Kenalan Yuk! Ini Dua UMKM yang Unjuk Gigi di Event Presidensi G20
11 September 2022 |
11:08 WIB
1
Like
Like
Like
Perhelatan Digital Innovation Network (DIN) yang merupakan rangakain dari Presidensi G20 rupanya berhasil menjadi ajang bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk unjuk gigi sekaligus membuka peluang pasar secara global loh Genhype.
Setidaknya ada dua pelaku UMKM yang berhasil menarik perhatian para delegasi internasional yang ikut dalam event tersebut. Nah, bagi Genhype yang penasaran, Hypeabis akan mengulas profil dari kedua pelaku UMKM tersebut, yaitu Kopi Titik Temu dan Batik Asmara Butik.
Baca juga: Deretan Musisi Indonesia & Dunia yang Bakal Tampil di G20 Orchestra Borobudur
Titik Temu bermakna sebagai tempat pertemuan pelanggan titik temu dengan kerabat mereka yang kemudian dapat menghasilkan ide-ide yang baik. Kedai kopi pertamanya dibuka pada tahun 2016 di Seminyak, Bali.
Produk unggulan yang ditawarkan adalah minuman berbasis kopi arabika yang berkualitas. Didukung dengan ambience dan lokasi yang strategis, tawaran makanan serta entertainment yang terus berevolusi tiap tahunnya, Titik Temu hadirkan pengalaman kedai kopi yang berbeda.
Walaupun pertumbuhan bisnis kopi berkembang pesat, dalam perjalanannya Titik Temu juga menemukan tantangan tersendiri. Pandemi menghantam bisnis Titik Temu dengan cukup hebat. Ketika semua bisnis berbondong-bondong untuk banting setir ke sejumlah kanal penjualan online, opsi ini dirasa kurang pas oleh Joseph.
“Titik Temu memiliki tujuan untuk menjadi tempat pertemuan para pelanggan setia kami dengan teman-teman mereka sehingga melalui Titik Temu dapat terlahir ide-ide baik. Menjual kopi secara online dirasa kurang sesuai dengan karakter kami,” tutur Joseph.
Baca juga: 4 Tips Sederhana Membuat Kopi di Rumah ala Barista Profesional
Berbagai efisiensi pun dilakukan oleh manajemen Titik Temu. Ragam platform digital dicoba digunakan untuk memudahkan operasional bisnis, namun belum ada yang dapat memberikan layanan yang optimal, ataupun mudah digunakan bagi para karyawan Titik Temu.
Setelah kondisi pandemi mulai mereda Joseph melihat ada perubahan pada preferensi pelanggan Titik Temu. Joseph mengatakan adanya acara Digital Innovation Network G20 ini telah membantu mempromosikan Bali kepada publik internasional sehingga ketertarikan wisatawan asing terhadap Bali meningkat.
“Secara tidak langsung pelaku usaha lokal juga terbantu akibat kehadiran para delegasi G20,” jelasnya.
Asmara Scarf terbuat dari kain rayon yang terinspirasi, diproduksi, dan berasal dari bahan-bahan lokal sehingga mendukung pengrajin dan ekonomi lokal. Sebagai bisnis keluarga, Asmara Butik telah hadir di Bali sejak tahun 1991 sebagai usaha pakaian dan aksesoris dari bahan dan kerajinan lokal.
Baca juga: Dari Parang hingga Tujuh Rupa, Yuk Kenalan dengan 5 Jenis Motif Batik Nusantara
Keunggulan dari Batik Asmara Butik adalah mereka menggunakan fabric printing yang memiliki water recycling system sehingga mengurangi waste footprint berupa limbah air kotor ke sungai.
Selama pandemi, Asmara Butik dihadapkan pada tantangan produksi ketika fluktuasi jumlah permintaan terjadi. Penggunaan Moka dapat membantu Asmara Butik memantau dan menghitung kebutuhan stok, distribusi, dan transaksi penjualan secara real time, sekaligus mempermudah operasional usaha yang sebelumnya masih manual.
Haryanto Tanjo, Head of Commerce Enablement GoTo Financial menjelaskan keikutsertaan dua mitra UMKM tersebut dilakukan untuk makin mengenalkan inovasi dan produk dari UMKM Indonesia dimata dunia, khususnya para delegasi G20 di acara Digital Innovation Network.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Setidaknya ada dua pelaku UMKM yang berhasil menarik perhatian para delegasi internasional yang ikut dalam event tersebut. Nah, bagi Genhype yang penasaran, Hypeabis akan mengulas profil dari kedua pelaku UMKM tersebut, yaitu Kopi Titik Temu dan Batik Asmara Butik.
Baca juga: Deretan Musisi Indonesia & Dunia yang Bakal Tampil di G20 Orchestra Borobudur
Titik Temu
Dalam Perhelatan tersebut, Titik Temu hadir menyajikan kopi serta camilan khas Indonesia bagi para delegasi dari dua puluh negara.Titik Temu sendiri merupakan usaha kopi yang didirikan oleh Joseph Erwin bersama empat belas rekannya yang lain pada tahun 2014. Mereka melahirkan ide untuk memulai bisnis kopi di pulau Bali, pusat destinasi wisata mancanegara yang ada di Indonesia.Titik Temu bermakna sebagai tempat pertemuan pelanggan titik temu dengan kerabat mereka yang kemudian dapat menghasilkan ide-ide yang baik. Kedai kopi pertamanya dibuka pada tahun 2016 di Seminyak, Bali.
Produk unggulan yang ditawarkan adalah minuman berbasis kopi arabika yang berkualitas. Didukung dengan ambience dan lokasi yang strategis, tawaran makanan serta entertainment yang terus berevolusi tiap tahunnya, Titik Temu hadirkan pengalaman kedai kopi yang berbeda.
Walaupun pertumbuhan bisnis kopi berkembang pesat, dalam perjalanannya Titik Temu juga menemukan tantangan tersendiri. Pandemi menghantam bisnis Titik Temu dengan cukup hebat. Ketika semua bisnis berbondong-bondong untuk banting setir ke sejumlah kanal penjualan online, opsi ini dirasa kurang pas oleh Joseph.
“Titik Temu memiliki tujuan untuk menjadi tempat pertemuan para pelanggan setia kami dengan teman-teman mereka sehingga melalui Titik Temu dapat terlahir ide-ide baik. Menjual kopi secara online dirasa kurang sesuai dengan karakter kami,” tutur Joseph.
Baca juga: 4 Tips Sederhana Membuat Kopi di Rumah ala Barista Profesional
Berbagai efisiensi pun dilakukan oleh manajemen Titik Temu. Ragam platform digital dicoba digunakan untuk memudahkan operasional bisnis, namun belum ada yang dapat memberikan layanan yang optimal, ataupun mudah digunakan bagi para karyawan Titik Temu.
Setelah kondisi pandemi mulai mereda Joseph melihat ada perubahan pada preferensi pelanggan Titik Temu. Joseph mengatakan adanya acara Digital Innovation Network G20 ini telah membantu mempromosikan Bali kepada publik internasional sehingga ketertarikan wisatawan asing terhadap Bali meningkat.
“Secara tidak langsung pelaku usaha lokal juga terbantu akibat kehadiran para delegasi G20,” jelasnya.
Batik Asmara Butik
Selain Titik Temu, UMKM lainnya yang dibawa ke perhelatan internasional tersebut adalah Batik Asmara Butik yang menghadirkan souvenir berupa scarf batik kepada para delegasi internasional dari dua puluh negara.Asmara Scarf terbuat dari kain rayon yang terinspirasi, diproduksi, dan berasal dari bahan-bahan lokal sehingga mendukung pengrajin dan ekonomi lokal. Sebagai bisnis keluarga, Asmara Butik telah hadir di Bali sejak tahun 1991 sebagai usaha pakaian dan aksesoris dari bahan dan kerajinan lokal.
Baca juga: Dari Parang hingga Tujuh Rupa, Yuk Kenalan dengan 5 Jenis Motif Batik Nusantara
Keunggulan dari Batik Asmara Butik adalah mereka menggunakan fabric printing yang memiliki water recycling system sehingga mengurangi waste footprint berupa limbah air kotor ke sungai.
Selama pandemi, Asmara Butik dihadapkan pada tantangan produksi ketika fluktuasi jumlah permintaan terjadi. Penggunaan Moka dapat membantu Asmara Butik memantau dan menghitung kebutuhan stok, distribusi, dan transaksi penjualan secara real time, sekaligus mempermudah operasional usaha yang sebelumnya masih manual.
Haryanto Tanjo, Head of Commerce Enablement GoTo Financial menjelaskan keikutsertaan dua mitra UMKM tersebut dilakukan untuk makin mengenalkan inovasi dan produk dari UMKM Indonesia dimata dunia, khususnya para delegasi G20 di acara Digital Innovation Network.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.