas dari bermain di lintasan maupun di jalan, keduanya sama mengasyikkan dan meningkatkan kreativitas para penggemar mini 4WD. Semoga ke depannya, kegiatan ini bisa semakin luas menyasar anak-anak yang kecanduan gawai ya, Genhype. Dengan demikian, mereka bisa lebih sehat karena lebih aktif, tidak duduk seharian bermain gawai.  

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Waduh, Empat Negara Ini Tolak Paspor Indonesia Tanpa Kolom Tanda Tangan

BERIKUTNYA

Pamali Bukan Sembarang Mitos, Simak Penjelasannya!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: