Kisah Inspiratif Pemilik Martabak Pizza Orins, Bermula dari Jualan di Bawah Jembatan Kini Miliki 68 Cabang
21 June 2021 |
10:51 WIB
Siapa sih yang bisa menolak nikmatnya martabak manis dengan parutan keju dan taburan coklat meses yang menumpuk di atasnya. Ya, martabak memang telah menjadi salah satu camilan favorit masyarakat Indonesia.
Umumnya, martabak manis ini memiliki bentuk bundar yang kemudian dilipat sehingga membentuk setengah lingkaran. Namun, di tangan Sonny Arca Adryanto, bentuk martabak tersebut dibuat lebih kekinian dan dibiarkan tetap terbuka tanpa dilipat sehingga menyerupai piza.
Mengusung brand Martabak Pizza Orins, Sonny memang ingin membuat bisnis martabaknya berbeda dengan martabak pada umumnya. Sekaligus menjadi pelopor martabak berbentuk piza di Indonesia.
Dia pun berhasil mengangkat brand martabak yang mulanya hanya berupa jajanan tradisional pinggir jalan, menjadi lebih modern dan kekinian dengan berbagai varian topping mulai dari keju, coklat, strawberry, blueberry, jagung, kismis, duren, hingga KitKat, Toblerone, dan Cream Cheese Oreo.
Lantas bagaimana Sonny membangun bisnis kulinernya ini?
1. Mulanya Seorang PNS
Sebelum terjun menjadi seorang pengusaha, Sonny merupakan seorang pegawai negeri sipil (PNS). Namun rupanya dia tidak betah jika harus terus-menerus bekerja dari balik meja sehingga dia pun memutuskan untuk membuka usaha.
“PNS itu antara penghasilan dan pengeluarannya ngga imbang makanya harus ada tambahan pemasukan dari rejeki yang halal sehingga saya memulai usaha kuliner. Kenapa kuliner? Karena memang saya dan istri suka makan dan memang agak rewel soal makanan,” terangnya dalam webinar Entrepreneursid.
Sementara itu kenapa memilih bisnis martabak, karena martabak merupakan makanan khas Indonesia yang tidak musiman dan disukai oleh masyarakat Indonesia di segala usia. Selain itu, resiko makanan yang terbuang saat berjualan martabak itu kecil karena baru dimasak jika ada pesanan.
2. Usung Konsep Martabak Piza
Agar memiliki perbedaan dengan martabak-martabak umumnya, maka dia pun membuat martabak dengan jenis pizza. Ide ini muncul karena biasanya pada saat menyantap martabak, biasanya dia lebih suka mengambil bagian bawah yang ada topingnya sedangkan yang bagian atas tidak dimakan.
Dari situ, dia pun berpikir agar semua bagian pizza memiliki toping maka lebih baik tidak dilipat dan dibiarkan tetap berbentuk bundar. Selain itu, ketika dilipat ukuran pizza menjadi sangat besar sehingga sulit untuk dimakan semuanya.
“Kalau konsepnya martabak pizza lebih gampang dimakan, dan karena hanya satu lapis maka semua bagian pizza ada topingnya jadi pasti semuanya akan dimakan dan tidak ada yang terbuang,” ujarnya.
3. Memulai Usaha di Bawah Jembatan Stasiun
Sonny sendiri mulai membuka usaha Martabak Pizza Orins ini pada 2011 lalu dengan desain tempat yang sederhana berlokasi di bawah jembatan stasiun Gondangdia yang dimulai dengan 4 orang karyawan.
Saat itu, dia benar-benar mempelajari cara membuat adonan martabak berkualitas yang enak, wangi, lembut, dan bisa bertahan hingga 24 jam. Berbeda dengan martabak pada umumnya yang tidak sampai 24 jam, adonannya akan terasa lebih alot dan tidak lagi lembut.
Selain martabak manis, Sonny juga menawarkan martabak telur yang dibuat dengan menggunakan potongan daging berbentuk dadu yang diracik dengan bumbu spesial, berbeda dengan martabak telur umumnya yang dagingnya digiling sehingga ketika dimakan tidak terasa ada daging di dalamnya.
Menariknya, martabak telur ini juga memiliki aneka topping keju dan mozarella yang membuat rasanya menjadi lebih nikmat.
4. Miliki Unique Selling Point
Martabak Orins sendiri saat ini memiliki tiga varian martabak yakni martabak manis dengan ukuran mini, sedang, besar, dan jumbo. Lalu martabak asin berukuran sedang, besar, dan jumbo dengan berbagai macam isian mulai dari daging ayam hingga daging sapi serta macam-macam topping.
Selanjutnya ialah martabak tipis kering dengan 3 variasi adonan dengan delapan pilihan toping. Adapun untuk range harganya sendiri mulai dari Rp9.000 hingga Rp115.000.
“Jadi ada beberapa unique selling point dari Martabak Spesial Orins ini. Pertama, bentuknya yang menyerupai pizza, adonannya yang berkualitas dengan kelembutan yang bertahan hingga 24 jam, martabak telur dengan bentuk daging dadu, serta memiliki aneka topping dan aneka jenis adonan,” terangnya.
5.Sukses dengan 68 Gerai dan Jual Hingga 2 Juta Pcs Per Tahun
Tidak hanya mementingkan kualitas, Sonny juga memberikan perhatian lebih untuk membranding Martabak Pizza Orins sehingga lebih dikenal secara luas oleh masyarakat dan menjadi Top of Mind.
Apalagi dengan bentuknya yang besar dan menyerupai piza, menjadikan martabak ini sebagai pilihan bagi masyarakat atau orang-orang kantoran yang ingin mentraktir teman-temannya saat ulang tahun atau resign.
“Pada awal-awal itu bisa antri sampai 2 jam. Dan ini kadang kala bisa menjadi masalah ketika dikomplain, maka kami membuat CS untuk order dan juga komplain. Ini salah satu cara kami mendekatkan diri dengan konsumen. Kami juga melakukan maping dan membuka gerai di lokasi yang dekat dengan konsumen,” terangnya.
Hingga saat ini, Martabak Pizza Orins telah memiliki 68 gerai dengan jumlah penjualan hingga 2 juta pieces martabak dalam satu tahun.
Editor: Dika Irawan
Umumnya, martabak manis ini memiliki bentuk bundar yang kemudian dilipat sehingga membentuk setengah lingkaran. Namun, di tangan Sonny Arca Adryanto, bentuk martabak tersebut dibuat lebih kekinian dan dibiarkan tetap terbuka tanpa dilipat sehingga menyerupai piza.
Mengusung brand Martabak Pizza Orins, Sonny memang ingin membuat bisnis martabaknya berbeda dengan martabak pada umumnya. Sekaligus menjadi pelopor martabak berbentuk piza di Indonesia.
Dia pun berhasil mengangkat brand martabak yang mulanya hanya berupa jajanan tradisional pinggir jalan, menjadi lebih modern dan kekinian dengan berbagai varian topping mulai dari keju, coklat, strawberry, blueberry, jagung, kismis, duren, hingga KitKat, Toblerone, dan Cream Cheese Oreo.
Lantas bagaimana Sonny membangun bisnis kulinernya ini?
1. Mulanya Seorang PNS
Sebelum terjun menjadi seorang pengusaha, Sonny merupakan seorang pegawai negeri sipil (PNS). Namun rupanya dia tidak betah jika harus terus-menerus bekerja dari balik meja sehingga dia pun memutuskan untuk membuka usaha.
“PNS itu antara penghasilan dan pengeluarannya ngga imbang makanya harus ada tambahan pemasukan dari rejeki yang halal sehingga saya memulai usaha kuliner. Kenapa kuliner? Karena memang saya dan istri suka makan dan memang agak rewel soal makanan,” terangnya dalam webinar Entrepreneursid.
Sementara itu kenapa memilih bisnis martabak, karena martabak merupakan makanan khas Indonesia yang tidak musiman dan disukai oleh masyarakat Indonesia di segala usia. Selain itu, resiko makanan yang terbuang saat berjualan martabak itu kecil karena baru dimasak jika ada pesanan.
2. Usung Konsep Martabak Piza
Agar memiliki perbedaan dengan martabak-martabak umumnya, maka dia pun membuat martabak dengan jenis pizza. Ide ini muncul karena biasanya pada saat menyantap martabak, biasanya dia lebih suka mengambil bagian bawah yang ada topingnya sedangkan yang bagian atas tidak dimakan.
Dari situ, dia pun berpikir agar semua bagian pizza memiliki toping maka lebih baik tidak dilipat dan dibiarkan tetap berbentuk bundar. Selain itu, ketika dilipat ukuran pizza menjadi sangat besar sehingga sulit untuk dimakan semuanya.
“Kalau konsepnya martabak pizza lebih gampang dimakan, dan karena hanya satu lapis maka semua bagian pizza ada topingnya jadi pasti semuanya akan dimakan dan tidak ada yang terbuang,” ujarnya.
3. Memulai Usaha di Bawah Jembatan Stasiun
Sonny sendiri mulai membuka usaha Martabak Pizza Orins ini pada 2011 lalu dengan desain tempat yang sederhana berlokasi di bawah jembatan stasiun Gondangdia yang dimulai dengan 4 orang karyawan.
Saat itu, dia benar-benar mempelajari cara membuat adonan martabak berkualitas yang enak, wangi, lembut, dan bisa bertahan hingga 24 jam. Berbeda dengan martabak pada umumnya yang tidak sampai 24 jam, adonannya akan terasa lebih alot dan tidak lagi lembut.
Selain martabak manis, Sonny juga menawarkan martabak telur yang dibuat dengan menggunakan potongan daging berbentuk dadu yang diracik dengan bumbu spesial, berbeda dengan martabak telur umumnya yang dagingnya digiling sehingga ketika dimakan tidak terasa ada daging di dalamnya.
Menariknya, martabak telur ini juga memiliki aneka topping keju dan mozarella yang membuat rasanya menjadi lebih nikmat.
4. Miliki Unique Selling Point
Martabak Orins sendiri saat ini memiliki tiga varian martabak yakni martabak manis dengan ukuran mini, sedang, besar, dan jumbo. Lalu martabak asin berukuran sedang, besar, dan jumbo dengan berbagai macam isian mulai dari daging ayam hingga daging sapi serta macam-macam topping.
Selanjutnya ialah martabak tipis kering dengan 3 variasi adonan dengan delapan pilihan toping. Adapun untuk range harganya sendiri mulai dari Rp9.000 hingga Rp115.000.
“Jadi ada beberapa unique selling point dari Martabak Spesial Orins ini. Pertama, bentuknya yang menyerupai pizza, adonannya yang berkualitas dengan kelembutan yang bertahan hingga 24 jam, martabak telur dengan bentuk daging dadu, serta memiliki aneka topping dan aneka jenis adonan,” terangnya.
5.Sukses dengan 68 Gerai dan Jual Hingga 2 Juta Pcs Per Tahun
Tidak hanya mementingkan kualitas, Sonny juga memberikan perhatian lebih untuk membranding Martabak Pizza Orins sehingga lebih dikenal secara luas oleh masyarakat dan menjadi Top of Mind.
Apalagi dengan bentuknya yang besar dan menyerupai piza, menjadikan martabak ini sebagai pilihan bagi masyarakat atau orang-orang kantoran yang ingin mentraktir teman-temannya saat ulang tahun atau resign.
“Pada awal-awal itu bisa antri sampai 2 jam. Dan ini kadang kala bisa menjadi masalah ketika dikomplain, maka kami membuat CS untuk order dan juga komplain. Ini salah satu cara kami mendekatkan diri dengan konsumen. Kami juga melakukan maping dan membuka gerai di lokasi yang dekat dengan konsumen,” terangnya.
Hingga saat ini, Martabak Pizza Orins telah memiliki 68 gerai dengan jumlah penjualan hingga 2 juta pieces martabak dalam satu tahun.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.