Rafflesia Arnoldi R. Br Akhirnya Mekar di Luar Habitat Setelah 16 Tahun Upaya Konservasi
14 September 2022 |
19:01 WIB
Ada kejadian menarik di dunia flora dalam negeri. Peneliti di Kebun Raya Bogor mendapati beberapa knop bakal bunga Rafflesia Arnoldi R. Br pada awal September tahun ini. Selanjutnya, pada pertengahan bulan, beberapa knop tersebut mekar. Hal tersebut merupakan hasil dari upaya konservasi di luar habitat asilnya sejak 16 tahun lalu.
Periset dan Kurator Koleksi Rafflesia Kebon Raya Bogor, Sofi Mursidawati, mengatakan bahwa jenis bunga yang mekar adalah Rafflesia Arnoldi R. Br. Fenomena ini baru pertama kali terjadi sebagai hasil budidaya yang dilakukan di Kebun Raya Bogor.
Dia menuturkan bahwa Bunga Rafflesia Arnoldi R. Br tumbuh di tetrastigma lanceolarium planch sebagai inang. Tanaman tersebut ditanam pada 22 Januari 1953 sebagai hasil pertukaran tanaman dari Florida pada 1952.
Bunga Rafflesia Arnoldi R. Br atau lebih dikenal dengan sebutan Padma Raksasa merupakan puspa langka nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 4/1993 tentang Satwa Dan Bunga Nasional.
Selain ditetapkan sebagai puspa langka nasional, bunga raksasa asal Bengkulu ini juga masuk dalam daftar tumbuhan yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4/1999 dan daftar merah International Union for Conservation of Nature's (IUCN) dengan status konservasi terancam punah.
Tanaman ini pertama kali ditemukan pada 1818 di hutan Sumatra oleh seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold, yang tengah mengikuti ekspedisi Thomas Stanford Raffles. Jadi, tumbuhan ini diberi nama sesuai sejarah penemunya yakni penggabungan antara Raffles dan Arnold.
Pada 2006, peneliti Rafflesia Kebun Raya Bogor melakukan upaya untuk menumbuhkan biji Rafflesia Arnoldi R. Br asal Bengkulu di vak. XVII, yaitu koleksi jenis-jenis tumbuhan pemanjat atau climber yang di dalamnya terdapat 7 spesies Tetrastigma.
Di luar Rafflesia Arnoldi R. Br, pada 2010 untuk pertama kalinya Kebun Raya Bogor berhasil menumbuhkan Rafflesia Patma BI, dan sampai saat ini jenis Bunga Rafflesia tersebut sudah mekar sebanyak 16 kali.
Untuk diketahui, Rafflesia Arnoldi adalah satu-satunya jenis Rafflesia yang ditetapkan sebagai bunga nasional dan sebagai puspa langka di antara jenis Rafflesia lainnya. Dilansir dari laman Kehati, Rafflesia Arnoldi merupakan salah tanaman dari Sumatra dari jenisnya.
Jenis bunga lain yang tumbuh di wilayah ini adalah Rafflesia Bengkuluensis, Rafflesia Micropylora, Rafflesia Meijerii, Rafflesia Kemumu, Rafflesia Gadutensis, Rafflesia lawangensis, Rafflesia Rochussenii, Rafflesia Patma, Rafflesia Hasseltii, dan Rafflesia Atjehensis.
Bunga ini berada dalam ancaman serius dengan laju deforestasi yang tinggi, kebakaran, dan area hutan yang mengalami penurunan di Indonesia. Selain itu, bunga ini juga terancam lantaran ketidaktahuan orang tentang statusnya, sehingga diperlakukan tidak dengan hati-hati.
Oleh sebab itu, masyarakat perlu mematuhi sejumlah langkah saat menyaksikan bunga tersebut agar tidak merusaknya. Langkah-langkah itu termasuk tidak duduk dan menginjak inang bunga Rafflesia, tidak terlalu dekat dengan bunga, dan tidak menyentuh bagian bunga.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Periset dan Kurator Koleksi Rafflesia Kebon Raya Bogor, Sofi Mursidawati, mengatakan bahwa jenis bunga yang mekar adalah Rafflesia Arnoldi R. Br. Fenomena ini baru pertama kali terjadi sebagai hasil budidaya yang dilakukan di Kebun Raya Bogor.
“Meskipun tidak lebih 60 cm, jenis ini sudah dapat dipastikan adalah Rafflesia Arnoldi R. Br,” katanya.
Baca juga: Genhype Perlu Tahu, 4 Tanaman Endemik Indonesia Ini Terancam Punah
Dia menuturkan bahwa Bunga Rafflesia Arnoldi R. Br tumbuh di tetrastigma lanceolarium planch sebagai inang. Tanaman tersebut ditanam pada 22 Januari 1953 sebagai hasil pertukaran tanaman dari Florida pada 1952.
Bunga Rafflesia Arnoldi R. Br atau lebih dikenal dengan sebutan Padma Raksasa merupakan puspa langka nasional berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 4/1993 tentang Satwa Dan Bunga Nasional.
Selain ditetapkan sebagai puspa langka nasional, bunga raksasa asal Bengkulu ini juga masuk dalam daftar tumbuhan yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4/1999 dan daftar merah International Union for Conservation of Nature's (IUCN) dengan status konservasi terancam punah.
Tanaman ini pertama kali ditemukan pada 1818 di hutan Sumatra oleh seorang pemandu yang bekerja pada Dr. Joseph Arnold, yang tengah mengikuti ekspedisi Thomas Stanford Raffles. Jadi, tumbuhan ini diberi nama sesuai sejarah penemunya yakni penggabungan antara Raffles dan Arnold.
Upaya Konservasi
Sofi menuturkan terdapat 33 spesies Rafflesia di dunia dan 14 jenis di antaranya tumbuh di Indonesia. Sementara itu, 11 dari 14 jenis itu merupakan endemik Sumatra. Dia menambahkan upaya konservasi Rafflesia Arnoldi R. Br di luar habitatnya (secara ex situ) telah dilakukan sejak 1818.Pada 2006, peneliti Rafflesia Kebun Raya Bogor melakukan upaya untuk menumbuhkan biji Rafflesia Arnoldi R. Br asal Bengkulu di vak. XVII, yaitu koleksi jenis-jenis tumbuhan pemanjat atau climber yang di dalamnya terdapat 7 spesies Tetrastigma.
Di luar Rafflesia Arnoldi R. Br, pada 2010 untuk pertama kalinya Kebun Raya Bogor berhasil menumbuhkan Rafflesia Patma BI, dan sampai saat ini jenis Bunga Rafflesia tersebut sudah mekar sebanyak 16 kali.
Untuk diketahui, Rafflesia Arnoldi adalah satu-satunya jenis Rafflesia yang ditetapkan sebagai bunga nasional dan sebagai puspa langka di antara jenis Rafflesia lainnya. Dilansir dari laman Kehati, Rafflesia Arnoldi merupakan salah tanaman dari Sumatra dari jenisnya.
Jenis bunga lain yang tumbuh di wilayah ini adalah Rafflesia Bengkuluensis, Rafflesia Micropylora, Rafflesia Meijerii, Rafflesia Kemumu, Rafflesia Gadutensis, Rafflesia lawangensis, Rafflesia Rochussenii, Rafflesia Patma, Rafflesia Hasseltii, dan Rafflesia Atjehensis.
Bunga ini berada dalam ancaman serius dengan laju deforestasi yang tinggi, kebakaran, dan area hutan yang mengalami penurunan di Indonesia. Selain itu, bunga ini juga terancam lantaran ketidaktahuan orang tentang statusnya, sehingga diperlakukan tidak dengan hati-hati.
Oleh sebab itu, masyarakat perlu mematuhi sejumlah langkah saat menyaksikan bunga tersebut agar tidak merusaknya. Langkah-langkah itu termasuk tidak duduk dan menginjak inang bunga Rafflesia, tidak terlalu dekat dengan bunga, dan tidak menyentuh bagian bunga.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.