Twitter Akan Batasi Fitur Edit Tweet Maksimal Lima Kali
13 September 2022 |
20:00 WIB
Setelah perilisan fitur Edit Tweet uji coba selama lebih dari sepekan lalu, kini muncul sejumlah temuan terkait dengan penggunaan fitur sunting unggahan tersebut. Berdasarkan laporan TechCrunch pada Minggu (11/9/2022), ada beberapa perincian terkait fitur ini yang dikonfirmasi seperti batasan penggunaan fitur sampai lima kali.
Kendati bahwa uji coba yang dilakukan sejak 1 September 2022 ini telah menyebutkan bahwa fitur ini akan aktif selama 30 menit pertama setelah publikasi cuitan, batasan hingga lima kali ini hanya bisa dilakukan untuk memperbaiki kesalahan penulisan, unggahan dokumen foto dan video, serta suntingan tagar.
Baca juga: Mengenal Twitter Circle, Fitur Cuitan untuk Audiens Terbatas
Kendati pihak Twitter belum memberikan alasan atas pemberlakuan batasan ini, diduga kebijakan ini ada kaitannya dengan kekhawatiran terhadap penyalahgunaan fitur tersebut dari penyebaran misinformasi politik dan penipuan kripto. Namun, hal ini baru bisa diteliti saat Edit Tweet sudah tersedia untuk audiens yang lebih luas.
Hingga saat ini, pihak Twitter masih memantau pengguna beta test yang masuk ke dalam keanggotaan Twitter Blue yang merupakan layanan eksklusif berbayar dari Twitter yang hanya tersedia di Kanada, Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru. Nantinya, hasil dari pantauan ini akan berpengaruh pada pertimbangan apakah Twitter akan mengubah jumlah batasan Edit Tweet dalam periode 30 menit.
Berdasarkan laporan The Verge, fitur Edit Tweet merupakan salah satu fitur yang paling banyak diminta pengguna. Meski banyak diminta, VP Consumer Product Jay Sullivan mengungkapkan bahwa mantan CEO Twitter, Jack Dorsey, sempat menolak kehadiran fitur ini dalam wawancaranya pada 2020.
Edit Tweet telah dirilis bagi pengguna Twitter Blue yang serupa dengan fitur penyuntingan unggahan pada Facebook. Hal ini merujuk pada temuan sejumlah pengamat sistem media sosial dan peneliti aplikasi terkait dengan bocoran yang mereka dapatkan pada awal tahun ini.
Sejauh ini, Edit Tweet baru dirincikan sebagai fitur yang bisa menyunting sebuah cuitan yang sudah naik dalam kurun waktu 30 menit. Nantinya, cuitan ini akan memiliki sebuah ikon, timestamp atau cap waktu, dan label khusus sebagai tanda adanya modifikasi pada cuitan tersebut.
Tak hanya itu, fitur terbaru untuk layanan cuitan ini juga akan mencantumkan riwayat suntingan dengan versi-versi sebelumnya dari unggahan terbaru. Saat ini, fitur ini tengah diuji coba dalam komunitas berskala kecil dan akan melihat adanya berbagai potensi, misalnya risiko penyalahgunaan dan bagaimana pengguna memakai fitur ini.
Saat ini, fitur ini hanya digunakan pada layanan Twitter Blue yang memiliki harga sebesar US$4,99 dan diperkirakan belum hadir untuk semua pengguna. Hal ini diperkirakan membuat fitur ini tampaknya belum hadir untuk akses yang lebih luas seiring dengan kehadirannya yang masih membutuhkan pembaruan dan perbaikan.
Baca juga: Twitter Uji Coba Fitur Terbaru Closed Caption untuk Video
Di sisi lain, fitur penyuntingan di media sosial dan situs terkait teks sebenarnya sudah dihadirkan. Saat ini, fitur ini dianggap tidak berbahaya dan belum memiliki risiko atas penyalahgunaannya. Namun, fitur ini sempat mengalami masalah saat adanya temuan penipuan kripto yang terkait dengan penggunaan fitur penyuntingan di Facebook.
Editor: Fajar Sidik
Kendati bahwa uji coba yang dilakukan sejak 1 September 2022 ini telah menyebutkan bahwa fitur ini akan aktif selama 30 menit pertama setelah publikasi cuitan, batasan hingga lima kali ini hanya bisa dilakukan untuk memperbaiki kesalahan penulisan, unggahan dokumen foto dan video, serta suntingan tagar.
Baca juga: Mengenal Twitter Circle, Fitur Cuitan untuk Audiens Terbatas
Kendati pihak Twitter belum memberikan alasan atas pemberlakuan batasan ini, diduga kebijakan ini ada kaitannya dengan kekhawatiran terhadap penyalahgunaan fitur tersebut dari penyebaran misinformasi politik dan penipuan kripto. Namun, hal ini baru bisa diteliti saat Edit Tweet sudah tersedia untuk audiens yang lebih luas.
Hingga saat ini, pihak Twitter masih memantau pengguna beta test yang masuk ke dalam keanggotaan Twitter Blue yang merupakan layanan eksklusif berbayar dari Twitter yang hanya tersedia di Kanada, Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru. Nantinya, hasil dari pantauan ini akan berpengaruh pada pertimbangan apakah Twitter akan mengubah jumlah batasan Edit Tweet dalam periode 30 menit.
Berdasarkan laporan The Verge, fitur Edit Tweet merupakan salah satu fitur yang paling banyak diminta pengguna. Meski banyak diminta, VP Consumer Product Jay Sullivan mengungkapkan bahwa mantan CEO Twitter, Jack Dorsey, sempat menolak kehadiran fitur ini dalam wawancaranya pada 2020.
Edit Tweet telah dirilis bagi pengguna Twitter Blue yang serupa dengan fitur penyuntingan unggahan pada Facebook. Hal ini merujuk pada temuan sejumlah pengamat sistem media sosial dan peneliti aplikasi terkait dengan bocoran yang mereka dapatkan pada awal tahun ini.
Sejauh ini, Edit Tweet baru dirincikan sebagai fitur yang bisa menyunting sebuah cuitan yang sudah naik dalam kurun waktu 30 menit. Nantinya, cuitan ini akan memiliki sebuah ikon, timestamp atau cap waktu, dan label khusus sebagai tanda adanya modifikasi pada cuitan tersebut.
Tak hanya itu, fitur terbaru untuk layanan cuitan ini juga akan mencantumkan riwayat suntingan dengan versi-versi sebelumnya dari unggahan terbaru. Saat ini, fitur ini tengah diuji coba dalam komunitas berskala kecil dan akan melihat adanya berbagai potensi, misalnya risiko penyalahgunaan dan bagaimana pengguna memakai fitur ini.
Saat ini, fitur ini hanya digunakan pada layanan Twitter Blue yang memiliki harga sebesar US$4,99 dan diperkirakan belum hadir untuk semua pengguna. Hal ini diperkirakan membuat fitur ini tampaknya belum hadir untuk akses yang lebih luas seiring dengan kehadirannya yang masih membutuhkan pembaruan dan perbaikan.
Baca juga: Twitter Uji Coba Fitur Terbaru Closed Caption untuk Video
Di sisi lain, fitur penyuntingan di media sosial dan situs terkait teks sebenarnya sudah dihadirkan. Saat ini, fitur ini dianggap tidak berbahaya dan belum memiliki risiko atas penyalahgunaannya. Namun, fitur ini sempat mengalami masalah saat adanya temuan penipuan kripto yang terkait dengan penggunaan fitur penyuntingan di Facebook.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.