Bingung Menentukan Harga Jual saat Memulai Bisnis? Begini Caranya!
27 September 2022 |
12:05 WIB
Halo Genhype! Memulai bisnis masih menjadi pilihan yang menarik untuk berbagai kalangan sebagai salah satu sumber penghasilan. Bisnis yang dibangun tidak hanya berawal dari toko fisik, pada era digital saat ini banyak aplikasi yang menyediakan layanan untuk membuka toko online secara mudah.
Tak hanya memerlukan modal yang cukup dan konsep yang matang, salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam mendirikan bisnis adalah menentukan harga jual yang tepat untuk pembeli. Karena risiko yang didapatkan apabila pertimbangan harga yang diberikan terlalu rendah atau terlalu tinggi, keuntungan yang didapatkan menjadi tidak maksimal.
Baca juga: Ini Dia Lima Rekomendasi Bisnis di Bidang Jasa Minim Modal
Menurut Reynaldo Utomo, selaku Revenue & Growth Management Manager di salah satu tech startup industri pariwisata di Indonesia, ada beberapa metode yang bisa dipilih dalam menentukan harga jual yang tepat, antara lain.
Metode ini menentukan harga jual berdasarkan biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi dan menjual suatu barang. Metodenya sesederhana menambahkan keuntungan yang diinginkan dari biaya modal.
Keunggulan metode ini cukup sederhana untuk dilakukan, tapi kelemahannya belum tentu harga jual yang ditentukan adalah titik yang paling optimal. Apabila harga yang diberikan tinggi dan orang-orang masih ingin beli, keuntungan yang didapatkan menjadi lebih tinggi.
Metode ini dilakukan dengan cara menentukan harga berdasarkan seberapa tinggi pembeli mau membayar produk tersebut.
Keunggulan metode ini adalah keuntungan yang didapatkan bisa maksimal, namun tantangannya adalah diperlukan riset lebih dalam dan berani bereksperimen untuk mendapatkan level harga yang paling optimal terhadap keuntungan bisnis.
Metode ini menentukan harga yang lebih murah dibandingkan harga yang ditawarkan oleh kompetitor. Metode ini mampu membuat harga jual lebih kompetitif, akan tetapi harga tersebut tidak serta merta baik untuk penjualan.
Selain itu, menentukan harga berdasarkan kompetisi juga berisiko membuat value yang dicapture tidak maksimal. Kerugian bisa muncul bila harga jual yang kompetitif tersebut tidak menutup biaya produksi.
Tetapi, bisa jadi konsumen menjadi setia membeli produk walaupun harga yang diberikan bukan yang paling murah karena mendapatkan keunggulan lainnya, seperti kualitas produk, lokasi, brand, dan lain-lain.
“Pada akhirnya, bila ingin mengunci konsumen untuk bisa setia membeli produk kita bukan sekadar pertimbangan harga, maka tetap dibutuhkan kualitas produk yang baik, layanan yang memuaskan, serta brand yang terpercaya dan punya ikatan emosional dengan konsumennya,” ujar Reynaldo.
Penentuan harga yang tepat ini idealnya perlu dilakukan analisis dan eksperimen secara terus-menerus karena kesediaan konsumen untuk membayar bisa berubah-ubah seiring waktu, situasi dan kondisi personal ataupun masyarakat umum. Misalnya kenaikan harga BBM membuat orang menahan diri untuk belanja.
"Tidak masalah harga naik-turun, asalkan tepat dengan kesediaan konsumen untuk membayarnya. Akan tetapi apabila kita tidak lagi bisa menurunkan harga lebih jauh, maka penting bagi kita untuk meningkatkan kualitas produk supaya konsumen lebih loyal dan antusiasme konsumen untuk membeli produk kita pun jadi lebih tinggi," ujarnya.
*Disclaimer: Seluruh konten dalam tulisan ini merupakan murni hasil karya penulis yang bersangkutan sebagai penulis independen dan Hypeabis.id tidak bertanggung jawab jika di kemudian hari terdapat kekeliruan atau gugatan dari pihak lain.*
Editor: Fajar Sidik
Tak hanya memerlukan modal yang cukup dan konsep yang matang, salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam mendirikan bisnis adalah menentukan harga jual yang tepat untuk pembeli. Karena risiko yang didapatkan apabila pertimbangan harga yang diberikan terlalu rendah atau terlalu tinggi, keuntungan yang didapatkan menjadi tidak maksimal.
Baca juga: Ini Dia Lima Rekomendasi Bisnis di Bidang Jasa Minim Modal
Menurut Reynaldo Utomo, selaku Revenue & Growth Management Manager di salah satu tech startup industri pariwisata di Indonesia, ada beberapa metode yang bisa dipilih dalam menentukan harga jual yang tepat, antara lain.
1. Cost Based Pricing.
Metode ini menentukan harga jual berdasarkan biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi dan menjual suatu barang. Metodenya sesederhana menambahkan keuntungan yang diinginkan dari biaya modal.Keunggulan metode ini cukup sederhana untuk dilakukan, tapi kelemahannya belum tentu harga jual yang ditentukan adalah titik yang paling optimal. Apabila harga yang diberikan tinggi dan orang-orang masih ingin beli, keuntungan yang didapatkan menjadi lebih tinggi.
2. Value Based Pricing.
Metode ini dilakukan dengan cara menentukan harga berdasarkan seberapa tinggi pembeli mau membayar produk tersebut.Keunggulan metode ini adalah keuntungan yang didapatkan bisa maksimal, namun tantangannya adalah diperlukan riset lebih dalam dan berani bereksperimen untuk mendapatkan level harga yang paling optimal terhadap keuntungan bisnis.
3. Competition Based Pricing.
Metode ini menentukan harga yang lebih murah dibandingkan harga yang ditawarkan oleh kompetitor. Metode ini mampu membuat harga jual lebih kompetitif, akan tetapi harga tersebut tidak serta merta baik untuk penjualan.Selain itu, menentukan harga berdasarkan kompetisi juga berisiko membuat value yang dicapture tidak maksimal. Kerugian bisa muncul bila harga jual yang kompetitif tersebut tidak menutup biaya produksi.
Tetapi, bisa jadi konsumen menjadi setia membeli produk walaupun harga yang diberikan bukan yang paling murah karena mendapatkan keunggulan lainnya, seperti kualitas produk, lokasi, brand, dan lain-lain.
“Pada akhirnya, bila ingin mengunci konsumen untuk bisa setia membeli produk kita bukan sekadar pertimbangan harga, maka tetap dibutuhkan kualitas produk yang baik, layanan yang memuaskan, serta brand yang terpercaya dan punya ikatan emosional dengan konsumennya,” ujar Reynaldo.
Penentuan harga yang tepat ini idealnya perlu dilakukan analisis dan eksperimen secara terus-menerus karena kesediaan konsumen untuk membayar bisa berubah-ubah seiring waktu, situasi dan kondisi personal ataupun masyarakat umum. Misalnya kenaikan harga BBM membuat orang menahan diri untuk belanja.
"Tidak masalah harga naik-turun, asalkan tepat dengan kesediaan konsumen untuk membayarnya. Akan tetapi apabila kita tidak lagi bisa menurunkan harga lebih jauh, maka penting bagi kita untuk meningkatkan kualitas produk supaya konsumen lebih loyal dan antusiasme konsumen untuk membeli produk kita pun jadi lebih tinggi," ujarnya.
*Disclaimer: Seluruh konten dalam tulisan ini merupakan murni hasil karya penulis yang bersangkutan sebagai penulis independen dan Hypeabis.id tidak bertanggung jawab jika di kemudian hari terdapat kekeliruan atau gugatan dari pihak lain.*
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.