Salah diagnosa akan berakibat pada salah pengobatan (sumber gambar ilustrasi: pexels/jeshoots.com)

Merasa Sakit? Jangan Coba-Coba Self Diagnosis, Ini Bahayanya

18 September 2022   |   14:36 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Sakit adalah keadaan yang kerap menghampiri setiap orang, dan tidak jarang individu yang terserang penyakit mencoba melakukan diagnosis atas kondisi yang dialaminya secara mandiri. Situasi tersebut saat ini kita kenal dengan istilah self diagnosis, sebuah perbuatan yang dapat membahayakan diri sendiri. 

Bukannya menjadi lebih baik, terdapat sejumlah risiko yang mungkin saja dihadapi oleh individu saat melakukan diagnosa terhadap diri sendiri atau bisa dikatakan main dokter-dokteran. Salah satu dari banyak risiko itu adalah sakit yang bisa jadi semakin parah dan memburuk. 

Dirangkum Hypeabis.id berikut ini adalah beberapa bahaya yang bisa terjadi ketika seseorang mencoba self diagnosis atas situasi dan kondisi penyakit yang dialaminya: 

Baca juga: 6 Tips Self Healing untuk Jaga Kesehatan Mental 
 

Salah Diagnosis

Melakukan diagnosis terhadap suatu penyakit bukan pekerjaan mudah dan bisa dilakukan oleh semua orang. Ada beberapa faktor yang perlu menjadi perhatian ketika melakukannya, seperti memperhatikan riwayat kesehatan dan gejala secara menyeluruh.

Tidak hanya itu, dokter atau ahli medis juga kerap melakukan observasi yang lebih mendalam untuk mengetahui dengan pasti penyebab sakit yang dialami oleh individu. Tidak jarang berbagai tes harus dilakukan terhadap individu untuk memastikan sakit seseorang.

Saat melakukan diagnosis sendiri atau self diagnosis, orang awam bisa saja melewatkan berbagai langkah penting dalam menetapkan sakit atau penyebab sakit yang dialami. Meskipun ada berbagai informasi di internet, tetapi hal tersebut tidak bisa menjadi dasar untuk mengetahui kondisi penyakit yang dialami. Perlu bantuan ahli untuk melakukannya. 
 

Lebih parah atau Timbul Sakit Lain

Bukan mendapatkan kesembuhan, sakit yang tengah dialami oleh seseorang bisa saja menjadi lebih parah ketika melakukan diagnosa sendiri. Kondisi ini dapat terjadi lantaran individu sembarangan mengonsumsi obat setelah salah melakukan diagnosis terhadap sakit yang dialami.  

Tidak hanya itu, kondisi sakit yang lebih parah dari sebelumnya juga dapat terjadi saat individu menjalani metode pengobatan yang tidak disarankan oleh dokter setelah melakukan diagnosa secara mandiri.

Selain itu, sakit lain akibat salah konsumsi obat atau metode pengobatan yang tidak disarankan oleh dokter juga dapat dimiliki oleh individu ketika melakukan diagnosis mandiri. Bukan tanpa sebab, setiap individu dan sakit yang dialami memiliki penanganan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
 

Stres & Khawatir Berlebihan

Selain berpotensi membuat sakit menjadi parah, diagnosa secara mendiri oleh individu dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental lantaran rasa khawatir yang berlebihan dan tidak seharusnya.

Sebagai contoh adalah sakit pusing. Saat melakukan diagnosis sendiri terhadap sakit pusing yang dialami dengan cara mencari informasi di internet, seseorang dapat khawatir bahkan stres lantaran informasi yang diterima. Padahal, sakit pusing tersebut belum tentu disebabkan oleh penyakit yang membuatnya menjadi khawatir.

Kondisi ini tidak menutup kemungkinan membuat individu mengalami gagguan kecemasan akibat kekhawatiran setelah melakukan diagnosa sendiri. Banyaknya informasi yang beredar juga bisa menambah rasa was-was yang tidak perlu. Oleh sebab itu, jika mengalami sakit tertentu, sangat disarankan untuk menghubungi fasilitas atau layanan kesehatan. 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 
 

SEBELUMNYA

Gelar IFSC Climbing World Cup 2022, Indonesia Jadi Tuan Rumah Turnamen Panjat Tebing Tingkat Dunia

BERIKUTNYA

Museum Seni Rupa & Keramik Gelar Pameran Founding/Finding Text, Hadirkan 2 Lukisan Maestro!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: