Ini Kata Juri Soal Penilaian Karya Lomba Foto 'Indonesia Menurut Loe'
25 August 2022 |
18:54 WIB
Penjurian lomba foto bertajuk Indonesia Menurut Loe yang digelar oleh Hypeabis.id pada Kamis (25/8/2022) berlangsung dengan ketat. Hal ini disebabkan karena berbagai faktor di dalam proses penjurian, mulai dari proses submisi sampai pada seleksi yang dilakukan dalam tahap penjurian.
Mast Irham, Chief Photographer Indonesia untuk European Pressphoto Agency (EPA), menjelaskan bahwa foto-foto yang masuk hingga tahapan penjurian memiliki keberagaman aspek sebagai dampak dari pembatasan umur yang diberlakukan dalam kompetisi ini. Dia melihat bahwa para peserta memiliki variasi cara pengambilan gambar hingga sudut pandang yang menarik.
Baca juga: Penjurian Lomba Foto 'Indonesia Menurut Loe' Resmi Dibuka Hari Ini
"Foto-foto yang masuk memancing diskusi yang cukup hangat antara kami bertiga dari para juri. Jadi kita ada diskusi yang cukup menarik dan pandangan antar juri akhirnya menemukan foto yang menarik dari yang masuk [ke submisi]," ujarnya saat ditemui setelah sesi penjurian.
Tak hanya itu, foto yang beragam juga memberikan kesempatan bagi para juri untuk lebih mudah karena ragam pilihan yang tersedia, sehingga mereka terbantu dengan variasi foto yang ada. Di saat yang sama, dia mengamati sebagian besar foto yang masuk ke dalam lomba terdiri dari foto budaya.
Secara lebih rinci, dia bercerita bahwa budaya menjadi sub-tema foto yang paling banyak terlihat dalam lomba kali ini jika dibandingkan dengan sub-tema lain seperti perayaan HUT Kemerdekaan RI. Kendati demikian, foto-foto yang masuk ke dalam penjurian memiliki sejumlah foto yang mewakili setiap sub-tema.
"Kita menemukan ada foto budaya yang bagus, tadi juga ada landscape (pemandangan) dan peringatan 17 Agustus (HUT Kemerdekaan RI) yang terpilih sebagai nominasi dan pemenang," tambahnya.
Dalam proses penjurian, tantangan lainnya ada pada hubungan yang sesuai antara tema dan visual foto yang dilombakan serta faktor pemenuhan kriteria submisi untuk lomba. Dua hal ini juga menjadi hal yang sangat diperhatikan dalam proses penjurian karena menjadi penentu apakah sebuah foto bisa diseleksi oleh tim juri.
Dengan antusiasme ini, Irham berharap bahwa fotografer dari pelajar dan mahasiswa bisa memiliki kesempatan untuk belajar dan mengembangkan diri lebih mudah pada saat ini. Alasannya adalah kemudahan teknologi yang mempermudah mengambil foto sebanyak-banyaknya dan referensi yang mudah ditemukan dalam ranah digital seperti video.
Kemudahan inilah yang kemudian membuat dia menyarakan perlunya para peserta untuk menggali dunia fotografi dengan lebih baik lagi, terutama beberapa hal yang lebih dalam seperti etika mengambil foto dan penerapannya saat praktik di lapangan serta membangun narasi foto sebagai salah satu hal yang membuat audiens tertarik untuk bertahan melihat satu foto.
Editor: Roni Yunianto
Mast Irham, Chief Photographer Indonesia untuk European Pressphoto Agency (EPA), menjelaskan bahwa foto-foto yang masuk hingga tahapan penjurian memiliki keberagaman aspek sebagai dampak dari pembatasan umur yang diberlakukan dalam kompetisi ini. Dia melihat bahwa para peserta memiliki variasi cara pengambilan gambar hingga sudut pandang yang menarik.
Baca juga: Penjurian Lomba Foto 'Indonesia Menurut Loe' Resmi Dibuka Hari Ini
"Foto-foto yang masuk memancing diskusi yang cukup hangat antara kami bertiga dari para juri. Jadi kita ada diskusi yang cukup menarik dan pandangan antar juri akhirnya menemukan foto yang menarik dari yang masuk [ke submisi]," ujarnya saat ditemui setelah sesi penjurian.
Tak hanya itu, foto yang beragam juga memberikan kesempatan bagi para juri untuk lebih mudah karena ragam pilihan yang tersedia, sehingga mereka terbantu dengan variasi foto yang ada. Di saat yang sama, dia mengamati sebagian besar foto yang masuk ke dalam lomba terdiri dari foto budaya.
Secara lebih rinci, dia bercerita bahwa budaya menjadi sub-tema foto yang paling banyak terlihat dalam lomba kali ini jika dibandingkan dengan sub-tema lain seperti perayaan HUT Kemerdekaan RI. Kendati demikian, foto-foto yang masuk ke dalam penjurian memiliki sejumlah foto yang mewakili setiap sub-tema.
"Kita menemukan ada foto budaya yang bagus, tadi juga ada landscape (pemandangan) dan peringatan 17 Agustus (HUT Kemerdekaan RI) yang terpilih sebagai nominasi dan pemenang," tambahnya.
Dalam proses penjurian, tantangan lainnya ada pada hubungan yang sesuai antara tema dan visual foto yang dilombakan serta faktor pemenuhan kriteria submisi untuk lomba. Dua hal ini juga menjadi hal yang sangat diperhatikan dalam proses penjurian karena menjadi penentu apakah sebuah foto bisa diseleksi oleh tim juri.
Juri lomba foto 'Indonesia Menurut Loe' (dari kiri ke kanan) Chief Photographer Indonesia Europe Pressphoto Agency (EPA) Mast Irham, Content Manager Foto Bisnis Indonesia Yayus Yuswo Prihanto dan Content Manager Assistant Foto Bisnis Indonesia Abdullah Azzam selaku anggota dewan juri (sumber gambar: hypeabis/Abdurachman)
Dengan antusiasme ini, Irham berharap bahwa fotografer dari pelajar dan mahasiswa bisa memiliki kesempatan untuk belajar dan mengembangkan diri lebih mudah pada saat ini. Alasannya adalah kemudahan teknologi yang mempermudah mengambil foto sebanyak-banyaknya dan referensi yang mudah ditemukan dalam ranah digital seperti video.
Kemudahan inilah yang kemudian membuat dia menyarakan perlunya para peserta untuk menggali dunia fotografi dengan lebih baik lagi, terutama beberapa hal yang lebih dalam seperti etika mengambil foto dan penerapannya saat praktik di lapangan serta membangun narasi foto sebagai salah satu hal yang membuat audiens tertarik untuk bertahan melihat satu foto.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.