Simak Cara Konservator Merawat Ribuan Koleksi Karya Seni di Istana Kepresidenan
31 August 2022 |
19:50 WIB
Istana Kepresidenan menyimpan berbagai macam koleksi benda seni yang memiliki nilai tinggi baik dari tataran sejarah hingga karya yang disimpan. Ragam benda seni tersebut juga tidak hanya sebatas lukisan. Namun juga patung hingga keramik yang tersebar di istana-istana kepresidenan Indonesia.
Menurut catatan Sekretariat Kabinet Republik Indonesia koleksi benda seni Istana Kepresidenan mencapai angka 15.911 buah (hasil pendataan per 31 Desember 2010) yang tersebar di Istana Merdeka, Istana Negara, Istana Bogor, Istana Yogyakarta, Istana Cipanas, hingga Istana Tampak Siring di Bali.
Menghadapi ribuan karya seni yang beragam itu tentu menjadi tantangan khusus tim konservaotor Istana dalam melakukan perawatan karena setiap karya seni memiliki media dan tingkat kerusakan yang berbeda akibat cuaca hingga umur karya seni.
Baca juga: Viral Foto Lukisan Raden Saleh Diunggah Menkeu, Yuk Intip Perawatan Koleksi Benda Seni di Istana Negara
Kepala Biro Pers Sekretariat Negara Bey Triadi Machmudin mengatakan bahwa mereka memang memiliki tim konservator khusus untuk merawat dan menginventarisasi karya-karya seni bersejarah karya maestro Indonesia dan dunia yang tersimpan di Istana Kepresidenan.
“Di Istana Kepresidenan memang memiliki banyak koleksi benda seni. Kami juga memiliki ruang konservasi khusus untuk merawat dan merestorasi aset-aset tersebut,” papar Bey saat dihubungi Hypeabis.id, Rabu (31/8/2022).
Terpisah, Kurator Seni Mikke Susanto juga mengatakan pemerintah mulai mengkoleksi benda seni di Istana Kepresidenan sejak zaman Presiden Soekarno. Dikutip dari laman Setkab, presiden pertama Indonesia itu memang sudah mulai aktif mengoleksi benda seni sejak Pemerintah Indonesia hijrah ke Yogyakarta pada tahun 1946.
Sementara itu, pada era Presiden Soeharto di lingkungan istana juga dibentuk tim khusus untuk melakukan restorasi benda seni yang sifatnya mendesak, salah satunya adalah karena adanya kerusakan. Tim restorator itu selain orang Indonesia juga didatangkan dari luar negeri.
“Sejak era Soekarno hingga Soeharto karya-karya koleksi Istana [memang] sudah dilakukan restorasi oleh petugas-petugas yang ditunjuk. Zaman Soekarno kan ada pelukis yang melakukan restorasi seperti Dullah,Lee Man Fong dan Lim Wasim,” kata Mikke saat dihubungi Hypeabis.id, Rabu, (31/8/2022).
Perlunya penanganan khusus dalam melakukan treatment terhadap jenis benda seni dan faktor kerusakan memang menjadi tantangan utama dalam merawat koleksi benda seni Istana Kepresidenan. Kerusakan pada patung dan kriya misalnya, dikutip dari laman Setneg seringkali akibat faktor cahaya, debu hingga perawatan yang dialami sebelumnya.
Sementara itu kerusakan yang terjadi dalam sebuah lukisan umumnya juga disebabkan oleh debu, kanvas yang kendor, varnish yang menguning, atau yellowing cat yang rapuh. Tak hanya itu, faktor lainnya juga berupa kanvas yang kering dan retak, lukisan terkelupas, kanvas robek, berjamur hingga terkena noda.
Sebelum memulai konservasi, pihak konservator melakukan identifikasi penyebab kerusakan untuk memudahkan rekomendasi perawatan yang tepat. Kondisi penyimpanan dan riwayat perawatan juga menjadi aspek penting yang diperhatikan oleh mereka.
Dari jenisnya, perawatan patung dan kriya koleksi istana dikelompokkan berdasarkan material atau mediumnya. Proses perawatan umumnya meliputi pembersihan objek seni dari kotoran yang menempel, baik debu, lumut, karat dan sisa coating, maupun sarang serangga.
Sementara itu, lukisan juga memiliki tahapan berbeda dari karya seni tiga dimensi, yang dimulai dari tahap reframing atau membongkar kanvas dari pigura dan spanram. Setelahnya kanvas lukisan ditempatkan di atas panel kayu (tripleks) yang dilapisi kain blacu atau pun kain organza untuk dibersihkan.
Baca juga: Cerita di Balik Lukisan-lukisan karya Maestro Koleksi Istana Kepresidenan, dari Raden Saleh hingga Affandi
Dalam tahapan ini tim konservator juga melakukan restretching (mengencangkan kanvas yang kendor) dan reshaping (meratakan kanvas yang permukaannya bergelombang). Tahap pembersihan lalu dapat dilakukan dengan metode light cleaning atau chemical cleaning.
Namun pada lukisan yang keadaannya cukup parah seperti retak (crack) atau bagian cat terkelupas maka perlu dilakukan penguatan (consolidation).Tahapan selanjutnya adalah treatment penyempurnaan stripping (pengangkatan atau pelunturan cat pelapis yang bukan aslinya).
Proses ini kemudian berlanjut pada repainting (melukis ulang bagian cat yang hilang); retouching (pembuatan efek khusus menggunakan cat dan varnish); mending (penyambungan kanvas yang sobek dengan perekat khusus); varnishing (perlindungan lukisan); hingga bio control (pengendalian kerusakan biotis).
Barulah setelah seluruh tahapan proses konservasi terhadap lukisan selesai dilakukan, kanvas akan dipasang kembali pada spanram dan pigura agar lukisan dapat kembali terpajang dengan baik. Itulah kiranya Genhype, bagaimana konservator melakukan proses konservasi pada koleksi benda seni Istana, rumit ya?
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Menurut catatan Sekretariat Kabinet Republik Indonesia koleksi benda seni Istana Kepresidenan mencapai angka 15.911 buah (hasil pendataan per 31 Desember 2010) yang tersebar di Istana Merdeka, Istana Negara, Istana Bogor, Istana Yogyakarta, Istana Cipanas, hingga Istana Tampak Siring di Bali.
Menghadapi ribuan karya seni yang beragam itu tentu menjadi tantangan khusus tim konservaotor Istana dalam melakukan perawatan karena setiap karya seni memiliki media dan tingkat kerusakan yang berbeda akibat cuaca hingga umur karya seni.
Baca juga: Viral Foto Lukisan Raden Saleh Diunggah Menkeu, Yuk Intip Perawatan Koleksi Benda Seni di Istana Negara
Kepala Biro Pers Sekretariat Negara Bey Triadi Machmudin mengatakan bahwa mereka memang memiliki tim konservator khusus untuk merawat dan menginventarisasi karya-karya seni bersejarah karya maestro Indonesia dan dunia yang tersimpan di Istana Kepresidenan.
“Di Istana Kepresidenan memang memiliki banyak koleksi benda seni. Kami juga memiliki ruang konservasi khusus untuk merawat dan merestorasi aset-aset tersebut,” papar Bey saat dihubungi Hypeabis.id, Rabu (31/8/2022).
Terpisah, Kurator Seni Mikke Susanto juga mengatakan pemerintah mulai mengkoleksi benda seni di Istana Kepresidenan sejak zaman Presiden Soekarno. Dikutip dari laman Setkab, presiden pertama Indonesia itu memang sudah mulai aktif mengoleksi benda seni sejak Pemerintah Indonesia hijrah ke Yogyakarta pada tahun 1946.
Sementara itu, pada era Presiden Soeharto di lingkungan istana juga dibentuk tim khusus untuk melakukan restorasi benda seni yang sifatnya mendesak, salah satunya adalah karena adanya kerusakan. Tim restorator itu selain orang Indonesia juga didatangkan dari luar negeri.
“Sejak era Soekarno hingga Soeharto karya-karya koleksi Istana [memang] sudah dilakukan restorasi oleh petugas-petugas yang ditunjuk. Zaman Soekarno kan ada pelukis yang melakukan restorasi seperti Dullah,Lee Man Fong dan Lim Wasim,” kata Mikke saat dihubungi Hypeabis.id, Rabu, (31/8/2022).
Perlunya penanganan khusus dalam melakukan treatment terhadap jenis benda seni dan faktor kerusakan memang menjadi tantangan utama dalam merawat koleksi benda seni Istana Kepresidenan. Kerusakan pada patung dan kriya misalnya, dikutip dari laman Setneg seringkali akibat faktor cahaya, debu hingga perawatan yang dialami sebelumnya.
Sementara itu kerusakan yang terjadi dalam sebuah lukisan umumnya juga disebabkan oleh debu, kanvas yang kendor, varnish yang menguning, atau yellowing cat yang rapuh. Tak hanya itu, faktor lainnya juga berupa kanvas yang kering dan retak, lukisan terkelupas, kanvas robek, berjamur hingga terkena noda.
Tahap-Tahap Perawatan Benda Seni Koleksi Istana Kepresidenan
Sebelum memulai konservasi, pihak konservator melakukan identifikasi penyebab kerusakan untuk memudahkan rekomendasi perawatan yang tepat. Kondisi penyimpanan dan riwayat perawatan juga menjadi aspek penting yang diperhatikan oleh mereka.Dari jenisnya, perawatan patung dan kriya koleksi istana dikelompokkan berdasarkan material atau mediumnya. Proses perawatan umumnya meliputi pembersihan objek seni dari kotoran yang menempel, baik debu, lumut, karat dan sisa coating, maupun sarang serangga.
Sementara itu, lukisan juga memiliki tahapan berbeda dari karya seni tiga dimensi, yang dimulai dari tahap reframing atau membongkar kanvas dari pigura dan spanram. Setelahnya kanvas lukisan ditempatkan di atas panel kayu (tripleks) yang dilapisi kain blacu atau pun kain organza untuk dibersihkan.
Baca juga: Cerita di Balik Lukisan-lukisan karya Maestro Koleksi Istana Kepresidenan, dari Raden Saleh hingga Affandi
Dalam tahapan ini tim konservator juga melakukan restretching (mengencangkan kanvas yang kendor) dan reshaping (meratakan kanvas yang permukaannya bergelombang). Tahap pembersihan lalu dapat dilakukan dengan metode light cleaning atau chemical cleaning.
Namun pada lukisan yang keadaannya cukup parah seperti retak (crack) atau bagian cat terkelupas maka perlu dilakukan penguatan (consolidation).Tahapan selanjutnya adalah treatment penyempurnaan stripping (pengangkatan atau pelunturan cat pelapis yang bukan aslinya).
Proses ini kemudian berlanjut pada repainting (melukis ulang bagian cat yang hilang); retouching (pembuatan efek khusus menggunakan cat dan varnish); mending (penyambungan kanvas yang sobek dengan perekat khusus); varnishing (perlindungan lukisan); hingga bio control (pengendalian kerusakan biotis).
Barulah setelah seluruh tahapan proses konservasi terhadap lukisan selesai dilakukan, kanvas akan dipasang kembali pada spanram dan pigura agar lukisan dapat kembali terpajang dengan baik. Itulah kiranya Genhype, bagaimana konservator melakukan proses konservasi pada koleksi benda seni Istana, rumit ya?
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.