Ilustrasi aktivitas bisnis UMKM (Pexels/Karolina Grabowska)

Ini Dia Game Changer Bisnis UMKM

15 October 2021   |   19:59 WIB
Image
Syaiful Millah Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Like
Usaha mikro kecil menengah atau UMKM selama ini masih banyak mengalami kendala dalam upaya pengembangan skala bisnis dan peningkatan kapasitasnya pada era digital. Sebagai solusinya, pemerintah menyiapkan strategi kunci bagi UMKM yang diyakini akan menjadi game changer dalam upaya pengembangan usaha kecil tersebut.

Staff Khusus Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah TB. Fiki C. Satari mengatakan bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memainkan peranan penting dalam perekonomian nasional. Faktanya, 99 persen pelaku usaha Indonesia merupakan UMKM yang berkontribusi sekitar terhadap lebih dari 60 persen produk domestik bruto (PDB) nasional.

Hanya saja, kondisi ini tidak tidak mengalami perubahan yang signifikan sejak 2 dekade terakhir. UMKM dalam negeri memiliki postur yang terlalu gemuk. Selain itu mayoritas berada di sektor informal, tidak memiliki literasi usaha yang baik, serta belum terhubung dengan perbankan dan akses fasilitas lain. 

Fiki melanjutkan bahwa percepatan transformasi digital menjadi peluang penting untuk menciptakan ekosistem UMKM yang lebih mapan. "Bahwa ada lompatan besar transformasi [selama pandemi], ini jadi momentum untuk UMKM menjadi subyek bukan lagi obyek," katanya.

Kendati demikian, proses digitalisasi UMKM bukannya tanpa halangan. Dia menuturkan setidaknya ada empat masalah UMKM untuk masuk ke ranah daring yakni literasi digital yang masih rendah, kapasitas produksi kecil, kualitas produksi belum konsisten, dan akses pasar yang belum optimal.

Kemenkop UKM, lanjutnya, berupaya mengatasi masalah tersebut dengan dua pendekatan. Pertama, pendekatan go digital dengan peningkatan kapasitas usaha dan perluasan pasar digital.

Kedua, pendekatan fokus platform per trade area. Dia menjelaskan, kementerian akan mendorong pengelompokkan fokus platform per level yang diyakini bakal menjadi game changer pengembangan UMKM lokal.

Hal ini dilakukan dengan memfokuskan kategori pelaku usaha usaha mikro untuk tidak langsung terjun ke lokapasar nasional karena dipastikan akan gugur, tapi masuk terlebih dahulu di katalog elektronik dan onboarding di media sosial.

Sementara itu, usaha kecil akan difokuskan untuk masuk ke platform e-commerce lokal dan homogen. Adapun, usaha menengah akan didorong masuk dan berkompetisi di platform dagang elektronik nasional dan global, serta potensi melakukan ekspor.

"Bukan target angka UMKM yang onboarding saja yang bisa dikonfirmasi, tapi harus ada new economy value creation untuk pelaku usaha dan perekonomian," tuturnya.

Berdasarkan data dari Kemenop UKM, total ekspor yang dikontribusikan oleh pelaku UMKM saat ini masih berkisar pada angka 14 persen. Sementara itu, pemerintah menargetkan angkanya menjadi 47 persen pada 2024 mendatang.

Fiki menuturkan bahwa untuk memenuhi target tersebut, kunci penting yang perlu ditekankan bagu para pelaku usaha ialah kemitraan dengan industri besar. Jadi pebisnis UMKM harus masuk ke dalam  sistem rantai pasok untuk produksi kebutuhan dalam dan luar negeri. 

Menurutnya, ada banyak sekali potensi yang dimiliki oleh UMKM untuk menjadi bagian dari supply chain industri besar. Selain itu, pemerintah melalui BUMN juga sudah membuka pintu agar pelaku usaha bisa menjadi supplier di sisi hulu.

"Selain itu tentunya pembiayaan juga penting. Himbara khususnya BNI itu difokuskan untuk program pembiayaan ekspor. Hal lain adalah Fullfillment Center yang disiapkan karena isu logistik juga menjadi tantangan tersendiri," ujarnya.

Editor : 

SEBELUMNYA

Ini Dia Gaya Fesyen Kasual dari Merek Lokal ala Greysia Polii

BERIKUTNYA

Jajaran Merek Hype-fashion Dihadirkan dalam Kick Avanue Fair

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: