Kisah Inspiratif Pemilik Green Nitrogen, Ubah Bisnis Recehan Jadi Bisnis Miliaran
26 June 2021 |
11:52 WIB
Genhype tentu sudah sering melihat usaha tambal ban dan isi angin yang banyak dijajakan di pinggir jalan. Nah, usaha pinggiran tersebut ternyata bisa naik kelas lho dan menjadi peluang yang menggiurkan.
Adalah Adang Wijaya, seorang pengusaha yang sukses mentransformasi bisnis recehan menjadi naik kelas dengan menghadirkan Green Nitrogen. Setelah lebih dari 8 tahun beroperasi sejak kali pertama dibuka pada 2011, Green Nitrogen kini kian berkembang pesat dan telah memiliki lebih dari 700 outlet di berbagai titik SPBU Pertamina.
Keputusan Adang untuk terjun dalam bisnis Green Nitrogen bermula saat dirinya bertemu dengan seorang teman yang tengah merintis bisnis isi angin nitrogen. Adang yang sebelumnya sempat memiliki usaha di bidang konsultan manajemen, menyarankan temannya untuk mengemas layanan bisnis tersebut menjadi lebih bergengsi.
Caranya dengan memilih lokasi yang nyaman, membuat tampilan outlet yang menarik dan eye catching, menghadirkan karyawan berseragam, serta menyediakan layanan dan peralatan dengan kualitas tersebut.
“Saya melihat bisnis isi angin nitrogen ini punya prospek yang besar, karena saat itu orang hanya menawarkan isi angin biasa. Tapi untuk menjadi besar, usaha ini jangan dibuka di pinggir jalan, harus di tempat yang bergengsi yaitu di SPBU Pertamina karena itu kan perusahaan papan atas, apalagi SPBU paling sering dikunjungi kendaraan roda dua maupun roda empat,” ujarnya.
Namun, keinginan Adang untuk membuka booth di SPBU Pertamina tidaklah mulus karena adanya larangan membuka usaha di dalam SPBU. Namun, kondisi itu tak membuatnya patah arang. Pria kelahiran 28 Februari 1970 ini terus berusaha hingga akhirnya dia mendapatkan kesempatan dari salah satu pemilik swasta SPBU Pertamina di kawasan Bekasi untuk membuka outlet pertama Green Nitrogen.
Pada awal menjalankan usaha, Adang lebih banyak memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya isi angin nitrogen dibandingkan dengan isi angin biasa. Hampir setiap orang yang mengisi nitrogen di tempatnya, tidak bayar, alias gratis karena masyarakat telah terbiasa untuk isi angin gratis di setiap SPBU Pertamina.
“Pada awal-awal buka, pendapatan kami sehari-hari lebih banyak nol rupiah, kalau pun dapat Rp20.000 itu sudah senang, apalagi pas dapat pertama kali Rp100.000 itu senangnya bukan main,” ungkapnya.
Sampai akhirnya, Green Nitrogen mendapat kesempatan diundang oleh Ferrari Indonesia untuk membantu mengisi angin mobil-mobil Ferrari pada acara mereka di Sentul.
Perlahan tapi pasti, makin banyak masyarakat yang memahami pentingnya mengisi angin nitrogen karena dapat membuat tekanan dan temperatur lebih stabil, serta membuat ban lebih lentur sehingga berkendara terasa lebih nyaman dan aman.
Puncaknya pada saat mudik lebaran 19 Mei 2011. Kala itu, masyarakat antre untuk mengisi angin nitrogen sehingga omzet yang tadinya rata-rata hanya nol rupiah melonjak signifikan menjadi Rp1 juta per hari. Kondisi ini memunculkan rasa percaya diri Adang untuk membuka di tempat lainnya.
Dengan perkembangan yang cukup baik, didukung layanan dan outlet yang menarik, Adang pun kembali menawarkan kerja sama dengan Pertamina. Bak gayung bersambut, perusahaan BUMN itu menerima tawaran darinya sehingga pada 2013, Pertamina dan PT Global Insight Utama resmi menjalin kerja sama eksklusif.
Dengan kerja sama tersebut, Green Nitrogen menjadi operator resmi yang menawarkan isi angin nitrogen dan tambal bun tubles di setiap SPBU milik Pertamina. Tentu saja dalam mengembangkan bisnisnya ini, Adang tidak bisa bergerak sendiri, dia kemudian menjalin kerja sama dengan para teman, sahabat, dan orang-orang yang ingin mengembangkan bisnis tersebut.
Menurutnya, peluang untuk mengembangkan bisnis di luar pulau Jawa ini masih sangat besar. Apalagi, dari segi prospek usaha, bisnis isi angin dan tambal ban tidak terpengaruh krisis ekonomi. “Target kami setiap bulan bisa membuka 5 hingga 10 titik di luar Pulau Jawa, peluangnya masih sangat terbuka lebar,” ujarnya.
Saat ini, dari total 700-an outlet Green Nitrogen, 600 diantaranya dikembangkan langsung oleh perusahaan sedangkan 100 lainnya ditawarkan dengan system kemitraan. Adapun rata-rata omzet yang didapatkan pada setiap gerai sekitar Rp15 juta sampai Rp20 juta per bulan atau mencapai hingga Rp1,2 miliar setiap bulannya.
Beberapa jenis layanan yang disediakan oleh Green Nitrogen mulai dari tambal ban tubles, isi angin nitrogen, kemudian untuk beberapa titik Green Nitrogen yang memiliki lahan luas, pihaknya juga menawarkan jasa layanan steam wash, cuci eksterior dan interior, termasuk layanan bongkar pasang ban serep dan tukar posisi ban.
Adalah Adang Wijaya, seorang pengusaha yang sukses mentransformasi bisnis recehan menjadi naik kelas dengan menghadirkan Green Nitrogen. Setelah lebih dari 8 tahun beroperasi sejak kali pertama dibuka pada 2011, Green Nitrogen kini kian berkembang pesat dan telah memiliki lebih dari 700 outlet di berbagai titik SPBU Pertamina.
Keputusan Adang untuk terjun dalam bisnis Green Nitrogen bermula saat dirinya bertemu dengan seorang teman yang tengah merintis bisnis isi angin nitrogen. Adang yang sebelumnya sempat memiliki usaha di bidang konsultan manajemen, menyarankan temannya untuk mengemas layanan bisnis tersebut menjadi lebih bergengsi.
Caranya dengan memilih lokasi yang nyaman, membuat tampilan outlet yang menarik dan eye catching, menghadirkan karyawan berseragam, serta menyediakan layanan dan peralatan dengan kualitas tersebut.
“Saya melihat bisnis isi angin nitrogen ini punya prospek yang besar, karena saat itu orang hanya menawarkan isi angin biasa. Tapi untuk menjadi besar, usaha ini jangan dibuka di pinggir jalan, harus di tempat yang bergengsi yaitu di SPBU Pertamina karena itu kan perusahaan papan atas, apalagi SPBU paling sering dikunjungi kendaraan roda dua maupun roda empat,” ujarnya.
Namun, keinginan Adang untuk membuka booth di SPBU Pertamina tidaklah mulus karena adanya larangan membuka usaha di dalam SPBU. Namun, kondisi itu tak membuatnya patah arang. Pria kelahiran 28 Februari 1970 ini terus berusaha hingga akhirnya dia mendapatkan kesempatan dari salah satu pemilik swasta SPBU Pertamina di kawasan Bekasi untuk membuka outlet pertama Green Nitrogen.
Pada awal menjalankan usaha, Adang lebih banyak memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya isi angin nitrogen dibandingkan dengan isi angin biasa. Hampir setiap orang yang mengisi nitrogen di tempatnya, tidak bayar, alias gratis karena masyarakat telah terbiasa untuk isi angin gratis di setiap SPBU Pertamina.
“Pada awal-awal buka, pendapatan kami sehari-hari lebih banyak nol rupiah, kalau pun dapat Rp20.000 itu sudah senang, apalagi pas dapat pertama kali Rp100.000 itu senangnya bukan main,” ungkapnya.
Sampai akhirnya, Green Nitrogen mendapat kesempatan diundang oleh Ferrari Indonesia untuk membantu mengisi angin mobil-mobil Ferrari pada acara mereka di Sentul.
Perlahan tapi pasti, makin banyak masyarakat yang memahami pentingnya mengisi angin nitrogen karena dapat membuat tekanan dan temperatur lebih stabil, serta membuat ban lebih lentur sehingga berkendara terasa lebih nyaman dan aman.
Puncaknya pada saat mudik lebaran 19 Mei 2011. Kala itu, masyarakat antre untuk mengisi angin nitrogen sehingga omzet yang tadinya rata-rata hanya nol rupiah melonjak signifikan menjadi Rp1 juta per hari. Kondisi ini memunculkan rasa percaya diri Adang untuk membuka di tempat lainnya.
Dengan perkembangan yang cukup baik, didukung layanan dan outlet yang menarik, Adang pun kembali menawarkan kerja sama dengan Pertamina. Bak gayung bersambut, perusahaan BUMN itu menerima tawaran darinya sehingga pada 2013, Pertamina dan PT Global Insight Utama resmi menjalin kerja sama eksklusif.
Dengan kerja sama tersebut, Green Nitrogen menjadi operator resmi yang menawarkan isi angin nitrogen dan tambal bun tubles di setiap SPBU milik Pertamina. Tentu saja dalam mengembangkan bisnisnya ini, Adang tidak bisa bergerak sendiri, dia kemudian menjalin kerja sama dengan para teman, sahabat, dan orang-orang yang ingin mengembangkan bisnis tersebut.
Menurutnya, peluang untuk mengembangkan bisnis di luar pulau Jawa ini masih sangat besar. Apalagi, dari segi prospek usaha, bisnis isi angin dan tambal ban tidak terpengaruh krisis ekonomi. “Target kami setiap bulan bisa membuka 5 hingga 10 titik di luar Pulau Jawa, peluangnya masih sangat terbuka lebar,” ujarnya.
Saat ini, dari total 700-an outlet Green Nitrogen, 600 diantaranya dikembangkan langsung oleh perusahaan sedangkan 100 lainnya ditawarkan dengan system kemitraan. Adapun rata-rata omzet yang didapatkan pada setiap gerai sekitar Rp15 juta sampai Rp20 juta per bulan atau mencapai hingga Rp1,2 miliar setiap bulannya.
Beberapa jenis layanan yang disediakan oleh Green Nitrogen mulai dari tambal ban tubles, isi angin nitrogen, kemudian untuk beberapa titik Green Nitrogen yang memiliki lahan luas, pihaknya juga menawarkan jasa layanan steam wash, cuci eksterior dan interior, termasuk layanan bongkar pasang ban serep dan tukar posisi ban.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.