Mengatasi Obesitas Tidak Sekadar Kurangi Makan & Berolahraga, Tetapi Juga Perlu Lakukan Ini
05 April 2022 |
06:00 WIB
Obesitas menjadi permasalahan umum yang dialami masyarakat Indonesia. Kondisi kelebihan barat ini dipicu oleh gaya hidup yang sedenter dan makanan bergula dan berlemak tinggi. Kementerian Kesehatan mencatat prevalensi obesitas di kalangan orang dewasa Indonesia meningkat hampir dua kali lipat dari 19,1 persen pada 2007 menjadi 35,4 persen pada 2018.
World Health Organization (WHO) mendefinisikan kelebihan berat badan dan obesitas sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan. Praktisi kesehatan menggunakan body mass index (BMI) atau indeks masa tubuh (IMT) sebagai metode skrining, dan diagnosis klinis obesitas didasarkan pada kelebihan lemak tubuh abnormal yang mengganggu kesehatan.
Ketua Bidang Organisasi Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) dr. Dicky Levenus Tahapary menerangkan untuk orang Indonesia, BMI pada tingkatan 25 termasuk kategori berat badan berlebih, dan BMI lebih dari 27 dinyatakan sebagai obesitas.
"Kita juga dapat memanfaatkan lingkar pinggang untuk menilai risiko seseorang terkena penyakit yang disebabkan oleh obesitas. Ukuran pinggang lebih dari 80 sentimeter untuk wanita dan lebih dari 90 sentimeter untuk pria meningkatkan risiko penyakit yang disebabkan oleh obesitas," tuturnya dikutip dari siaran pers, Senin (4/4/2022).
Untuk mencegah dan mengatasi obesitas, diet memegang peranan penting. Diet yang biasa dilakukan sebagai bagian usaha untuk menurunkan berat badan, biasanya berfokus pada pembatasan energi untuk mengurangi berat badan.
Kendati demikian, Spesialis Gizi dr. Cindiawaty J. Pudjiadi menegaskan bahwa mengendalikan berat badan tidak cukup dengan usaha mengurangi asupan makanan dan menambah aktivitas olahraga.
"Kita juga harus memperhatikan apa yang kita makan, bukan hanya seberapa banyak yang kita makan. Mengurangi kalori yang efektif bukan hanya dengan sedikit makan dengan tujuan menekan asupan kalori serendah mungkin," tuturnya.
Ya, untuk mengelola obesitas dan mencegah risiko komplikasi yang ditimbulkan, pengobatan harus ditujukan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai dengan anjuran kesehatan. Ini akan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan menurunkan risiko komplikasi yang berhubungan dengan obesitas.
Ada baiknya kamu juga melakukan konsultasi dengan tim profesional kesehatan termasuk ahli diet, psikolog atau psikiater, atau tim profesional perawatan kesehatan lain untuk membantu memahami dan membuat perubahan dalam pola makan dan aktivitas sehari-hari.
Editor: Dika Irawan
World Health Organization (WHO) mendefinisikan kelebihan berat badan dan obesitas sebagai akumulasi lemak abnormal atau berlebihan yang dapat mengganggu kesehatan. Praktisi kesehatan menggunakan body mass index (BMI) atau indeks masa tubuh (IMT) sebagai metode skrining, dan diagnosis klinis obesitas didasarkan pada kelebihan lemak tubuh abnormal yang mengganggu kesehatan.
Ketua Bidang Organisasi Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) dr. Dicky Levenus Tahapary menerangkan untuk orang Indonesia, BMI pada tingkatan 25 termasuk kategori berat badan berlebih, dan BMI lebih dari 27 dinyatakan sebagai obesitas.
"Kita juga dapat memanfaatkan lingkar pinggang untuk menilai risiko seseorang terkena penyakit yang disebabkan oleh obesitas. Ukuran pinggang lebih dari 80 sentimeter untuk wanita dan lebih dari 90 sentimeter untuk pria meningkatkan risiko penyakit yang disebabkan oleh obesitas," tuturnya dikutip dari siaran pers, Senin (4/4/2022).
Untuk mencegah dan mengatasi obesitas, diet memegang peranan penting. Diet yang biasa dilakukan sebagai bagian usaha untuk menurunkan berat badan, biasanya berfokus pada pembatasan energi untuk mengurangi berat badan.
Kendati demikian, Spesialis Gizi dr. Cindiawaty J. Pudjiadi menegaskan bahwa mengendalikan berat badan tidak cukup dengan usaha mengurangi asupan makanan dan menambah aktivitas olahraga.
"Kita juga harus memperhatikan apa yang kita makan, bukan hanya seberapa banyak yang kita makan. Mengurangi kalori yang efektif bukan hanya dengan sedikit makan dengan tujuan menekan asupan kalori serendah mungkin," tuturnya.
Ya, untuk mengelola obesitas dan mencegah risiko komplikasi yang ditimbulkan, pengobatan harus ditujukan untuk mencapai dan mempertahankan berat badan yang sesuai dengan anjuran kesehatan. Ini akan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan dan menurunkan risiko komplikasi yang berhubungan dengan obesitas.
Ada baiknya kamu juga melakukan konsultasi dengan tim profesional kesehatan termasuk ahli diet, psikolog atau psikiater, atau tim profesional perawatan kesehatan lain untuk membantu memahami dan membuat perubahan dalam pola makan dan aktivitas sehari-hari.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.