Jenis Olahraga yang Disarankan & Sebaiknya Dihindari Bagi Bumil
21 August 2022 |
18:41 WIB
Kehamilan merupakan anugerah yang dinanti-nantikan oleh hampir semua perempuan di seluruh dunia. Tidak hanya sang istri yang sedang menjalaninya, tetapi juga bagi seluruh keluarga dan kerabat. Tidak heran jika perempuan hamil biasanya sangat diistimewakan dan mendapatkan perhatian dari banyak pihak.
Kendati demikian, bentuk perhatian ini seringkali tidak berdasarkan fakta medis tetapi justru mengacu pada pandangan umum yang belum tentu benar. Salah satunya adalah soal aktivitas fisik atau olahraga pada ibu hamil. Beberapa pihak masih menganggap ibu hamil tidak boleh berolahraga karena akan berdampak buruk pada janin yang dikandungnya.
Baca juga: Bunda, Kekurangan Berat Badan selama Kehamilan Berisiko Stunting pada Bayi
Namun, benarkah demikian? Mengutip Bisnis Indonesia Weekend edisi 1 Januari 2017, dokter spesialis obstetri dan ginekologi Febriansyah Darus mengatakan olahraga justru bagus untuk ibu yang sedang hamil. Dia mengutip sebuah penelitian di Amerika Serikat yang mengatakan olahraga pada ibu hamil bisa membantu meningkatkan kecerdasan intelektual anak yang sedang dikandungnya.
“Olahraga sebaiknya dilakukan 30 menit per hari untuk meningkatkan detak jantung,” ujarnya.
Kendati demikian, olahraga sebaiknya dilakukan jika memang sudah terbiasa. Jenis olahraga juga bergantung pada kegiatan yang sudah sering dilakukan sebelum masa kehamilan, mulai dari lari atau yoga. Namun, Febriansyah menyarankan untuk menghindari olahraga yang terlalu memberikan beban pada perut dan kaki.
Salah satu olahraga yang direkomendasikan adalah berenang. Saat berolahraga, asupan cairan dalam tubuh juga harus sangat diperhatikan. Hal ini diperlukan untuk menghindari dehidrasi. Kondisi kekurangan cairan akan membuat air ketuban yang berperan melindungi tumbuh kembang janin menjadi berkurang. “Jangan lupa minum air putih sebelum dan sesudah berolahraga,” ujarnya.
Selain itu, olahraga sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter. Pasalnya, terdapat beberapa kondisi kehamilan yang justru sangat tidak dianjurkan bagi ibu hamil untuk berolahraga.
Selain olahraga, hal penting lainnya yang harus diperhatikan oleh ibu hamil tentu saja asupan nutrisi. Dokter Spesialis Gizi Klinis Fiastuti Witjaksono mengatakan asupan nutrisi bagi ibu hamil memang harus diperhatikan dengan seksama. Bukan hanya akan mempengaruhi kesehatan sang ibu tetapi juga akan berdampak pada janin yang sedang dikandungnya. Kendati demikian, bukan berarti porsi makannya harus menjadi berlipat ganda.
Fiastuti menjelaskan saat hamil kebutuhan kalori meningkat menjadi 300 kalori per hari, sedangkan untuk protein menjadi 15 gram per hari. Selain itu, kebutuhan zat besi, asam folat, dan kalsium juga penting diperhatikan. Nutrisi pada ibu hamil memang harus diperhatikan benar karena digunakan janin untuk tumbuh dan berkembang.
Apalagi pada saat hamil, ibu-ibu kerap mengeluhkan masalah seperti mual dan muntah, tidak bisa makan makanan tertentu, juga tidak toleran pada makanan tertentu. Kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil juga sangat penting karena menjadi langkah awal pencegahan berbagai penyakit di masa mendatang.
Baca juga: Pasutri Harus Tahu, Ini Manfaat Akupunktur untuk Program Kehamilan
Fiastuti mencontohkan, kekurangan protein pada masa kehamilan bisa membuat anak menderita hipertensi yang akan dirasakan 30-35 tahun kemudian. Dunia kesehatan menyebutnya sebagai fetal programming. Olahraga dan asupan nutrisi memang penting bagi kesehatan ibu hamil. Namun, bukan berarti keduanya diterapkan secara berlebihan. Seperti kata pepatah, segala sesuatu yang berlebihan memang tidak akan berdampak baik.
Editor: Dika Irawan
Kendati demikian, bentuk perhatian ini seringkali tidak berdasarkan fakta medis tetapi justru mengacu pada pandangan umum yang belum tentu benar. Salah satunya adalah soal aktivitas fisik atau olahraga pada ibu hamil. Beberapa pihak masih menganggap ibu hamil tidak boleh berolahraga karena akan berdampak buruk pada janin yang dikandungnya.
Baca juga: Bunda, Kekurangan Berat Badan selama Kehamilan Berisiko Stunting pada Bayi
Namun, benarkah demikian? Mengutip Bisnis Indonesia Weekend edisi 1 Januari 2017, dokter spesialis obstetri dan ginekologi Febriansyah Darus mengatakan olahraga justru bagus untuk ibu yang sedang hamil. Dia mengutip sebuah penelitian di Amerika Serikat yang mengatakan olahraga pada ibu hamil bisa membantu meningkatkan kecerdasan intelektual anak yang sedang dikandungnya.
“Olahraga sebaiknya dilakukan 30 menit per hari untuk meningkatkan detak jantung,” ujarnya.
Kendati demikian, olahraga sebaiknya dilakukan jika memang sudah terbiasa. Jenis olahraga juga bergantung pada kegiatan yang sudah sering dilakukan sebelum masa kehamilan, mulai dari lari atau yoga. Namun, Febriansyah menyarankan untuk menghindari olahraga yang terlalu memberikan beban pada perut dan kaki.
Salah satu olahraga yang direkomendasikan adalah berenang. Saat berolahraga, asupan cairan dalam tubuh juga harus sangat diperhatikan. Hal ini diperlukan untuk menghindari dehidrasi. Kondisi kekurangan cairan akan membuat air ketuban yang berperan melindungi tumbuh kembang janin menjadi berkurang. “Jangan lupa minum air putih sebelum dan sesudah berolahraga,” ujarnya.
Selain itu, olahraga sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter. Pasalnya, terdapat beberapa kondisi kehamilan yang justru sangat tidak dianjurkan bagi ibu hamil untuk berolahraga.
Asupan Nutrisi
Hal ini misalnya berlaku pada ibu yang sering melahirkan prematur atau terdapat risiko pendarahan yang mengancam kandungan seperti plasenta previa, yakni kondisi di mana plasenta tidak tumbuh pada tempatnya. Ibu yang sebelumnya pernah mengalami keguguran saat hamil juga tidak disarankan berolahraga.Selain olahraga, hal penting lainnya yang harus diperhatikan oleh ibu hamil tentu saja asupan nutrisi. Dokter Spesialis Gizi Klinis Fiastuti Witjaksono mengatakan asupan nutrisi bagi ibu hamil memang harus diperhatikan dengan seksama. Bukan hanya akan mempengaruhi kesehatan sang ibu tetapi juga akan berdampak pada janin yang sedang dikandungnya. Kendati demikian, bukan berarti porsi makannya harus menjadi berlipat ganda.
Fiastuti menjelaskan saat hamil kebutuhan kalori meningkat menjadi 300 kalori per hari, sedangkan untuk protein menjadi 15 gram per hari. Selain itu, kebutuhan zat besi, asam folat, dan kalsium juga penting diperhatikan. Nutrisi pada ibu hamil memang harus diperhatikan benar karena digunakan janin untuk tumbuh dan berkembang.
Apalagi pada saat hamil, ibu-ibu kerap mengeluhkan masalah seperti mual dan muntah, tidak bisa makan makanan tertentu, juga tidak toleran pada makanan tertentu. Kebutuhan nutrisi bagi ibu hamil juga sangat penting karena menjadi langkah awal pencegahan berbagai penyakit di masa mendatang.
Baca juga: Pasutri Harus Tahu, Ini Manfaat Akupunktur untuk Program Kehamilan
Fiastuti mencontohkan, kekurangan protein pada masa kehamilan bisa membuat anak menderita hipertensi yang akan dirasakan 30-35 tahun kemudian. Dunia kesehatan menyebutnya sebagai fetal programming. Olahraga dan asupan nutrisi memang penting bagi kesehatan ibu hamil. Namun, bukan berarti keduanya diterapkan secara berlebihan. Seperti kata pepatah, segala sesuatu yang berlebihan memang tidak akan berdampak baik.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.