Ilustrasi orang-orang yang sedang melindungi diri dari gas air mata. (Sumber gambar : Unsplash/Ev)

Tragedi Kanjuruhan, Begini Proses Gas Air Mata Bisa Sebabkan Kematian

04 October 2022   |   12:26 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Like
Laga Arema yang menjamu Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam, menjadi tragedi kelam dalam sejarah sepakbola Indonesia. Data terakhir dari pemerintah tercatat 125 orang meninggal dunia akibat berdesakan di pintu keluar stadion yang dipenuhi kepulan asap tembakan gas air mata.  

Penggunaan gas air mata memang menjadi sorotan dalam tragedi ini. Pasalnya senjata berisi bahan kimia tersebut tegas dilarang FIFA untuk digunakan di dalam stadion, sekalipun guna menghalau penonton yang rusuh. 

Pada tragedi ini, polisi justru menembakkannya tepat ke arah tribun yang penuh penonton. Alhasil mereka berlarian berupaya keluar dari stadion untuk menghindari efek yang ditimbulkan seperti mata perih hingga sulit bernapas.

Namun naas, bukannya selamat, banyak dari mereka yang tewas kehabisan oksigen, berdesakan, bahkan terhimpit tidak bisa keluar lantaran gerbang pintu yang terkunci. 

Baca juga5 Fakta tentang Gas Air Mata, Begini Dampaknya pada Saluran Nafas dan Kulit
 

Aksi soladiritas Aremania terhadap korban tragedi Kanjuruhan. (Sumber gambar : Bisnis.com)

Aksi soladiritas Aremania terhadap korban tragedi Kanjuruhan. (Sumber gambar : Bisnis.com)


Mengutip CDC, gas air mata merupakan senyawa kimia yang menyebabkan iritasi pada mata, mulut, tenggorokan, paru-paru, dan kulit. Senyawa yang paling umum digunakan yakni chloroacetophenone (CN) dan chlorobenzylidenemalononitrile (CS). 

Dalam prosesnya, partikel gas air mata yang ditembakkan ke udara, akan menyentuh kulit atau masuk ke area saluran napas. Dalam beberapa detik, mereka yang terpapar langsung merasakan efeknya. 

Efek tersebut berupa mata seperti terbakar, penglihatan kabur, hingga membuat mata kemerahan. Hidung berair karena timbul sensasi terbakar dan bengkak. 

Rasa terbakar juga terjadi pada mulut hingga kesulitan menelan. begitu pula pada kulit yang mengalami luka bakar dan ruam. Efeknya pada paru-paru, dada terasa sesak, menimbulkan batuk, rasa tercekik, hingga sesak napas.

Profesor anestesiologi, farmakologi, dan biologi kanker di Duke University School of Medicine, Sven Eric Jordt memang iritasi kimia ini dianggap tidak mematikan di lingkungan terbuka dan pada konsentrasi rendah. Namun demikian, dalam dosis besar atau meledak di dekat orang dan di ruangan tertutup, bahan kimia ini dapat membunuh jaringan di saluran napas dan sistem pencernaan.

Gas air mata tersebut bisa mengisi paru-paru dengan cairan berlebih dan menyebabkan pendarahan internal. “Hidung pada dasarnya bertindak sebagai penjaga untuk ancaman yang terhirup, untuk memberi sinyal alarm jika ada sesuatu di sekitar yang dapat melukai paru-paru,” jelas Jordt dikutip dari National Geographic. 

Oleh karena itu. Penting untuk segera menyiram area tubuh, termasuk hidung yang terkena sebagai upaya dekontaminasi dari zat kimia tersebut. Namun sayangnya hal ini pasti sulit dilakukan para korban di stadion Kanjuruan ketika itu. 

CDC menyebut kematian memang menjadi efek jangka panjang gas air mata, terutama bagi mereka yang terkontaminasi dalam jumlah besar dan di area tertutup. Kematian ini disebabkan karena luka bakar kimia parah di tenggorokan dan paru-paru. Kemudian, terjadinya kegagalan pernapasan. Efek jangka panjang lainnya yakni terjadinya glaukoma dan kebutaan.  

Efek ini sejatinya bisa dicegah karena paparan gas air mata biasanya berlangsung selama 15-20 menit. Itupun jikalau korbannya segera pindah dari sumber asap dan melakukan dekotaminasi. 

Baca jugaIni Pernyataan Presiden FIFA Tentang Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang

Berikut ini beberapa upaya yang bisa dilakukan ketika terkena gas air mata:
  1. Tinggalkan area yang penuh asap dari tembakan gas air mata. Segera cari udara segar yang sangat efektif meredakan paparannya. 
  2. Jika sudah terpapar, lepaskan pakaian secepat mungkin dan segera bilas tubuh dengan menggunakan air dan sabun. Bahan kimia ini diketahui dapat menempel di pakaian. 
  3. Hindari menyentuh area yang terpapar.
  4. Apabila mata terasa panas atau penglihatan kabur, bilas mata dengan air selama 10-15 menit.
  5. Apabila tidak juga reda dan timbul gejala seperti sesak napas, segera cari pertolongan medis.
Lepas dari persoalan gas mata ini, kita sama-sama mendoakan para korban Kanjuruhan yuk, Genhype. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan korban yang dirawat segera pulih. 


(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Podcast Original Spotify dari Kim Kardashian Bawakan Kisah Kriminal

BERIKUTNYA

Hindari Menyalahkan Diri Sendiri saat Gagal dengan 5 Cara Ini

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: