Film Lara Ati Sambut Penonton di Bioskop Mulai 15 September 2022
06 September 2022 |
16:51 WIB
BASE Entertainment dan Bayu Skak akan meluncurkan film Lara Ati di bioskop-bioskop seluruh Indonesia pada 15 September 2022. Kali ini Bayu kembali membawa unsur lokal dan gaya tutur dalam bahasa Jawa yang telah menjadi keunikan dan kekuatan karya-karya aktor dan juga sutradara ini.
Produser dan CEO BASE Entertainment Shanty Harmayn mengatakan bahwa perusahaan sangat tertarik dengan storytelling dan semangat untuk mengangkat budaya lokal Bayu Skak, dan berharap karya ini dapat memicu kreator dari daerah lain untuk melakukan hal yang sama.
“Saya harap karya-karya yang sarat semangat Jowo Pride seperti LokaDrama dan film Lara Ati ini bisa memicu kreator dari daerah lai untuk ikut melakukan hal sama,” katanya.
Baca juga: Kemenparekraf Kolaborasi dengan Netflix Promosikan Indonesia Lewat Film & Serial
Sementara itu, Bayu menyampaikan bahwa film ini melibatkan sebagian besar kru dan pemain dari Jawa Timur, termasuk para pemain ludruk legendaris selain mengambil latar kota Surabaya dan dinarasikan dalam bahasa Jawa.
Tidak hanya itu, musik juga menjadi bagian penting dan memberikan keunikan saat menonton film Lara Ati dengan original soundtrack yang juga menggunakan lagu-lagu berbahasa Jawa. Ada tiga lagu yang ditulis oleh Bayu, yakni Iki Uripku, Jebule Ngapusi, dan Swara Ati, serta lagu Musuh Wong Sugih yang ditulis dan dinyanyikan oleh Alvan Septy dan Kartonyono Medot Janji dari penyanyi populer Denny Caknan.
Bayu menuturkan lagu-lagu ini dijamin akan memberikan pengalaman menonton yang sanga menyenangkan. Film Lara Ati, kata Bayu, mengangkat kisah dari pergulatan yang dialami banyak orang ketika memasuki fase dewasa, atau seringkali dikenal dengan istilah quarter life crisis.
Menurutnya, Lara Ati memiliki arti sakit hati, dan semua orang pasti pernah merasakan momen sakit hati di dalam hidupnya, mulai dari tuntutan orang tua, tekanan untuk hidup yang mapan, pekerjaan, besar gaji, dan keinginan pasangan.
“Yang pernah mengalaminya, pasti bisa relate banget dengan film ini,” kata Bayu.
Film dengan tagline “Urip Lan Karep Ora Sedalan” atau “Hidup dan Keinginan Tidak Sejalan” ini dibintangi oleh banyak aktor dan aktris muda. Selain Bayu Skak ada Tatjana Saphira, Sahila Hisyam, Dono Pradana, Keisya Levronka, Ciccio Manassero, Benidictus Siregar, Indra Pramujito, dan sebagainya.
Selain itu, film ini juga turut dibintangi oleh seniman ludruk legendaris Jawa Timur yaitu Cak Kartolo, Cak Sapari, Ning Tini, Eko Londo, dan Cak Silo.
Produser dan Chief Business BASE Entertainment Aoura Lovenson Chandra mengatakan bahwa sebelum film Lara Ati tayang di bioskop, BASE Entertainment bersama Sinemart dan Skak Studios, merilis LokaDrama Lara Ati dengan latar waktu dua tahun sebelum cerita di film Lara Ati.
Menurutnya, film Lara Ati memiliki pendekatan yang lebih sinematis dan pengalaman menonton yang lebih dalam jika dibandingkan dengan dengan versi LokaDrama walau memiliki karakter dan dunia yang sama.
Sebagai tayangan serial televisi, LokaDrama Lara Ati konsisten menempati posisi 10 besar rating televisi nasional selama dua pekan dan mendapatkan hingga 26 persen pangsa penonton di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Selain itu, LokaDrama Lara Ati juga mendapatkan respon besar dan sangat positif secara digital. Adapun, LokaDrama Lara Ati tayang mulai 15 Agustus hingga sekitar 13 September, dengan penutup kisahnya yang dihadirkan dalam film Lara Ati.
“Orang bilang, tidak kenal, maka tidak sayang. Melalui LokaDrama Lara Ati, kami berusaha untuk memperkenalkan dunia, karakter dan seluruh dinamika kehidupan di universe Lara Ati kepada penonton Indonesia,” ujar Aoura.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Produser dan CEO BASE Entertainment Shanty Harmayn mengatakan bahwa perusahaan sangat tertarik dengan storytelling dan semangat untuk mengangkat budaya lokal Bayu Skak, dan berharap karya ini dapat memicu kreator dari daerah lain untuk melakukan hal yang sama.
“Saya harap karya-karya yang sarat semangat Jowo Pride seperti LokaDrama dan film Lara Ati ini bisa memicu kreator dari daerah lai untuk ikut melakukan hal sama,” katanya.
Baca juga: Kemenparekraf Kolaborasi dengan Netflix Promosikan Indonesia Lewat Film & Serial
Sementara itu, Bayu menyampaikan bahwa film ini melibatkan sebagian besar kru dan pemain dari Jawa Timur, termasuk para pemain ludruk legendaris selain mengambil latar kota Surabaya dan dinarasikan dalam bahasa Jawa.
Tidak hanya itu, musik juga menjadi bagian penting dan memberikan keunikan saat menonton film Lara Ati dengan original soundtrack yang juga menggunakan lagu-lagu berbahasa Jawa. Ada tiga lagu yang ditulis oleh Bayu, yakni Iki Uripku, Jebule Ngapusi, dan Swara Ati, serta lagu Musuh Wong Sugih yang ditulis dan dinyanyikan oleh Alvan Septy dan Kartonyono Medot Janji dari penyanyi populer Denny Caknan.
Bayu menuturkan lagu-lagu ini dijamin akan memberikan pengalaman menonton yang sanga menyenangkan. Film Lara Ati, kata Bayu, mengangkat kisah dari pergulatan yang dialami banyak orang ketika memasuki fase dewasa, atau seringkali dikenal dengan istilah quarter life crisis.
Menurutnya, Lara Ati memiliki arti sakit hati, dan semua orang pasti pernah merasakan momen sakit hati di dalam hidupnya, mulai dari tuntutan orang tua, tekanan untuk hidup yang mapan, pekerjaan, besar gaji, dan keinginan pasangan.
“Yang pernah mengalaminya, pasti bisa relate banget dengan film ini,” kata Bayu.
Film dengan tagline “Urip Lan Karep Ora Sedalan” atau “Hidup dan Keinginan Tidak Sejalan” ini dibintangi oleh banyak aktor dan aktris muda. Selain Bayu Skak ada Tatjana Saphira, Sahila Hisyam, Dono Pradana, Keisya Levronka, Ciccio Manassero, Benidictus Siregar, Indra Pramujito, dan sebagainya.
Selain itu, film ini juga turut dibintangi oleh seniman ludruk legendaris Jawa Timur yaitu Cak Kartolo, Cak Sapari, Ning Tini, Eko Londo, dan Cak Silo.
Produser dan Chief Business BASE Entertainment Aoura Lovenson Chandra mengatakan bahwa sebelum film Lara Ati tayang di bioskop, BASE Entertainment bersama Sinemart dan Skak Studios, merilis LokaDrama Lara Ati dengan latar waktu dua tahun sebelum cerita di film Lara Ati.
Menurutnya, film Lara Ati memiliki pendekatan yang lebih sinematis dan pengalaman menonton yang lebih dalam jika dibandingkan dengan dengan versi LokaDrama walau memiliki karakter dan dunia yang sama.
Sebagai tayangan serial televisi, LokaDrama Lara Ati konsisten menempati posisi 10 besar rating televisi nasional selama dua pekan dan mendapatkan hingga 26 persen pangsa penonton di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Selain itu, LokaDrama Lara Ati juga mendapatkan respon besar dan sangat positif secara digital. Adapun, LokaDrama Lara Ati tayang mulai 15 Agustus hingga sekitar 13 September, dengan penutup kisahnya yang dihadirkan dalam film Lara Ati.
“Orang bilang, tidak kenal, maka tidak sayang. Melalui LokaDrama Lara Ati, kami berusaha untuk memperkenalkan dunia, karakter dan seluruh dinamika kehidupan di universe Lara Ati kepada penonton Indonesia,” ujar Aoura.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.