Pilihan Furnitur yang Cocok dengan Berbagai Gaya Desain Interior
21 September 2022 |
22:45 WIB
Furnitur menjadi bagian penting di dalam sebuah rumah. Selain sebagai elemen yang dapat mempercantik ruangan, furnitur juga merupakan perlengkapan rumah yang digunakan sesuai fungsinya. Saat ini, banyak masyarakat yang menginginkan furnitur yang bisa masuk ke segala gaya desain interior, baik klasik maupun modern.
Desainer Interior Vivianne Faye menuturkan ada beberapa penyebab yang membuat masyarakat ingin furnitur yang cocok untuk gaya desain interior apa saja. Alasanya adalah bangunan yang tidak bisa diubah seperti di Prancis, dan lebih efisien mengingat orang tidak ingin belanja furnitur terus-menerus.
“Ini yang dikehendaki masyarakat. Meskipun [furnitur] bergaya modern, tapi masuk didesain klasik,” katanya.
Kondisi itu membuat sang desainer memperhatikan karakteristik adoptable atau dapat diadopsi dengan gaya desain interior apapun. Untuk menghasilkan desain furnitur itu, Fleuve bekerja sama dengan perusahaan manufaktur PT Saniharto Enggalhardjo.
Dia berharap furnitur yang didesain menjadi sebuah mebel yang memiliki daya tahan cukup lama, sehingga bisa menjadi collectible pieces.
“Saya harapkan furnitur saya ini dibeli oleh klien, dan bisa sampai selamanya menurun ke anak dan cucu. Modelnya tidak lekang oleh waktu, dan dapat menjadi collectible art,” katanya.
Dia menuturkan bahwa setiap desain furnitur yang dibuat selalu memiliki nilai yang terkandung di dalamnya, seperti workmanship atau pembuatnya, material, dan tingkat kesulitannya. Tidak hanya itu, furnitur yang dibuat juga selalu memiliki karakteristik fungsional.
Menurutnya, sebuah furnitur harus memiliki fungsi, dan salah satunya adalah untuk menyimpan barang lantaran ukuran rumah makin kecil pada saat ini. kondisi ini membuat furnitur yang dibuat harus memiliki ukuran kompak dan bisa membuat banyak barang.
“Bukan cuma model bagus, tapi makan tempat atau secara proporsional enggak enak. Saya memikirkan proporsionalnya. Jadi, bisa masuk apartemen ataupun rumah besar,” katanya.
Desain furnitur Fleuve yang terdiri dari 11 item terinspirasi dari sebuah sungai di Paris, Prancis. Sungai tersebut adalah sungai yang unik dan memiliki banyak lengkung organik. Legkung-lengkung itu pun diaplikasikan dalam furnitur seperti pada kaki meja makan Auriga.
Selain itu, sang desainer juga mendesain furnitur console table, shelf, credenza, minibar, side table, , coffe table, lounge chair, dan dining chair.
Merysia Enggalhardjo, SANIHARTO Director of Marketing & Sales, mengatakan bahwa karya furnitur dari sang desainer juga rencananya akan dikirim ke pasar luar negeri selain di dalam negeri. Menurutnya, gaya furnitur rancangan Vivianne Faye juga untuk masyarakat di luar negeri.
Pada Mei 2023, lanjutnya, furnitur dalam Fleveu ini akan dipamerkan di Las Vegas, Amerika Serikat. Selain itu, furnitur ini juga rencananya akan dipasarkan di sejumlah pasar lainnya di luar Indonesia seperti Singapura, Dubai, dan London.
Meskipun begitu, pasar utama untuk produk ini rencananya adalah pasar Amerika Serikat mengingat saat ini juga perusahaan sudah memiliki kantor representatif di sana.
Dia menuturkan memasang target penjualan yang sebanyak-banyaknya terkait dengan produk furnitur kerja sama dengan desainer interior Vivianne Faye.
Harga produk furnitur dalam karya Fleuve bervariasi tergantung kepada dimensi dan material. Untuk karya side table, paparnya, bisa memiliki harga pada kisaran Rp7 juta sampai dengan Rp80 juta.
Dia menilai bahwa pasar furnitur di dalam negeri untuk perumahan mengalami peningkatan pada masa pandemi karena orang ingin merasakan nyaman saat harus berada di rumah saja. Namun, pasar furnitur untuk proyek mengalami penurunan. Mereka melakukan wait and see terhadap kondisi di dalam negeri.
Dia pun berharap semoga pasar proyek untuk furnitur kembali membaik, dan terus membaik pada 2023 dan 2024. “Semoga proyek kembali, dan semakin bergairah pada 2023 dan 2024,” katanya.
Editor: Fajar Sidik
Desainer Interior Vivianne Faye menuturkan ada beberapa penyebab yang membuat masyarakat ingin furnitur yang cocok untuk gaya desain interior apa saja. Alasanya adalah bangunan yang tidak bisa diubah seperti di Prancis, dan lebih efisien mengingat orang tidak ingin belanja furnitur terus-menerus.
“Ini yang dikehendaki masyarakat. Meskipun [furnitur] bergaya modern, tapi masuk didesain klasik,” katanya.
Kondisi itu membuat sang desainer memperhatikan karakteristik adoptable atau dapat diadopsi dengan gaya desain interior apapun. Untuk menghasilkan desain furnitur itu, Fleuve bekerja sama dengan perusahaan manufaktur PT Saniharto Enggalhardjo.
Dia berharap furnitur yang didesain menjadi sebuah mebel yang memiliki daya tahan cukup lama, sehingga bisa menjadi collectible pieces.
“Saya harapkan furnitur saya ini dibeli oleh klien, dan bisa sampai selamanya menurun ke anak dan cucu. Modelnya tidak lekang oleh waktu, dan dapat menjadi collectible art,” katanya.
Dia menuturkan bahwa setiap desain furnitur yang dibuat selalu memiliki nilai yang terkandung di dalamnya, seperti workmanship atau pembuatnya, material, dan tingkat kesulitannya. Tidak hanya itu, furnitur yang dibuat juga selalu memiliki karakteristik fungsional.
Menurutnya, sebuah furnitur harus memiliki fungsi, dan salah satunya adalah untuk menyimpan barang lantaran ukuran rumah makin kecil pada saat ini. kondisi ini membuat furnitur yang dibuat harus memiliki ukuran kompak dan bisa membuat banyak barang.
“Bukan cuma model bagus, tapi makan tempat atau secara proporsional enggak enak. Saya memikirkan proporsionalnya. Jadi, bisa masuk apartemen ataupun rumah besar,” katanya.
Desain furnitur Fleuve yang terdiri dari 11 item terinspirasi dari sebuah sungai di Paris, Prancis. Sungai tersebut adalah sungai yang unik dan memiliki banyak lengkung organik. Legkung-lengkung itu pun diaplikasikan dalam furnitur seperti pada kaki meja makan Auriga.
Selain itu, sang desainer juga mendesain furnitur console table, shelf, credenza, minibar, side table, , coffe table, lounge chair, dan dining chair.
Merysia Enggalhardjo, SANIHARTO Director of Marketing & Sales, mengatakan bahwa karya furnitur dari sang desainer juga rencananya akan dikirim ke pasar luar negeri selain di dalam negeri. Menurutnya, gaya furnitur rancangan Vivianne Faye juga untuk masyarakat di luar negeri.
Pada Mei 2023, lanjutnya, furnitur dalam Fleveu ini akan dipamerkan di Las Vegas, Amerika Serikat. Selain itu, furnitur ini juga rencananya akan dipasarkan di sejumlah pasar lainnya di luar Indonesia seperti Singapura, Dubai, dan London.
Meskipun begitu, pasar utama untuk produk ini rencananya adalah pasar Amerika Serikat mengingat saat ini juga perusahaan sudah memiliki kantor representatif di sana.
Dia menuturkan memasang target penjualan yang sebanyak-banyaknya terkait dengan produk furnitur kerja sama dengan desainer interior Vivianne Faye.
Harga produk furnitur dalam karya Fleuve bervariasi tergantung kepada dimensi dan material. Untuk karya side table, paparnya, bisa memiliki harga pada kisaran Rp7 juta sampai dengan Rp80 juta.
Dia menilai bahwa pasar furnitur di dalam negeri untuk perumahan mengalami peningkatan pada masa pandemi karena orang ingin merasakan nyaman saat harus berada di rumah saja. Namun, pasar furnitur untuk proyek mengalami penurunan. Mereka melakukan wait and see terhadap kondisi di dalam negeri.
Dia pun berharap semoga pasar proyek untuk furnitur kembali membaik, dan terus membaik pada 2023 dan 2024. “Semoga proyek kembali, dan semakin bergairah pada 2023 dan 2024,” katanya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.