Komunitas Sakatoya menggelar pertunjukan Amongraga di acara Musim Seni Salihara 2022 (Sumber gambar: Salihara)

Komunitas Sakatoya Berkolaborasi dengan Ugo Untoro Gelar Pementasan Amongraga

03 September 2022   |   16:12 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Kelompok teater asal Yogyakarta, Komunitas Sakatoya, sukses menggelar pertunjukan Amongraga di acara Musim Seni Salihara 2022 pada pekan lalu. Dalam pertunjukan kali ini, mereka berkolaborasi dengan seniman Ugo Untoro,  menghadirkan medium boneka sebagai bagian dari pementasan.

Amongraga merupakan pementasan yang diambil dari cerita dalam Serat Centhini. Kisah ini menceritakan tentang pelarian salah satu putra raja dari Kerajaan Giri yang kalah perang melawan Kerajaan Mataram. Dalam pelariannya, Amongraga melakukan semadi dan tirakat di dalam goa.

Dalam kisah ini, Amongraga tidak sendirian. Dia ditemani oleh dua pengikut setianya yakni Jamal dan Jamil yang juga membangun sebuah perguruan selama Amongraga bersemadi. Kisah ketenaran Amongraga pun akhirnya meluas dan terdengar oleh Raja Mataram yang akhirnya mengutus pasukannya untuk mencari Amongraga dan mengakhiri kisah pelariannya. 

Baca juga: Fitri Setyaningsih Sukses Gelar Pertunjukan Tari Sleep Paralysis di Musim Seni Salihara 2022 
 

g

Komunitas Sakatoya menggelar pertunjukan Amongraga di acara Musim Seni Salihara 2022 (Sumber gambar: Salihara)

Amongraga menjadi pertunjukan perdana Komunitas Sakatoya berkolaborasi dengan seniman Ugo Untoro menggunakan medium boneka marionette. Ugo Untoro sendiri merupakan perupa asal Yogyakarta, yang karyanya kerap dituangkan ke dalam berbagai medium mulai dari benda tiga dimensi, instalasi hingga seni video. 

Karya-karyanya telah dipamerkan di luar negeri, di antaranya Amerika Serikat, Cina, Prancis, Singapura, Malaysia, Italia, Korea Selatan dan Jepang. Belum lama ini, Ugo menciptakan karya baru dalam bentuk marionette dengan judul Jessica dan Bromocorah (2021), di mana keduanya muncul sebagai karya seni rupa yang dipamerkan di Galeri Sika, Bali.

“Ya, ini kali pertama bagi kami berkolaborasi dengan mas Ugo, pun juga kali pertama berhadapan dengan marionette. Rasanya sungguh luar biasa, karena ada banyak tantangan yang muncul dan harus kami selesaikan seiring berjalannya proses. Kolaborasi ini terjadi karena dikawinkan oleh Salihara yang membaca marionette mas Ugo sebagai potensi pertunjukan," tulis Komunitas Sakatoya dalam keterangannya yang Hypeabis.id terima, Sabtu (3/9/2022).

Meski mereka pernah menciptakan teater boneka pada 2018 dengan material limbah sampah plastik, boneka marionette karya Ugo adalah pengalaman baru bagi kekaryaan mereka. Terlebih, karya yang digunakan merupakan barang sudah jadi, yang hadir dalam berbagai varian anatomi dan gaya. Mulai dari marionette yang bergaya barat dan timur. 

Baca juga: Erasmus Huis Sajikan Pertunjukan Tari Tjampoer Kolaborasi Seni Indonesia & Belanda

Dalam pementasannya, Amongrag terbagi ke dalam lima babak yang terjadi di dua lokasi yang berbeda yakni Serambi Salihara dan Teater Salihara. Pada babak pertama, pengunjung akan dibagi ke dalam tiga kelompok di ruang Serambi. Sembari dijamu oleh minuman kunyit asam, pengunjung disambut oleh tiga orang dalang yang memperkenalkan sosok Amongraga melalui tiga buah boneka yang berbeda rupa.

Setelah babak satu selesai, kru panggung akan mengajak pengunjung berpindah ke dalam Teater Salihara. Di dalam teater, pengunjung akan menikmati alur pertunjukan sesuai dengan kelompok masing-masing. Tiap kelompok diwakilkan oleh tiga warna yakni biru, merah, dan hijau, dimana setiap warna akan mengikuti urutan cerita yang berbeda-beda.

Tidak hanya boneka marionette yang berukuran kecil, menjelang akhir pertunjukan, Komunitas Sakatoya juga menghadirkan boneka berukuran manusia yang juga turut merepresentasikan sosok Amongraga yang akan dimasukkan ke dalam bronjong, keranjang yang terbuat dari anyaman bambu.

Bagian pertunjukan itu merupakan bentuk hukuman dari Raja Mataram karena telah meninggalkan sifat-sifat kemanusiaannya. Pentas dengan mobilisasi yang unik ini pun diadakan sebanyak empat kali dengan dua pertunjukan setiap harinya. 

Baca juga: Baru(a)timur Ensemble Sukses Gelar Pertunjukan Lewat Masa Kritis di Musim Seni Salihara 2022 
 

Komunitas Sakatoya menggelar pertunjukan Amongraga di acara Musim Seni Salihara 2022 (Sumber gambar: Salihara)

Komunitas Sakatoya menggelar pertunjukan Amongraga di acara Musim Seni Salihara 2022 (Sumber gambar: Salihara)

Komunitas Sakatoya adalah kolektif seni yang bergerak di wilayah manajemen produksi kesenian dan produksi karya teater. Semenjak 2018, karya-karya teater Sakatoya berfokus pada isu ekologi dengan berpijak pada dramaturgi keterlibatan penonton.

Sakatoya telah menggelar pementasan teater di berbagai acara seni. Pada 2021, mereka berkolaborasi secara virtual bersama kelompok teater dari Inggris, Zoo Co dalam pentas Care Krisis, yang merupakan salah satu proyek terpilih program Connecting through Culture Grant 20/21 British Council.

Masih pada tahun yang sama, Sakatoya juga terlibat menjadi Pengarah Artistik dan Program Publik untuk Pameran Arsip Game of The Archive di Biennale Jogja XVI – Equator #6 2021.

Di wilayah manajerial, Sakatoya mengelola dua program, yakni Partnership Program dan In-house Program. Melalui kedua program tersebut, Sakatoya aktif melakukan kerja-kerja manajemen produksi bersama seniman ataupun kelompok dari bidang seni apapun, baik lokal, nasional maupun internasional.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

5 Pesan dan Kesan Simpel nan Bermakna untuk Panitia Ospek

BERIKUTNYA

Marak Pencatutan Identitas oleh Parpol, Yuk Gunakan Cara Ini untuk Mengeceknya!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: