Bar(u)atimur Ensemble (Sumber gambar: Salihara)

Bar(u)atimur Ensemble Sukses Gelar Pertunjukan Lewat Masa Kritis di Musim Seni Salihara 2022

20 August 2022   |   10:39 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Masa-masa pandemi Covid-19 yang penuh tantangan menjadi inspirasi bagi seniman untuk menciptakan karya. Grup musik Bar(u)atimur Ensemble sukses menggelar pertunjukan bertajuk Lewat Masa Kritis di Musim Seni Salihara 2022 yang digelar pada pekan lalu.

Seperti judulnya, pertunjukan ini mengajak para penonton untuk mengingat kembali masa-masa awal pandemi yang begitu mencekam, serta menimbulkan kecemasan dan ketidakpastian.

Pertunjukan Lewat Masa Kritis menjadi satu-satunya pertunjukan musik luring dalam rangkaian festival Musim Seni Salihara 2022. Dipimpin oleh Marisa Sharon Hartanto sebagai seorang pengaba dan komposer, acara ini sukses menarik perhatian ratusan penonton yang hadir.

Baca juga: Kenalan dengan Paduan Suara & Orkestra Gita Bahana Nusantara, Pengisi Rutin Upacara HUT RI

Lewat Masa Kritis merupakan perpaduan antara musik timur seperti gong, tarawangsa, dan  gamelan Sunda degung temprak yang diharmonisasikan dengan instrumen barat seperti flute, violin, viola dan selo.

Dalam pertunjukan ini, ensambel juga dilengkapi dengan dua orang vokal. Gabungan instrumen antar dua budaya seolah menarasikan akan kesamaan baik Timur dan Barat yang sama-sama berjuang melewati masa kritis pandemi Covid-19.
 

g

Bar(u)atimur Ensemble (Sumber gambar: Salihara)

Komposer Marisa Sharon Hartanto mengatakan musik yang dibawakan pada pertunjukan Lewat Masa Kritis membawa makna bahwa ketegangan dan suasana yang naik turun akan berakhir dengan munculnya sinar harapan dan doa untuk segera melewati masa pandemi ini.

Pertunjukan ini juga menjadi momentum bagi Sharon untuk tampil secara tatap muka kembali. Menurutnya, menggelar konser pada masa pandemi seperti saat ini lebih menantang dibandingkan dengan konser-konser sebelumnya.

Dia mengaku banyak hal yang perlu diperhatikan saat menggelar konser pada masa pandemi, apalagi jika itu digelar di hadapan audiens yang terbilang banyak. Meski begitu, dia mengaku senang dan antusias karena bisa menjadi bagian dalam penyelenggaraan Musim Seni Salihara 2022.

“Senang sekali, namun tantangannya adalah kalau mempersiapkan konser di masa pandemi ini kekhawatiran bertambah, karena konser bisa langsung batal bila ada pemain yang sakit, dan akan sangat repot bila harus mengubah tanggal dan sebagainya," katanya dalam keterangannya, Sabtu (20/8/2022).

Bar(u)atimur Ensemble merupakan grup musik yang dikepalai oleh Marisa Sharon Hartanto yang berperan sebagai pengaba serta komposer. Konsep instrumentasi ensambel menjadi pondasi dasar terbentuknya grup ini.

Nama Bar(u)atimur Ensemble sendiri merupakan permainan gabungan kata dari kata “baru”, “barat” dan “timur” di mana unsur “baru” menjadi utama, serta Barat dan Timur dilebur walau tidak menjadi acak, masing-masing berdiri sendiri tetapi bersatu melalui satu huruf “t” di tengah. 

Grup ini dilengkapi oleh para anggotanya yang berasal dari lintas tradisi serta bersedia untuk keluar dari zona nyaman masing-masing, mengeksplorasi pertemuan antar kedua tradisi yakni Barat dan Timur.
 

Sementara itu, Musim Seni Salihara (MSS) sendiri merupakan festival dua tahunan yang menjadi kelanjutan dari Salihara International Performing Arts Festival (SIPFest). Dalam penyelenggaraannya, MSS tetap mempertahankan nilai-nilai dari SIPFest yakni mempersembahkan kebaruan dalam pertunjukan seni yang dikombinasikan dengan bentuk adaptasi terhadap perkembangan teknologi dan situasi.

Tahun ini, MSS tidak hanya diisi oleh rangkaian seni pertunjukan saja namun juga dilengkapi oleh pameran (Kelana Boneka) dan juga seri diskusi (Fokus!). Musim Seni Salihara 2022 juga secara khusus menampilkan sejumlah eksperimentasi dari para seniman boneka kontemporer dan mengapresiasi keragaman teater boneka dan wayang yang sudah hadir begitu lama di Nusantara.

MSS 2022 akan berlangsung selama satu bulan mulai dari 4 Agustus hingga 6 September 2022. Adapun, MSS tahun ini mengusung tema Berseni Kembali. Direktur Program Komunitas Salihara Arts Center, Nirwan Dewanto, mengatakan bahwa makna Berseni Kembali memiliki arti sudah waktunya bagi seni untuk mengambil tempat lagi di tengah kancah hidup bersama.

“Yakni bahwa kita, permirsa, hadir berhadapan langsung dengan karya-karya seni. Pameran seni rupa dan pertunjukan teater, misalnya, adalah peristiwa yang – sebaik-baiknya – kita alami langsung,” katanya.

Nirwan menuturkan, Musim Seni Salihara 2022 merupakan wujud komitmen Komunitas Salihara untuk terus menghidupkan semangat berkesenian setelah pembatasan sosial berskala besar pada masa pandemi Covid-19. Komunitas seni ini, lanjutnya, terus berupaya untuk bisa memberikan perkembangan paling aktual dalam dunia seni di Tanah Air kepada masyarakat melalui berbagai program.

Ajang Musim Seni Salihara 2022 pun akan dimeriahkan oleh penampilan dari 14 seniman individu atau kelompok dari Indonesia maupun mancanegara. Dari 14 seniman, 4 di antaranya merupakan tayangan arsip atau pertunjukan yang sudah pernah ditampilkan di Komunitas Salihara.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor : Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Film 24 Jam Bersama Gaspar Tayang 2023, dibintangi Reza Rahadian hingga Laura Basuki

BERIKUTNYA

23 Galeri Internasional Bakal Hadir di Art Jakarta, Cek Profilnya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: