Niken T. Sudharmono (Sumber gambar: www.youtube.com/c/NikenTantyoSudharmono)

Yuk Coba Resep Sehat Plus Awet Muda ala Penyintas Autoimun Niken Sudharmono!

28 September 2022   |   14:21 WIB

Bagi sebagian kalangan, autoimun kadang masih dianggap sebagai penyakit langka yang sulit dijelaskan penyebabnya. Apalagi, masalah sistem imun yang menyerang tubuhnya sendiri ini, memiliki 80 jenis autoimun dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda.

Data yang dihimpun oleh Marisza Cardoba Foundation mengungkapkan, setidaknya 5.000 orang di Indonesia menderita autoimun. Penyakit ini dapat menimbulkan kerusakan organ, bahkan berisiko menyebabkan kematian.

Hingga saat ini, memang belum ditemukan obat yang mampu menyembuhkan autoimun secara permanen. Biasanya penderitanya cukup diberikan imunosupresan, obat penghambat sistem imun dan ditunjang dengan terapi. 

Baca juga: Mengenal Vaskulitis, Penyakit Autoimun Langka yang Sempat Diderita Ashton Kutcher
 
Namun pada beberapa kasus, penderita autoimun ternyata dapat dinyatakan sembuh, yang tidak hanya mengandalkan obat. Salah satunya dialami seorang penyintas autoimun bernama Niken Tantyo Sudharmono yang berhasil menerapkan formula yang diciptakan sendiri untuk lepas dari jeratan penyakit autoimun.

Semenjak divonis menderita penyakit tersebut, Niken giat membaca sumber-sumber referensi tentang kesehatan dan mencoba memulihkan kesehatannya dengan cara menerapkan pola hidup sehat tanpa obat, yang diberi nama Lifestyle of Health step 1,2,3 (LOH123).

Pola hidup sehat yang diterapkannya tersebut tidak hanya mampu menyembuhkan autoimun, tetapi juga memberikan banyak manfaat lain, di antaranya menyembuhkan dan mencegah kanker, diabetes, serta menjadi alternatif diet penurunan berat badan dan bonus menjadi awet muda.

Representasi dari semua manfaat tersebut dibuktikan sendiri oleh Niken, yang wajahnya terlihat awet muda meskipun usianya hampir menginjak kepala 5. Badannya terlihat bugar dan memancarkan aura kebahagiaan.

Lantas apa sih LOH123 ini?
Lifestyle of Health ini terdiri atas tiga langkah yang harus dijalankan secara berurutan. Menurut Niken, sakit kronik seperti autoimun, kanker, diabetes dan lain-lain, bukanlah datang secara tiba-tiba. Melainkan merupakan akumulasi dari kesalahan pola hidup, termasuk di dalamnya pola makan yang cenderung mengutamakan lidah daripada manfaatnya untuk tubuh.

Tersedianya beragam makanan dengan variasi rasa, cara memasak, pengawetan, serta penyajiannya menjadi celah masuknya pengaruh buruk bagi kesehatan tubuh. Mungkin sebenarnya tubuh kita sudah menunjukkan gejala-gejala penolakan terhadap asupan yang salah tersebut. Namun, seringkali kita mengabaikannya.

Nah supaya kita dapat menerapkan gaya hidup sehat dalam keseharian, yuk simak langkah-langkah menjalankan resep Lifestyle of Health 123 (LOH123) ala Niken Sudharmono berikut ini:
 

LOH 1: Mengaktifkan dan menajamkan kembali alarm tubuh.

Fase ini bertujuan untuk mengaktifkan dan menajamkan kembali alarm tubuh kita. Caranya dengan mengenali pantangan-pantangan tubuh, termasuk di antaranya dari makanan maupun produk-produk self-care.

Niken menuturkan jenis makanan berikut sebaiknya dihindari, terutama oleh penderita autoimun, yaitu gluten, susu dan produk turunannya (diary product), telur, gula, kopi dan tanaman night shade seperti terung dan cabai. Makanan tersebut dipercaya sebagai pemicu inflamasi (peradangan).

Lalu makanan apa saja yang sebaiknya dikonsumsi? Niken menuturkan bahwa nutrisi yang masuk ke tubuh itu harus dibatasi. Seperti asupan karbohidrat, gula, dan protein, yang apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat menaikkan gula darah dan menjadi cadangan lemak berlebih di tubuh.

Baca juga: Viral Somasi Es Teh, Pakar Ingatkan Bahaya Sugar Craving

Kecanduan terhadap gula juga sangat berbahaya karena tubuh akan terus mengirimkan sinyal rasa lapar, yang akhirnya memicu kenaikan berat badan yang signifikan (obesitas), serta risiko diabetes. Sebagaimana diketahui, kandungan gula yang boleh dikonsumsi oleh orang dewasa adalah 2 sendok teh/hari.

Selain asupan, penggunaan produk perawatan tubuh dan kecantikan juga harus selektif. Ada banyak produk perawatan yang mengandung berbagai senyawa kimia yang berdampak negatif bagi penderita autoimun. Oleh karena itu, perlu sekali mengenali produk self-care mana yang aman untuk dipergunakan jangka panjang.

Baca juga: Viral Soal Bahaya Minuman Manis, Berapa Jumlah Konsumsi Gula Harian?
 


LOH2: Mengenal produk herbal dan suplemen.

Apabila gaya hidup satu sudah konsisten dijalankan, dapat dilanjutkan fase dua, yaitu mengenal produk herbal dan suplemen yang wajib bagi tubuh. Hal ini untuk menunjang kekuatan tubuh kita dan mempersiapkan tubuh agar lebih siap menjalani langkah berikutnya.

Adapun suplemen wajib yang rutin dikonsumsi yaitu vitamin D3, gluthatione dan probiotik. Gluthatione merupakan senyawa antioksidan yang mencegah efek oksidasi pada sel tubuh, yang dianjurkan untuk dikonsumsi saat perut kosong.

Dalam proses pembersihan tubuh ini, mungkin saja disertai dengan reaksi lain, seperti kembung atau ketidaknormalan pada kulit. Hal ini dapat diatasi dengan minuman kolik yang terbuat dari air rebusan jahe yang ditambahkan bawang putih.
 

LOH3: Berpuasa atau autophagy.

Pada tahap tiga ini, pola hidup yang diajarkan adalah dengan berpuasa atau autophagy. Teknik autophagy ini telah diakui keandalannya, tidak hanya oleh umat muslim, tetapi juga oleh peneliti kenamaan Jepang bernama Yoshinori Ohsumi, hingga mampu mengantarkannya meraih nobel di bidang kedokteran pada 2016.

Pada tahap ini, tubuh dianggap telah mampu mengaktifkan alarmnya. Untuk memperoleh manfaat seperti yang dituturkan oleh Niken, autophagy harus dilakukan selama 17 jam. Setelah 17 jam, yang terjadi di dalam tubuh adalah sel-sel yang rusak akan dimakan oleh tubuh (proses autophagy).

Selain itu, proses detoksifikasi juga berlangsung. Apabila autophagy diperpanjang hingga 24 jam, sel-sel tubuh akan terus meregenerasi diri, sehingga efek anti-aging akan muncul dan hormon bahagia akan dilepas oleh tubuh sehingga akan memunculkan aura positif dari pancaran wajahnya.

Bagi pemula, puasa dapat dilakukan dengan dirty fasting yaitu dengan tetap mengonsumsi air mineral ditambah dengan teh hijau, air jahe, lemon dan suplemen. Alih-alih dirty fasting, istilah water fasting mungkin lebih akrab di telinga kita akhir-akhir ini.

Baca juga: Mengenal 3 Metode Intermittent Fasting, Diet yang Boleh Makan Apa Saja

Reaksi-reaksi tubuh mungkin saja bermunculan saat menerapkan autophagy. Sakit akan dirasakan pada persendian (pegal-pegal) selama menjalani puasa, yang disebabkan oleh penumpukan asam oksalat. Namun, Infused lemon water dan green tea dapat membantu meluruhkannya.

Lalu, autophagy pun dapat diteruskan untuk membuang oksalat terbuang dari tubuh. Namun, autophagy ini tidak dianjurkan bagi orang dengan berat badan kecil (underweight). Pada kasus underweight, di dalam ususnya terjadi kebocoran sehingga tubuh tidak dapat memaksimalkan nutrisi yang masuk, untuk diubah menjadi masa otot maupun lemak tubuh.

Untuk itu, perlu menerapkan dulu langkah pertama dan kedua agar kebocoran usus dapat membaik, yang ditandai dengan kenaikan berat badan.
 

Itulah tiga tahapan menjalani gaya hidup sehat ala Niken. Bagaimana Genhype tertarik untuk menerapkan formula LOH123 ini? Selamat mencoba!

Editor: Fajar Sidik

 

SEBELUMNYA

5 Strategi Kreatif Ubah Kritik Konsumen Jadi Keuntungan Bisnis

BERIKUTNYA

3 Destinasi Taman untuk Berakhir Pekan di Jakarta Barat

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: