Kenaikan Harga BBM Dinilai Bakal Berpengaruh pada Ongkos Produksi Film
06 September 2022 |
23:15 WIB
Rumah produksi BASE Entertainment mulai berancang-ancang untuk memproduksi beberapa film pada tahun depan, seiring mulai pulihnya industri layar lebar nasional pada tahun ini. Saat yang sama, mereka harus putar otak karena kemungkinan ongkos produksi bakal naik, dampak dari meroketnya harga BBM.
Produser dan Chief Executive Officer BASE Entertainment Shanty Harmayn mengatakan bahwa jumlah film yang akan diproduksi pada tahun depan berada pada rentang di atas lima dan di bawah 10 film. Sementara, jumlah film yang akan rilis belum final karena tergantung pada waktu selesainya. “Produksi cukup banyak. Tim saya sudah teriak semua,” katanya.
Di sisi lain, dia enggan menyebutkan dengan pasti besaran bujet yang akan dikeluarkan pada tahun depan untuk memproduksi film pada tahun depan. Akan tetapi, perusahaan harus menjaga efektivitas bujet yang dimiliki. Kondisi tersebut, lanjutnya, lantaran inflasi yang terjadi.
Baca juga: Film Lara Ati Sambut Penonton di Bioskop Mulai 15 September 2022
Menurutnya, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan berpengaruh terhadap biaya yang harus dikeluarkan mengingat bahan bakar minyak ada kaitannya dengan operasional.
Dia menambahkan, operasional adalah kunci karena berkaitan dengan kegiatan sehari-hari. Terkait peningkatan besaran beban biaya akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, kata Shanty, tidak mencapai 40 persen.
Sementara itu, dia menuturkan sangat senang melihat industri perfilman di dalam negeri mengalami rebound sampai dengan akhir Agustus 2022. Kondisi itu dapat terlihat dari terdapat film yang mampu mencatatkan rekor penonton terbanyak.
Tidak hanya itu, sejumlah film juga mampu mencatatkan box office, dan pencapaiannya tidak main-main karena juga tinggi. “Menurut kami, saya sebagai BASE dan pelaku perfilman happy karena banyak sekali negara lain belum kembali, dan kita sudah kembali,” katanya.
Meskipun begitu, kata Shanty, terdapat sejumlah genre film yang mampu berjalan mulus. Namun, terdapat juga genre film yang masih perlu bantuan. Dia pun menilai industri perfilman masih harus kerja keras membangun dan membuat industri ini tetap berkelanjutan.
Menurutnya, jangan sampai pencapaian di industri perfilman di dalam negeri hanya euforia semata. “Kita harus kerja keras. Ada demand karena kangen, dan disambut dengan film baik, dan kita harus [membuat film yang] baik terus,” katanya.
Secara keseluruhan, 15 film dalam daftar tersebut telah memiliki 33.266.237 penonton untuk sementara ini. Dengan asumsi tarif tiket menonton bioskop berada pada rentang Rp35.000 – Rp150.000, maka total perkiraan pendapatan kotor 15 film tersebut Rp1,16 triliun sampai dengan Rp4,99 triliun.
Adapun film – film yang mencatatkan jumlah penonton terbanyak adalah KKN Desa Penari dengan jumlah penonton sebanyak 9.233.847 dan film Pengabdi Setan 2: Communion yang mencatat sebanyak 6.368.168.
Sementara itu, film yang mencapai penonton dengan jumlah sekitar 1 juta sampai dengan 2 juta seperti Ngeri-ngeri Sedap, Ivanna, Kukira Kau Rumah, Sayap-sayap Patah, The Doll 3, Mencuri Raden Saleh, dan Kuntilanak 3.
Jumlah total perolehan penonton sejumlah film dalam daftar tersebut masih berpotensi bertambah mengingat beberapa di antaranya masih diputar di sejumlah bioskop. Tidak hanya itu, beberapa film baru juga masih akan rilis pada tahun ini, dan beberapa di antaranya baru rilis di bioskop.
Film yang akan rilis di September 2022 tersebut seperti Lara Ati, Mendarat Darurat, Until Tommorow, Miracle in Cell No. 7, Noktah Merah Perkawinan, Gendut Siapa Takut?, dan Jagat Arwah. Adapun film yang telah rilis pada September 2022 adalah Mumun.
Produser dan Chief Executive Officer BASE Entertainment Shanty Harmayn mengatakan bahwa jumlah film yang akan diproduksi pada tahun depan berada pada rentang di atas lima dan di bawah 10 film. Sementara, jumlah film yang akan rilis belum final karena tergantung pada waktu selesainya. “Produksi cukup banyak. Tim saya sudah teriak semua,” katanya.
Di sisi lain, dia enggan menyebutkan dengan pasti besaran bujet yang akan dikeluarkan pada tahun depan untuk memproduksi film pada tahun depan. Akan tetapi, perusahaan harus menjaga efektivitas bujet yang dimiliki. Kondisi tersebut, lanjutnya, lantaran inflasi yang terjadi.
Baca juga: Film Lara Ati Sambut Penonton di Bioskop Mulai 15 September 2022
Menurutnya, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) akan berpengaruh terhadap biaya yang harus dikeluarkan mengingat bahan bakar minyak ada kaitannya dengan operasional.
Dia menambahkan, operasional adalah kunci karena berkaitan dengan kegiatan sehari-hari. Terkait peningkatan besaran beban biaya akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, kata Shanty, tidak mencapai 40 persen.
Sementara itu, dia menuturkan sangat senang melihat industri perfilman di dalam negeri mengalami rebound sampai dengan akhir Agustus 2022. Kondisi itu dapat terlihat dari terdapat film yang mampu mencatatkan rekor penonton terbanyak.
Tidak hanya itu, sejumlah film juga mampu mencatatkan box office, dan pencapaiannya tidak main-main karena juga tinggi. “Menurut kami, saya sebagai BASE dan pelaku perfilman happy karena banyak sekali negara lain belum kembali, dan kita sudah kembali,” katanya.
Meskipun begitu, kata Shanty, terdapat sejumlah genre film yang mampu berjalan mulus. Namun, terdapat juga genre film yang masih perlu bantuan. Dia pun menilai industri perfilman masih harus kerja keras membangun dan membuat industri ini tetap berkelanjutan.
Menurutnya, jangan sampai pencapaian di industri perfilman di dalam negeri hanya euforia semata. “Kita harus kerja keras. Ada demand karena kangen, dan disambut dengan film baik, dan kita harus [membuat film yang] baik terus,” katanya.
Film Terlaris
Berdasarkan data filmindonesia.or.id yang dilihat Hypeabis.id pada Selasa 6 September 2022, dari 15 film teratas dalam daftar tertinggi peraihan jumlah penonton, sebanyak 9 film telah mencatatkan jumlah penonton di atas 1 juta orang.Secara keseluruhan, 15 film dalam daftar tersebut telah memiliki 33.266.237 penonton untuk sementara ini. Dengan asumsi tarif tiket menonton bioskop berada pada rentang Rp35.000 – Rp150.000, maka total perkiraan pendapatan kotor 15 film tersebut Rp1,16 triliun sampai dengan Rp4,99 triliun.
Adapun film – film yang mencatatkan jumlah penonton terbanyak adalah KKN Desa Penari dengan jumlah penonton sebanyak 9.233.847 dan film Pengabdi Setan 2: Communion yang mencatat sebanyak 6.368.168.
Sementara itu, film yang mencapai penonton dengan jumlah sekitar 1 juta sampai dengan 2 juta seperti Ngeri-ngeri Sedap, Ivanna, Kukira Kau Rumah, Sayap-sayap Patah, The Doll 3, Mencuri Raden Saleh, dan Kuntilanak 3.
Jumlah total perolehan penonton sejumlah film dalam daftar tersebut masih berpotensi bertambah mengingat beberapa di antaranya masih diputar di sejumlah bioskop. Tidak hanya itu, beberapa film baru juga masih akan rilis pada tahun ini, dan beberapa di antaranya baru rilis di bioskop.
Film yang akan rilis di September 2022 tersebut seperti Lara Ati, Mendarat Darurat, Until Tommorow, Miracle in Cell No. 7, Noktah Merah Perkawinan, Gendut Siapa Takut?, dan Jagat Arwah. Adapun film yang telah rilis pada September 2022 adalah Mumun.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.