Cara Menjaga Kesehatan Mental buat Kalian Mahasiswa
04 September 2022 |
19:11 WIB
Kondisi kesehatan mental mungkin kerap luput diperhatikan mahasiswa. Di tengah tumpukan tugas yang makin menggunung setiap semesternya, mahasiswa kerap lupa akan kesehatan mentalnya. Rentetan tugas, ujian, dan praktikum memang kerap membuat mahasiswa jadi rawan stres.
Berada pada usia remaja menuju dewasa juga membuat mahasiswa dituntut mulai hidup mandiri dan mengatur segala sesuatunya sendiri. Transisi tersebut terkadang tidak berjalan mulus. Belum lagi jika mereka harus menempuh pendidikan di luar kota dan jauh dari rumah serta orang tua.
Meskipun demikian, bukan berarti setiap ada tugas menumpuk dan merasa stres langsung mengeklaim diri punya kesehatan mental yang buruk. Genhype tentu perlu mengonsultasikan gejala-gejalanya ke ahlinya, seperti psikiater atau psikolog.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kesehatan mental melingkupi kesejahteraan emosional, sosial, dan psikologis manusia. Semua elemen tersebut sangat penting bagi manusia, terutama untuk berpikir, merasakan sesuatu, bertindak, menjalin hubungan dengan orang lain, menghadapi stres, dan membuat keputusan hidup.
Kondisi mental yang tidak sehat akan menciptakan efek sebaliknya, seperti sulit mengendalikan stres, emosi, membuat keputusan keliru, dan tidak berpikir jernih. Kerap kali hubungan dengan orang di sekitarnya menjadi buruk dan berujung pada menarik diri dari kehidupan sosial.
Ada beberapa masalah kesehatan mental yang umumnya dialami oleh mahasiswa. American Psychological Association menyebut mahasiswa yang depresi karena dunia perkuliahan meningkat sebanyak 10 persen dalam sepuluh tahun terakhir.
Jika depresi tidak ditangani dengan baik oleh ahlinya, risikonya mahasiswa bisa bunuh diri. Kasus tersebut angkanya ternyata cukup menyeramkan di Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Badan Litbangkes Kemenkes RI pada 2018 mengungkap lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Selain itu, lebih dari 12 juta penduduk yang berusia di atas 15 tahun di antaranya mengalami depresi.
Syahdan, ada gangguan kecemasan yang juga kerap menghantui mahasiswa. Rasa cemas yang berlebihan ini membuat aktivitas perkuliahan jadi terganggu dan tidak maksimal. Namun, perlu dipahami cemas dan gangguan kecemasan merupakan dua kondisi yang berbeda.
Gangguan kecemasan merupakan rasa cemas yang muncul secara berlebihan dan cukup sering terjadi. Rasa cemas ini cenderung sulit dikontrol dan bisa sampai menganggu aktivitas sehari-hari. Beberapa faktor yang membuat orang lebih berisiko terkena gangguan kecemasan ialah adanya pengalaman negatif yang membuat stres, gangguan kepribadian, keturunan, efek samping obat atau zat tertentu, narkoba atau kafein, dan penyakit tertentu.
Editor: Dika Irawan
Berada pada usia remaja menuju dewasa juga membuat mahasiswa dituntut mulai hidup mandiri dan mengatur segala sesuatunya sendiri. Transisi tersebut terkadang tidak berjalan mulus. Belum lagi jika mereka harus menempuh pendidikan di luar kota dan jauh dari rumah serta orang tua.
Meskipun demikian, bukan berarti setiap ada tugas menumpuk dan merasa stres langsung mengeklaim diri punya kesehatan mental yang buruk. Genhype tentu perlu mengonsultasikan gejala-gejalanya ke ahlinya, seperti psikiater atau psikolog.
Apa Itu Kesehatan Mental?
Kesehatan mental erat kaitannya dengan batin dan watak manusia dalam menjalani kehidupan sehari-harinya. Dalam kondisi sehat, batin dan watak manusia seharunya menunjukkan ciri normal, tentram, tenang, sehingga bisa menjalankan aktivitas harian dengan baik.Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kesehatan mental melingkupi kesejahteraan emosional, sosial, dan psikologis manusia. Semua elemen tersebut sangat penting bagi manusia, terutama untuk berpikir, merasakan sesuatu, bertindak, menjalin hubungan dengan orang lain, menghadapi stres, dan membuat keputusan hidup.
Kondisi mental yang tidak sehat akan menciptakan efek sebaliknya, seperti sulit mengendalikan stres, emosi, membuat keputusan keliru, dan tidak berpikir jernih. Kerap kali hubungan dengan orang di sekitarnya menjadi buruk dan berujung pada menarik diri dari kehidupan sosial.
Ada beberapa masalah kesehatan mental yang umumnya dialami oleh mahasiswa. American Psychological Association menyebut mahasiswa yang depresi karena dunia perkuliahan meningkat sebanyak 10 persen dalam sepuluh tahun terakhir.
Jika depresi tidak ditangani dengan baik oleh ahlinya, risikonya mahasiswa bisa bunuh diri. Kasus tersebut angkanya ternyata cukup menyeramkan di Indonesia. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Badan Litbangkes Kemenkes RI pada 2018 mengungkap lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Selain itu, lebih dari 12 juta penduduk yang berusia di atas 15 tahun di antaranya mengalami depresi.
Syahdan, ada gangguan kecemasan yang juga kerap menghantui mahasiswa. Rasa cemas yang berlebihan ini membuat aktivitas perkuliahan jadi terganggu dan tidak maksimal. Namun, perlu dipahami cemas dan gangguan kecemasan merupakan dua kondisi yang berbeda.
Gangguan kecemasan merupakan rasa cemas yang muncul secara berlebihan dan cukup sering terjadi. Rasa cemas ini cenderung sulit dikontrol dan bisa sampai menganggu aktivitas sehari-hari. Beberapa faktor yang membuat orang lebih berisiko terkena gangguan kecemasan ialah adanya pengalaman negatif yang membuat stres, gangguan kepribadian, keturunan, efek samping obat atau zat tertentu, narkoba atau kafein, dan penyakit tertentu.
Tips Menjaga Kesehatan Mental Mahasiswa
Menjaga kesehatan mental merupakan hal yang sangat penting dilakukan mahasiswa. Dengan memiliki mental yang sehat, kita jadi bisa menikmati kehidupan dan terhindar dari penyakit tertentu. Seperti apa langkah-langkah menjaga kesehatan mental. Simak informasinya berikut ini.-
Mengobrol dengan Teman
-
Olahraga Ringan
-
Jangan Lupa Istirahat
-
Tetapkan Tujuan
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.