Foto Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857) karya Raden Saleh. (Sumber gambar: Istana Negara)

Viral Foto Lukisan Raden Saleh Diunggah Menkeu, Yuk Intip Perawatan Koleksi Benda Seni di Istana Negara

30 August 2022   |   20:00 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Like
Film Mencuri Raden Saleh telah 5 hari tayang di bioskop Indonesia sejak diluncurkan pada 25 Agustus lalu. Antusiasme masyarakat terhadap film bergenre aksi-kriminal ini cukup tinggi, di mana penjualan tiketnya menembus 650.000 penonton, sebagaimana diungkap sang Sutradara, Angga Dwimas Sasongko.

Pada waktu bersamaan, unggahan foto lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani saat bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Merdeka juga hangat menjadi perbincangan netizen saat dia sedang membahas Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dengan latar belakang lukisan tersebut.

Setelah viralnya unggahan Menkeu Sri Mulyani itu, sebenarnya bagaimana sih pengelolaan aset benda seni yang dilakukan Istana Negara selama ini? 

Koleksi benda seni di Istana negara memang banyak. Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh yang diunggah oleh Menkeu Sri Mulyani dan juga menjadi inpirasi film Mencuri Raden Saleh itu hanyalah satu dari ratusan koleksi seni di Istana Kepresidenan Republik Indonesia.

Kepala Biro Pers Sekretariat Negara Bey Triadi Machmudin mengungkap ada tim yang menangani inventarisasi koleksi benda seni di sana. Dia juga mengungkapkan bahwa pihaknya memiliki ruang khusus untuk melakukan merawat dan merestorasi lukisan bersejarah hasil karya para maestro lukis Indonesia dari masa ke masa.

Pak Bey mengungkapkan bahwa mereka memiliki bagian khusus yang menangani perawatan hingga restorasi koleksi seni, dan kadang melakukan rotasi atau dipamerkan di luar Istana Negara. Beberapa tahun silam, menurutnya koleksi tersebut juga dipamerkan di Galeri Nasional Jakarta pada 2016.

"Ada banyak lukisan. Juga terkait inventarisasi koleksi benda seni, kami juga memiliki ruang khusus untuk merestorasi lukisan," papar Bey Machmudin kepada Hypeabis.id Selasa (30/8/2022).

Sementara itu, dikutip dari laman Setneg, koleksi benda seni negara tidak kurang dari 699 lukisan dari berbagai pelukis tersohor Indonesia. Lalu ada juga 216 buah patung, dan 196 keramik  yang kini tersimpan di Istana Kepresidenan Bogor. Tidak hanya memiliki nilai seni yang tinggi, koleksi itu juga bernilai sejarah.

Selain melakukan digitalisasi, tim konservator koleksi benda seni di Istana Kepresidenan juga melakukan inovasi untuk menjaga dan merawat koleksi benda seni. Di antaranya melakukan pendataan koleksi, pembuatan katalog, hingga kuratorial terhadap display koleksi seni lukis.

Tidak hanya itu, para konservator juga melakukan renovasi ruang penyimpanan serta memoderenisasi peralatan untuk mengatur suhu ruangan agar koleksi seni dapat bertahan lama. Di sisi lain diberikan juga pembinaan bagi aparatur pengelola serta memfasilitasi pendidikan dan pelatihan terkait konservasi benda seni.

Sementara itu, terkait dengan viralnya Lukisan Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh, terdapat sejumlah fakta menarik yang dirangkum Hypeabis.id sebagaimana dikutip dari laman Kemdikbud . 
 

1. Berangkat dari Kisah Nyata

Karya Penangkapan Pangeran Diponegoro dibuat oleh Raden Saleh pada 1857. Lukisan beraliran romantisme ini merupakan respons Raden Saleh atas peristiwa penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Belanda saat kedua belah pihak hendak merundingkan gencatan senjata dalam Perang Jawa pada 1830.

Pada saat peristiwa ini terjadi Raden Saleh saat itu sedang belajar melukis di Eropa. Di sanalah diduga Raden Saleh melihat lukisan karya Nicolaas Pieneman yang sebelumnya diminta Belanda untuk mendokumentasikan momen penangkapan Pangeran Diponegoro di Magelang hingga akhirnya lukisan itu dibawa ke Eropa.
 

2. Jadi Pemantik Nasionalisme Indonesia

Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro merupakan cikal bakal nasionalisme dan antikolonialisme di Hindia Belanda pada waktu itu. Adapun hal ini terlihat dari bagaimana Raden Saleh menggambarkan Pangeran Diponegoro lewat postur tegak dan menahan marah akibat penangkapan di tengah gencatan senjata saat Perang Jawa terjadi.

Sementara itu dalam lukisan karya Pienemaan, sosok Pangeran Diponegoro digambarkan dengan rasa tidak berdaya dan raut wajah penuh kepasrahan saat penangkapan. Dalam lukisan itu juga digambarkan bagaimana Jenderal De Kock berdiri bertolak pinggang berdiri di belakang Pangeran Diponegoro seolah memerintahkan penahanan terhadapnya.
 

3. Diberikan kepada Raja Wilhelm III

Sketsa lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro dibuat Raden Saleh pada 1856 dan dia berhasil menyelesaikannya setahun kemudian. Raden Saleh kemudian memberikan lukisan tersebut kepada Raja Belanda, Willem III, untuk menggambarkan bagaimana pandangannya atas penangkapan Pangeran Diponegoro yang berbeda dengan pandangan Pieneman.

Lukisan cat minyak itu sebelumnya juga diberitahukan pada temannya di Jerman, Duke Ernst II dari Sachsen-Coburg dan Gotha. Raden Saleh pada waktu itu memberi judul lukisan tersebut “Ein historisches Tableau, die Gefangennahme des javanischen Häuptings Diepo Negoro” (lukisan bersejarah tentang penangkapan seorang pemimpin Jawa Diponegoro).
 

4. Diserahkan ke Indonesia pada 1975

Setelah lebih dari satu abad disimpan di museum kerajaan Belanda lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro diserahkan Belanda pada Indonesia tahun 1975 bersamaan dengan realisasi perjanjian kebudayaan antara Belanda-Indonesia.

Lukisan yang menjadi titik tonggak sejarah seni rupa modern Indonesia ini juga sempat direstorasi pernisnya yang mulai kusam oleh ahli restorasi asal German Susanne Erhards pada tahun 2012 dengan dukungan Yayasan Arsari Djojohadikusumo dan Goethe Institute Indonesia.
 

5.Sempat Dipamerkan di Galeri Nasional Jakarta

Setahun setelah dilakukan restorasi, pada 27 September 2013 lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro kembali menjadi koleksi Sekretariat Negara. Diketahui lukisan ini juga sempat dipamerkan di Galeri Nasional Jakarta dalam pameran bertajuk Goresan Juang Kemerdekaan pada 2016 bersama lukisan maestro lain seperti Basoeki Abdullah, hingga Affandi.

Editor: Fajar Sidik
 

SEBELUMNYA

Sudah Nonton KKN di Desa Penari? Cek Juga 5 Film Horor Lainnya Karya Awi Suryadi

BERIKUTNYA

5 Tradisi Unik Negara-negara di Dunia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: