Begini Cara Agar Produk Kalian Bisa Sukses Diterima di Retail Modern
21 September 2022 |
00:00 WIB
1
Like
Like
Like
Bagi kalian para pelaku usaha mikro kecil dan menengah yang saat ini ingin naik kelas dan mengembangkan bisnisnya dengan ekspansi ke retail modern, jangan khawatir. Pasalnya, saat ini peritel modern juga memberikan banyak kesempatan bagi pelaku UMKM untuk memasarkan produknya di gerai-gerai mereka.
Ada banyak keuntungan yang bisa kalian dapatkan jika berhasil menembus masuk ke retail modern. Seperti yang disampaikan oleh Yamin Rachman, CEO Sambal Baba Papua yang memang sudah berkeinginan produknya ‘mejeng’ di gerai retail modern.
Pria yang memulai bisnisnya sejak awal 2017 ini mengatakan bahwa dirinya ingin menjangkau pasar yang lebih luas, salah satunya bisa dilakukan dengan masuk ke retail modern.
Baca juga: Mau Punya Gerai Indomaret? Cek Cara Gabung dan Keuntungannya
Selain bisa lebih dekat dengan konsumen, alasan lain yang mendorongnya masuk ke retail modern adalah agar bisnis yang dijalankan bisa lebih dipercaya. Sebab, ketika produk sudah masuk ke supermarket atau hypermart artinya produk pangan tersebut sudah harus memiliki izin edar, legalitas, terjamin halal, dan terdaftar di BPOM.
“Ketika produk kita sudah masuk ke retail modern, artinya produk tersebut sudah melewati berbagai persyaratan sekaligus menjadikan produknya lebih dipercaya masyarakat,” ujarnya.
Masuk ke retail modern juga menjadi ajang promosi gratis karena kalian memiliki kesempatan memperkenalkan produk secara langsung pada konsumen tanpa biaya. Hal ini secara tidak langsung juga akan mendongkrak omzet usaha.
“Saat kita sudah berhasil masuk ke retail modern dan berhasil maka ini bisa menjadi batu loncatan dari perjalanan bisnis kita untuk bisa masuk ke pasar ekspor,” jelasnya.
Sebelum memasukkan produk pangan ke retail modern, pemenang Wirausaha Muda Mandiri 2019 ini mengatakan bahwa pelaku usaha harus menyiapkan beberapa hal.
Pertama, menentukan produk unggulan yang akan dipasok ke minimarket atau supermarket. “Produknya harus yang berkualitas setidaknya memiliki standar PIRT dan BPOM. Perhatikan juga masa kadaluarsa minimal 6 bulan, mempunyai informasi jelas dalam kemasan produk serta membuat kemasan yang rapi, higienis, dan menarik,” jelasnya.
Kedua, agar produknya lebih menarik maka Yamin mengaku telah melakukan branding dan komunikasi di sosial media dan memberikan promo-promo tertentu. Kemudian mereka mulai melakukan penawaran dan negosiasi dengan pihak manajemen hingga akhirnya kurang dari 1 tahun produknya mulai masuk ke retail modern.
Waktu awal masuk, Yamin membawa sekitar 36 pcs yang terdiri dari 3 varian produk dimana masing-masing varian memiliki 12 produk.
“Lalu saya berpikir bagaimana agar produk ini terkesan fast moving untuk memberi kepercayaan pada retail bahwa produk kami dicari konsumen. Maka strateginya saya melakukan promosi di media sosial, tetapi saya tidak melayani penjualan online. Bagi yang ingin membeli saya arahkan ke supermarket,” jelasnya.
Saat ini produk Sambal Baba ini makin dipercaya dan diterima. Setelah berjalan 3 tahun, saat ini Sambal Baba mampu menjual dari semula hanya 36 item menjadi sekitar 20 ribu hingga 30 ribu pcs per bulan dengan sekitar 20 SKU.
Tidak hanya di wilayah Papua, Sambal Baba pun kini sudah merambah ke retail modern di berbagai wilayah lainnya termasuk di luar negeri.
Selain Yamin, pelaku usaha yang sudah lebih dulu sukses bergabung bersama retail modern adalah Ratu Barokah yang menjual aneka snack atau makanan ringan. Bisnis yang dimulai sejak 1995 oleh Enong Nurjanah ini mulanya hanya keripik bawang yang dijajakan keliling kampung dan dari warung ke warung yang dikemas dalam plastik.
Sering berjalannya waktu, Nurjanah ingin bisnisnya bisa berkembang hingga dia pun mulai memberanikan diri untuk merambah ke gerai modern hingga pada 2007 dirinya mencoba mengajukan kerjasama dengan gerai Alfamart.
“Saat itu kami melihat ada beberapa gerai Alfamart dan berpikir sepertinya keren kalau snack kami bisa terpampang di sana,” ujar Imas Trisnawati, Direktur Ratu Barokah yang juga putri dari Nurjanah.
Akhirnya, Imas dan sang ibu memberanikan diri bertemu dengan manajemen Alfamart dan menawarkan beberapa produk milik mereka. Namun, sebelum produknya masuk ke gerai, pihak Alfamart memfasilitasi Ratu Barokah untuk mengikuti pelatihan.
“Waktu itu kami belum ada PIRT, logo halal, BPOM dan perizinan lainnya. Dari Alfamart diberi masukan ikut pelatihan dan diajarkan membuat produk dan packaging yang bagus, menarik dan higienis. Semua itu kami aplikasikan hingga dalam waktu kurang dari 1 tahun produk kami berhasil masuk ke Alfamart,” jelasnya.
Terkait permodalan, Imas mengatakan saat itu pihaknya mendapatkan modal pinjaman pelatihan dari Peruri yang dijadikan sebagai modal awal untuk memasok produk ke Alfamart. Dari situ, mereka tidak lagi pernah mengajukan pinjaman sebab modal usaha diputar dari hasil penjualan.
Ada banyak keuntungan yang bisa kalian dapatkan jika berhasil menembus masuk ke retail modern. Seperti yang disampaikan oleh Yamin Rachman, CEO Sambal Baba Papua yang memang sudah berkeinginan produknya ‘mejeng’ di gerai retail modern.
Pria yang memulai bisnisnya sejak awal 2017 ini mengatakan bahwa dirinya ingin menjangkau pasar yang lebih luas, salah satunya bisa dilakukan dengan masuk ke retail modern.
Baca juga: Mau Punya Gerai Indomaret? Cek Cara Gabung dan Keuntungannya
Selain bisa lebih dekat dengan konsumen, alasan lain yang mendorongnya masuk ke retail modern adalah agar bisnis yang dijalankan bisa lebih dipercaya. Sebab, ketika produk sudah masuk ke supermarket atau hypermart artinya produk pangan tersebut sudah harus memiliki izin edar, legalitas, terjamin halal, dan terdaftar di BPOM.
“Ketika produk kita sudah masuk ke retail modern, artinya produk tersebut sudah melewati berbagai persyaratan sekaligus menjadikan produknya lebih dipercaya masyarakat,” ujarnya.
Masuk ke retail modern juga menjadi ajang promosi gratis karena kalian memiliki kesempatan memperkenalkan produk secara langsung pada konsumen tanpa biaya. Hal ini secara tidak langsung juga akan mendongkrak omzet usaha.
“Saat kita sudah berhasil masuk ke retail modern dan berhasil maka ini bisa menjadi batu loncatan dari perjalanan bisnis kita untuk bisa masuk ke pasar ekspor,” jelasnya.
Sebelum memasukkan produk pangan ke retail modern, pemenang Wirausaha Muda Mandiri 2019 ini mengatakan bahwa pelaku usaha harus menyiapkan beberapa hal.
Pertama, menentukan produk unggulan yang akan dipasok ke minimarket atau supermarket. “Produknya harus yang berkualitas setidaknya memiliki standar PIRT dan BPOM. Perhatikan juga masa kadaluarsa minimal 6 bulan, mempunyai informasi jelas dalam kemasan produk serta membuat kemasan yang rapi, higienis, dan menarik,” jelasnya.
Kedua, agar produknya lebih menarik maka Yamin mengaku telah melakukan branding dan komunikasi di sosial media dan memberikan promo-promo tertentu. Kemudian mereka mulai melakukan penawaran dan negosiasi dengan pihak manajemen hingga akhirnya kurang dari 1 tahun produknya mulai masuk ke retail modern.
Waktu awal masuk, Yamin membawa sekitar 36 pcs yang terdiri dari 3 varian produk dimana masing-masing varian memiliki 12 produk.
“Lalu saya berpikir bagaimana agar produk ini terkesan fast moving untuk memberi kepercayaan pada retail bahwa produk kami dicari konsumen. Maka strateginya saya melakukan promosi di media sosial, tetapi saya tidak melayani penjualan online. Bagi yang ingin membeli saya arahkan ke supermarket,” jelasnya.
Saat ini produk Sambal Baba ini makin dipercaya dan diterima. Setelah berjalan 3 tahun, saat ini Sambal Baba mampu menjual dari semula hanya 36 item menjadi sekitar 20 ribu hingga 30 ribu pcs per bulan dengan sekitar 20 SKU.
Tidak hanya di wilayah Papua, Sambal Baba pun kini sudah merambah ke retail modern di berbagai wilayah lainnya termasuk di luar negeri.
Selain Yamin, pelaku usaha yang sudah lebih dulu sukses bergabung bersama retail modern adalah Ratu Barokah yang menjual aneka snack atau makanan ringan. Bisnis yang dimulai sejak 1995 oleh Enong Nurjanah ini mulanya hanya keripik bawang yang dijajakan keliling kampung dan dari warung ke warung yang dikemas dalam plastik.
Sering berjalannya waktu, Nurjanah ingin bisnisnya bisa berkembang hingga dia pun mulai memberanikan diri untuk merambah ke gerai modern hingga pada 2007 dirinya mencoba mengajukan kerjasama dengan gerai Alfamart.
“Saat itu kami melihat ada beberapa gerai Alfamart dan berpikir sepertinya keren kalau snack kami bisa terpampang di sana,” ujar Imas Trisnawati, Direktur Ratu Barokah yang juga putri dari Nurjanah.
Akhirnya, Imas dan sang ibu memberanikan diri bertemu dengan manajemen Alfamart dan menawarkan beberapa produk milik mereka. Namun, sebelum produknya masuk ke gerai, pihak Alfamart memfasilitasi Ratu Barokah untuk mengikuti pelatihan.
“Waktu itu kami belum ada PIRT, logo halal, BPOM dan perizinan lainnya. Dari Alfamart diberi masukan ikut pelatihan dan diajarkan membuat produk dan packaging yang bagus, menarik dan higienis. Semua itu kami aplikasikan hingga dalam waktu kurang dari 1 tahun produk kami berhasil masuk ke Alfamart,” jelasnya.
Terkait permodalan, Imas mengatakan saat itu pihaknya mendapatkan modal pinjaman pelatihan dari Peruri yang dijadikan sebagai modal awal untuk memasok produk ke Alfamart. Dari situ, mereka tidak lagi pernah mengajukan pinjaman sebab modal usaha diputar dari hasil penjualan.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.