Pertunjukan tari Tjampoer di Erasmus Huis, Jakarta, pada Selasa (28/6/2022)-Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta

Erasmus Huis Sajikan Pertunjukan Tari Tjampoer, Kolaborasi Seni Indonesia & Belanda

29 June 2022   |   06:51 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Kelompok seni asal Belanda, Danstheater AYA, dan kelompok seni tari asal Indonesia, Maharani Dance, berkolaborasi menggelar pertunjukan Tjampoer. Pertunjukan yang menampilkan seni tari, musik sekaligus teater itu digelar di Erasmus Huis, Jakarta, pada Selasa (28/6/2022), malam.

Tjampoer merupakan presentasi hasil tari kolaborasi dari Danstheater AYA dan Maharani Dance setelah mengikuti residensi seni di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja, Yogyakarta.

Pertunjukan tersebut menampilkan empat penari yakni Shakira Diva Dovendra dan Fachry Destyanto Matiawa dari Indonesia, serta Ali Zanad dan Rosanne Dominique Bakker dari Belanda. Sebagai pengiring pertunjukan, hadir pula dua musisi yakni Hans Adriaan Vermunt dari Belanda dan Galih Nagaseno dari Indonesia.

Selama residensi, para penari dan musisi itu mencari bentuk dari hal-hal yang sedang terjadi, sekaligus saling mengenal dan menemukan satu sama lain. Proyek ini merupakan hubungan tari dan musik antara Indonesia dan Belanda atas dasar kesetaraan.

"Pertunjukan ini hasil dari empat minggu residensi di Jogja, dan belum selesai karena ini masih working on progress ke depannya," kata Koreografer, Maharani Ayuk Listyaningrum, saat ditemui Hypeabis.id selesai pertunjukan, Selasa (28/6/2022).
 

gh

Pertunjukan tari Tjampoer di Erasmus Huis, Jakarta, pada Selasa (28/6/2022)-Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta


Perempuan yang akrab disapa Rani itu juga mengatakan bahwa sebenarnya program residensi ini sudah berjalan sejak 2 tahun yang lalu. Namun, karena pandemi Covid-19, kegiatan tersebut terpaksa harus ditunda.

Menariknya, papar Rani, keempat penari dari dua negara tersebut awalnya tidak mengenal satu sama lain. Mereka akhirnya dipertemukan di tempat yang sama dan mulai mengeksplorasi gerak satu sama lain untuk menciptakan tarian yang harmonis.

"Kami tidak mengenal satu sama lain, jadi benar-benar dari nol. Kami mulai mengenal satu sama lain dan berasal dari budaya dan latar belakang yang berbeda, dan kami coba hadirkan dalam presentasi malam ini. Tidak hanya menghadirkan budaya Indonesia, tapi juga Belanda," ujar Rani.
 

Bicara soal identitas

Tema besar dari pertunjukan Tjampoer adalah identitas. Rani mengatakan bahwa pertemuan yang dijalani oleh para penari dan musisi selama kurang lebih satu bulan cenderung mengeksplorasi cerita tentang identitas masing-masing individu.

Hal itu pun tergambarkan dari tarian serta monolog yang dihadirkan para penari di atas panggung. Lewat pertunjukan Tjampoer, mereka menunjukkan identitas dan latar belakang mereka yang sebenarnya mulai dari tempat kelahiran, minat tari, hingga mempelajari kesenian dari negara lain.

"Jadi empat penari ini sudah punya karakter, latar belakang dan identitas berbeda. Itu sudah sangat kaya untuk kita tampilkan di panggung," imbuh Rani.
 

Para penari dan koreografer Pertunjukan tari Tjampoer di Erasmus Huis, Jakarta, pada Selasa (28/6/2022)-Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta

Para penari dan koreografer pertunjukan tari Tjampoer di Erasmus Huis, Jakarta, pada Selasa (28/6/2022)-Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta


Dalam pertunjukan Tjampoer, para penari juga menyajikan keresahan mereka masing-masing mulai dari menyelidiki konsep kekuasaan, berbagi cerita tentang kehilangan dalam hidup, keraguan dan mimpi mereka, hingga menciptakan adegan untuk merenungkan segala keresahan itu sendiri. 

Tak terbatas hanya itu, mereka juga melihat gambaran realitas yang komikal, absurd, dan menyakitkan yang didapat dari praktik kolonialisme, dan merumuskannya menjadi tarian.

Adapun, pertunjukan Tjampoer nantinya juga akan ditampilkan di Belanda. Sebelumnya, pertunjukan ini juga telah ditampilkan di Padepokan Seni Bagong Kussudiardja Yogyakarta pada 23 Juni 2022.

Sebagai informasi, Dance Collaboration Residency Program merupakan sebuah misi budaya lintas negara kerja sama antara Padepokan Seni Bagong Kussudiardja dan Erasmus Huis.

Residensi ini mempertemukan kelompok Danstheater AYA dari Belanda dengan kelompok Maharani Dance asal Indonesia. Residensi berlangsung selama sebulan akan memuat proses kolaborasi dan eksplorasi artistik di antara para seniman yang terlibat maupun penjelajahan mereka di sekitar tempat residensinya di Yogyakarta.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

7 Ide Usaha Ini Cukup dengan Modal Gocap

BERIKUTNYA

Ingin Buat Konten Makanan? Pakai 4 Kiat Ini Langsung dari Ahlinya!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: