Tungkai dan Telapak Kaki Dingin? Waspada Penyakit Arteri Perifer
21 September 2022 |
08:58 WIB
Jantung merupakan organ vital dalam tubuh manusia yang memompa darah ke seluruh tubuh dan membuatnya terus berdetak. Namun, gaya hidup modern sedikit banyak telah memengaruhi vitalitas jantung dan salah satu kasus yang cukup banyak ditemui adalah arteri perifer.
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Eka Hospital Cibubur Dr. Markz Roland Mulia Pargomgom Sinurat, menerangkan penyakit arteri perifer (PAD) adalah tersumbatnya aliran darah ke tungkai atau tangan akibat penyempitan pembuluh darah yang berasal dari jantung (arteri).
"Akibatnya, tungkai yang kekurangan pasokan darah akan terasa sakit, terutama saat berjalan," ujarnya dikutip Hypeabis.id, Rabu (21/9/2022).
Baca juga: 5 Makanan Sehat untuk Jantung yang Wajib Ada di Diet Harian
Roland menyebut ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai sebagai tanda penyakit arteri perifer. Terutama timbul rasa dingin pada tungkai atau kaki bagian bawah, terutama jika dibandingkan dengan sisi lainnya.
Kamu juga bisa mengalami kram yang menyakitkan pada salah satu atau kedua otot pinggul, paha, atau betis setelah aktivitas tertentu, seperti berjalan atau menaiki tangga. "Pertumbuhan kuku kaki yang lambat, serta disfungsi ereksi pada pria," tuturnya.
Kemudian tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, tingginya kadar asam amino yang disebut homosistein yang meningkatkan risiko penyakit arteri koroner. Bertambahnya usia, terutama setelah 65 tahun ke atas, serta obesitas yakni ketika indeks massa tubuh di atas 30.
Adapun faktor yang meningkatkan risiko terkena PAD tersebut mencakup pertambahan usia, kebiasaan merokok, diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, dan kadar kolesterol tinggi. Orang yang menderita penyakit jantung dan stroke juga berisiko tinggi mengalami PAD. "Riwayat keluarga juga berperan dalam peningkatan risiko penyakit arteri ini," imbuhnya.
Ronald menerangkan penyakit arteri perifer tidak dapat disembuhkan namun dapat dikontrol dengan pola hidup sehat dan konsumsi obat teratur sesuai dengan arahan dan petunjuk dari dokter.
Biasanya ketika didiagnosis menderita penyakit arteri perifer, pasien akan menjalani angioplasti, yaitu tindakan untuk memperbaiki aliran darah dengan menggunakan balon dan stent, menjadikan pembuluh darah lebih lebar. Tata laksana lainnya berupa bedah bypass, yakni operasi mengganti pembuluh darah yang menyempit dan tersumbat dengan pembuluh darah sehat dari bagian tubuh lain.
"Pasien akan menjalani rehabilitasi dengan dokter spesialis jantung dan rehab medik untuk menilai kapasitas fungsional serta kemampuan pola latihan fisik secara bertahap yang dapat dilakukan sehari-hari," tambahnya.
Selain itu, melakukan pola hidup sehat, terutama mengurangi asupan lemak, kolesterol, dan garam serta meningkatkan konsumsi buah dan sayuran. Kamu juga harus mengurangi berat badan bila berlebih dan menjaganya tetap dalam batas normal.
Jangan lupa untuk lebih sering beraktivitas, khususnya olahraga rutin tiap hari. Biasakan juga untuk mengukur tekanan darah secara rutin juga agar bisa segera bertindak bila kadarnya mendadak tinggi.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Eka Hospital Cibubur Dr. Markz Roland Mulia Pargomgom Sinurat, menerangkan penyakit arteri perifer (PAD) adalah tersumbatnya aliran darah ke tungkai atau tangan akibat penyempitan pembuluh darah yang berasal dari jantung (arteri).
"Akibatnya, tungkai yang kekurangan pasokan darah akan terasa sakit, terutama saat berjalan," ujarnya dikutip Hypeabis.id, Rabu (21/9/2022).
Baca juga: 5 Makanan Sehat untuk Jantung yang Wajib Ada di Diet Harian
Roland menyebut ada beberapa gejala yang perlu diwaspadai sebagai tanda penyakit arteri perifer. Terutama timbul rasa dingin pada tungkai atau kaki bagian bawah, terutama jika dibandingkan dengan sisi lainnya.
Kamu juga bisa mengalami kram yang menyakitkan pada salah satu atau kedua otot pinggul, paha, atau betis setelah aktivitas tertentu, seperti berjalan atau menaiki tangga. "Pertumbuhan kuku kaki yang lambat, serta disfungsi ereksi pada pria," tuturnya.
Faktor Pemicu
Faktor risiko yang paling sering memicu penyakit arteri perifer kata Roland adalah merokok dan diabetes. Kondisi lain yang meningkatkan risiko penyakit arteri perifer berupa riwayat keluarga dengan penyakit arteri perifer, penyakit jantung, atau stroke.Kemudian tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, tingginya kadar asam amino yang disebut homosistein yang meningkatkan risiko penyakit arteri koroner. Bertambahnya usia, terutama setelah 65 tahun ke atas, serta obesitas yakni ketika indeks massa tubuh di atas 30.
Adapun faktor yang meningkatkan risiko terkena PAD tersebut mencakup pertambahan usia, kebiasaan merokok, diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, dan kadar kolesterol tinggi. Orang yang menderita penyakit jantung dan stroke juga berisiko tinggi mengalami PAD. "Riwayat keluarga juga berperan dalam peningkatan risiko penyakit arteri ini," imbuhnya.
Ronald menerangkan penyakit arteri perifer tidak dapat disembuhkan namun dapat dikontrol dengan pola hidup sehat dan konsumsi obat teratur sesuai dengan arahan dan petunjuk dari dokter.
Biasanya ketika didiagnosis menderita penyakit arteri perifer, pasien akan menjalani angioplasti, yaitu tindakan untuk memperbaiki aliran darah dengan menggunakan balon dan stent, menjadikan pembuluh darah lebih lebar. Tata laksana lainnya berupa bedah bypass, yakni operasi mengganti pembuluh darah yang menyempit dan tersumbat dengan pembuluh darah sehat dari bagian tubuh lain.
"Pasien akan menjalani rehabilitasi dengan dokter spesialis jantung dan rehab medik untuk menilai kapasitas fungsional serta kemampuan pola latihan fisik secara bertahap yang dapat dilakukan sehari-hari," tambahnya.
Pencegahan
Untuk mencegah penyakit arteri perifer, kata Ronald langkah utama yang harus dilakukan adalah mengendalikan risiko, terutama berkaitan dengan gaya hidup sehari-hari. Sebagai contoh menjauhi asap rokok, termasuk sebagai perokok pasif.Selain itu, melakukan pola hidup sehat, terutama mengurangi asupan lemak, kolesterol, dan garam serta meningkatkan konsumsi buah dan sayuran. Kamu juga harus mengurangi berat badan bila berlebih dan menjaganya tetap dalam batas normal.
Jangan lupa untuk lebih sering beraktivitas, khususnya olahraga rutin tiap hari. Biasakan juga untuk mengukur tekanan darah secara rutin juga agar bisa segera bertindak bila kadarnya mendadak tinggi.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.