Lukisan Affandi Madurese Boat at Beach (Sumber gambar: Hypeabis/Yudi Supriyanto)

Simak Indikator yang Menentukan Harga Jual Karya Seni Bernilai Tinggi

31 August 2022   |   15:30 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Pameran Art Jakarta 2022 selesai digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, pasca dilangsungkan pada 26-28 Agustus 2022. Dalam pameran bertaraf internasional itu diketahui dua lukisan karya maestro seni lukis Affandi laku terjual dengan harga fantastis.

Lewat lukisan berjudul Aceh Village (1978) dan Madurese Boat at Becach (1964) karya seni yang dibawa galeri Art Agenda pada acara tersebut masing-masing laku terjual dan menjadi milik kolektor dengan harga Rp2 miliar dan 7,2 miliar.

Meski pihak galeri tidak membeberkan secara resmi siapa sosok kolektor yang memboyong lukisan tersebut. Namun mereka menyatakan bahwa orang yang membeli karya Affandi memang penggemar karya-karya maestro itu, dan dia adalah kolektor baru.

Baca juga: 2 Lukisan Karya Affandi Terjual dengan Harga Fantastis di Art Jakarta 2022

Dalam dunia seni rupa, mahalnya sebuah karya seni memang bukan rahasia umum lagi. Karya-karya seniman dunia seperti Leonardo da Vinci yang berjudul Salvator Mundi juga laku terjual dengan harga fantastis lebih dari Rp6 triliun saat diboyong Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman dari balai lelang pada tahun 2017.

Masih banyak lagi tentu saja karya seni rupa yang akhirnya laku terjual dengan harga melangit dari seniman-seniman dunia. Akan tetapi Genhype penasaran tidak mengapa sebuah karya seni, khususnya seni lukis bisa sangat mahal harganya?

Kurator seni Mikke Susanto mengatakan setidaknya ada sembilan indikator yang dapat menjadi ukuran mahal dan tidaknya suatu karya seni atau hal-hal yang memengaruhi naik-turunnya karya seni di pasar seni rupa.

Indikator pertama menurut Mikke adalah reputasi dari sang seniman dalam ekosistem kesenian baik di tempatnya berasal hingga dikenal dunia luar. Tak hanya itu, faktor kedua adalah publikasi seniman dalam memperkenalkan karyanya juga turut memengaruhi harga karya seni.

“Indikator ketiga adalah ukuran karya seni yang dipamerkan, keempat media yang digunakan oleh sang seniman dan kelima sejarah proses kreatif seniman dalam membuat karya,” papar Mikke saat dihubungi Hypeabis.id, Rabu, (31/8/2022).

Lebih lanjut, Mikke juga mengungkap sejarah akuisisi atau perolehan karya seni dari sang seniman juga turut menjadi faktor penting, selain tentu saja kondisi karya seni saat dibeli apakah dalam keadaan rusak atau tidak.

Ketua Jurusan / Program Studi S-1 Tata Kelola Seni Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini juga mengungkap pentingnya indikator ide atau tema hingga gaya dan aliran yang digunakan seniman juga turut memengaruhi juga harga kaya mereka.

“Terkait aliran, itu juga tergantung sekali dengan kondisi situasi zaman, kalau di sekarang kan lagi hype gaya seperti ini, kontemporer, tapi zaman dahulu yang laku seperti gaya-gaya realis,” pungkas Mikke.

Nah itu dia Genhype inidikator-indikator yang dapat djadikan patokan mengapa sebuah karya seni mahal dan selalu menjadi incaran para kolektor. Setelah tahu apakah kalian tertarik untuk mengoleksi karya seni? 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

5 Langkah Membangun Karier yang Lebih Gemilang

BERIKUTNYA

Profil Ryan Adriandhy, Komika yang jadi Animator & Sutradara Film Animasi Jumbo

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: