Dari Parang hingga Tujuh Rupa, Yuk Kenalan dengan 5 Jenis Motif Batik Ini
09 September 2022 |
20:30 WIB
Batik merupakan hasil karya leluhur yang sangat berharga dan telah menjadi warisan budaya dunia dari generasi ke generasi. Bagi masyarakat Indonesia, batik juga merupakan menjadi identitas dengan nilai sejarah dan estetika yang tinggi.
Dari segi jenisnya, Indonesia juga sangat kaya dengan ragam kain batik khas dari setiap daerah. Masing-masing wilayah umumnya memiliki jenis motif dengan kekhasan yang berbeda-beda, sehingga bisa dikenali dari mana asalnya.
Motif, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah corak atau pola. Dalam proses pembuatan batik, motif berarti suatu corak yang dibentuk sedemikian rupa hingga menghasilkan bentuk yang beraneka ragam.
Baca juga: Mengenal Makna Filosofis & Sejarah dari Corak Batik Parang
Letak geografis dan kultur masyarakat disebut sebagai salah satu faktor yang memengaruhi lahirnya motif-motif batik di Indonesia. Misal, daerah pesisir akan menghasilkan motif yang berhubungan dengan laut, begitu pula yang tinggal di pegunungan akan terinspirasi oleh alam di sekitarnya.
Berikut adalah 5 jenis motif batik yang populer di kalangan masyarakat dengan ciri khasnya masing-masing. Ragam jenis batik ini biasanya dipakai oleh seseorang untuk kegiatan formal sekaligus sebagai pernyataan status sosial di tengah masyarakat:
Batik dengan motif ini mengandung makna filosofis kefasihan dan kelembutan. Selain itu, melalui corak ini para pengrajin batik juga ingin mewartakan kehidupan masyarakat pesisir Jawa yang mudah beradaptasi dengan kebudayaan luar.
Motif batik asal Cirebon ini meski dilukis dengan sederhana tapi dapat memberi kesan mewah dari sosok yang memakai jenis batik ini. Motif batik dengan gradasi warna kontras ini juga cocok dipakai oleh orang tua maupun anak muda, baik perempuan atau laki-laki.
Batik Mega Mendung berasal dari kata 'mendung' yang dapat diartikan sebagai kesabaran. Sehingga secara filosfi sosok yang memakai batik ini diharap memiliki kepribadian yang penyabar dalam menghadapi setiap masalah dan tidak mudah marah.
Hal ini juga senada dengan proses pembuatan batik Mega Mendung yang butuh kesabaran ekstra. Karena, semakin baik hasil batik yang dihasilkan oleh pengrajin, maka orang tersebut berarti juga sosok yang telaten dan sabar.
Pada awalnya, batik dengan motif ini hanya dipakai oleh para bangsawan atau raja-raja di Keraton Solo. Namun, seiring waktu batik ini sekarang dapat dipakai oleh siapa saja tanpa memandang kelas dan asal keturunan.
Secara filosofi selain motif, warna sogan (kecoklatan) yang menjadi ciri khas batik ini memiliki arti kerendahan hati atau sikap bersahaja yang menandakan kedekatan dengan bumi, alam, dan secara sosial bermakna dekat dengan rakyat.
Motif batik asal Kota Banten, Jawa Barat ini berbentuk pola yang menyerupai daun talas yang merupakan motif paling sederhana. Jenis motif ini dibuat oleh suku Badui pedalaman di Sunda yang kental akan peradaban lama.
Namun, seiring waktu, motif batik ini juga dikembangkan oleh masyarakat di daerah pesisir Banten yang lebih banyak menerima modernitas, sehingga motif batik ini juga dikenal dengan motif batik Banten.
Filosofi dari motif batik ini adalah lewat karakternya yang meriah dan ceria yang melambangkan agar seseorang harus selalu berhati-hati dalam bertindak serta mengedepankan kebijaksanaan saat menghadapi sebuah masalah.
Motif batik yang tersebar di Jawa tengah, Yogyakarta, hingga Jawa barat ini pada dasarnya tergolong sederhana karena hanya memiliki pola berbentuk huruf 'S' yang saling berjejalin membentuk garis diagonal dengan kemiringan 45 derajat serta berkesinambungan.
Meski ketiga daerah tersebut memiliki ciri khas masing-masing, tapi perbedaannya hanya terletak pada aksen dari batik motif parang tersebut. Misal, di Jogja ada motif Parang Rusak dan Parang Barong, di Jawa Tengah ada Parang Slobog, dan di Jawa Barat ada Parang Klisik.
Filososfi dari batik ini meski coraknya sederhana namun memiliki makna yang dalam. Parang sendiri berasal dari kata 'pereng' yang berarti miring atau berombak yang menggambarkan semangat ombak samudera yang tidak pernah padam.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Dari segi jenisnya, Indonesia juga sangat kaya dengan ragam kain batik khas dari setiap daerah. Masing-masing wilayah umumnya memiliki jenis motif dengan kekhasan yang berbeda-beda, sehingga bisa dikenali dari mana asalnya.
Motif, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah corak atau pola. Dalam proses pembuatan batik, motif berarti suatu corak yang dibentuk sedemikian rupa hingga menghasilkan bentuk yang beraneka ragam.
Baca juga: Mengenal Makna Filosofis & Sejarah dari Corak Batik Parang
Letak geografis dan kultur masyarakat disebut sebagai salah satu faktor yang memengaruhi lahirnya motif-motif batik di Indonesia. Misal, daerah pesisir akan menghasilkan motif yang berhubungan dengan laut, begitu pula yang tinggal di pegunungan akan terinspirasi oleh alam di sekitarnya.
Berikut adalah 5 jenis motif batik yang populer di kalangan masyarakat dengan ciri khasnya masing-masing. Ragam jenis batik ini biasanya dipakai oleh seseorang untuk kegiatan formal sekaligus sebagai pernyataan status sosial di tengah masyarakat:
1. Motif Batik Tujuh Rupa
Motif batik asal Pekalongan, Jawa tengah ini sangat kental dengan nuansa lam yang menampilkan bentuk motif bergambar hewan atau tumbuhan yang diambil dari berbagai campuran kebudayaan lokal dan etnis Cina.Batik dengan motif ini mengandung makna filosofis kefasihan dan kelembutan. Selain itu, melalui corak ini para pengrajin batik juga ingin mewartakan kehidupan masyarakat pesisir Jawa yang mudah beradaptasi dengan kebudayaan luar.
motif batik tujuh rupa (sumber:pemkab pekalongan)
2. Motif Batik Mega Mendung
Motif batik asal Cirebon ini meski dilukis dengan sederhana tapi dapat memberi kesan mewah dari sosok yang memakai jenis batik ini. Motif batik dengan gradasi warna kontras ini juga cocok dipakai oleh orang tua maupun anak muda, baik perempuan atau laki-laki.Batik Mega Mendung berasal dari kata 'mendung' yang dapat diartikan sebagai kesabaran. Sehingga secara filosfi sosok yang memakai batik ini diharap memiliki kepribadian yang penyabar dalam menghadapi setiap masalah dan tidak mudah marah.
Hal ini juga senada dengan proses pembuatan batik Mega Mendung yang butuh kesabaran ekstra. Karena, semakin baik hasil batik yang dihasilkan oleh pengrajin, maka orang tersebut berarti juga sosok yang telaten dan sabar.
Motif batik mega mendung (Sumber gambar: Wikimedia)
3. Motif Batik Sogan
Motif batik asal Kota Solo, Jawa Tengah ini sudah ada sejak beberapa abad lalu dan dibuat oleh leluhur dengan dominasi warna coklat muda dengan motif-motif yang khas seperti, bunga dengan aksen titik-titik atau lengkungan garis yang berpola.Pada awalnya, batik dengan motif ini hanya dipakai oleh para bangsawan atau raja-raja di Keraton Solo. Namun, seiring waktu batik ini sekarang dapat dipakai oleh siapa saja tanpa memandang kelas dan asal keturunan.
Secara filosofi selain motif, warna sogan (kecoklatan) yang menjadi ciri khas batik ini memiliki arti kerendahan hati atau sikap bersahaja yang menandakan kedekatan dengan bumi, alam, dan secara sosial bermakna dekat dengan rakyat.
Motif batik sogan (Sumber gambar: Freepik)
4. Motif Batik Simbut
Motif batik asal Kota Banten, Jawa Barat ini berbentuk pola yang menyerupai daun talas yang merupakan motif paling sederhana. Jenis motif ini dibuat oleh suku Badui pedalaman di Sunda yang kental akan peradaban lama.Namun, seiring waktu, motif batik ini juga dikembangkan oleh masyarakat di daerah pesisir Banten yang lebih banyak menerima modernitas, sehingga motif batik ini juga dikenal dengan motif batik Banten.
Filosofi dari motif batik ini adalah lewat karakternya yang meriah dan ceria yang melambangkan agar seseorang harus selalu berhati-hati dalam bertindak serta mengedepankan kebijaksanaan saat menghadapi sebuah masalah.
Motif batik simbut (Sumber gambar: Budaya Indonesia org)
5. Motif Batik Parang
Motif batik yang tersebar di Jawa tengah, Yogyakarta, hingga Jawa barat ini pada dasarnya tergolong sederhana karena hanya memiliki pola berbentuk huruf 'S' yang saling berjejalin membentuk garis diagonal dengan kemiringan 45 derajat serta berkesinambungan.Meski ketiga daerah tersebut memiliki ciri khas masing-masing, tapi perbedaannya hanya terletak pada aksen dari batik motif parang tersebut. Misal, di Jogja ada motif Parang Rusak dan Parang Barong, di Jawa Tengah ada Parang Slobog, dan di Jawa Barat ada Parang Klisik.
Filososfi dari batik ini meski coraknya sederhana namun memiliki makna yang dalam. Parang sendiri berasal dari kata 'pereng' yang berarti miring atau berombak yang menggambarkan semangat ombak samudera yang tidak pernah padam.
Motif batik parang (Sumber gambar: JIBB)
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.