Berdiri sejak 1970-an, Begini Cara Bisnis Martabak Sakura Tetap Eksis
18 September 2021 |
14:32 WIB
Siapa yang tak kenal martabak? Ya, kudapan satu ini memang salah satu makanan yang populer di Indonesia. Berdasarkan laporan tren kuliner 2021 yang dirilis oleh aplikasi GrabFood, dari sepuluh kuliner legendaris Indonesia, martabak adalah produk yang paling banyak dipesan dengan total mencapai 7 juta pesanan selama tahun 2020.
Salah satu merek martabak legendaris yang masih eksis hingga kini adalah Martabak Sakura yang beroperasi di Kota Bandung. Berdiri sejak tahun 1970-an, Martabak Sakura kini dikelola oleh Jeffry Cahyadi yang merupakan generasi kedua yang meneruskan bisnis tersebut pada tahun 2009, yang sebelumnya dirintis oleh sang ayah mertua.
Sejak mengelola bisnisnya, Jeffry berhasil membuka beberapa cabang baru Martabak Sakura seperti di Antapani dan Kiaracondong. Meskipun begitu, dia juga mengaku mengalami pasang surut bisnis dan persaingan dengan merek martabak lainnya yang kian variatif.
Dia pernah mencoba membuka cabang baru di kawasan Dago untuk menyasar para wisatawan Jakarta, namun sayangnya kurang membuahkan hasil. Begitupun ketika dia membuka cabang di Jakarta, antusiasme pelanggan pun belum sesuai harapan.
Dari berbagai pengalaman yang telah Jeffry alami, dia menyadari bahwa tren konsumen bisnis martabak miliknya memang lebih menyukai rasa-rasa martabak yang klasik dan original. Selain itu, dari segi segmentasi konsumen, pelanggan yang membeli kebanyakan berasal dari Bandung sendiri yang sangat mempertimbangkan harga ekonomis dan besaran porsi.
Berbekal dari wawasan tersebut, akhirnya dia melihat peluang untuk bergabung menjadi mitra merchant di platform online GrabFood pada akhir 2018 untuk menjangkau konsumen di Bandung menggunakan metode yang lebih tepat.
Dia akhirnya dibantu oleh dua account manager (AM) yaitu Dwi Destiana Sari dan Ramadhan untuk menyusun strategi bisnis dan mengembangkan brand awareness di platform daring.
“Mbak Dewi dan Pak Ramadhan sangat kooperatif dan responsif dalam memfasilitasi kami untuk mengetahui informasi terbaru terkait program kampanye, promosi, maupun acara yang bisa kami ikuti, termasuk konsultasi strategi bisnis yang tepat untuk mencapai target,” ujarnya dalam rilis resmi yang diterima Hypeabis.id, Sabtu (18/9).
Dia juga mengatakan di masa pandemi Covid-19 ini, bisnis martabaknya justru menjadi lebih berkembang. Hal itu terjadi setelah dia mempersiapkan rencana menu dan strategi potongan yang dinilai akan mendapatkan respons baik dari para konsumen.
“Buktinya, di masa pandemi ini, Martabak Sakura telah berhasil membuka dua cabang baru dan akan membuka cabang lainnya dalam waktu dekat,” ujar Jeffry.
Editor: Avicenna
Salah satu merek martabak legendaris yang masih eksis hingga kini adalah Martabak Sakura yang beroperasi di Kota Bandung. Berdiri sejak tahun 1970-an, Martabak Sakura kini dikelola oleh Jeffry Cahyadi yang merupakan generasi kedua yang meneruskan bisnis tersebut pada tahun 2009, yang sebelumnya dirintis oleh sang ayah mertua.
Sejak mengelola bisnisnya, Jeffry berhasil membuka beberapa cabang baru Martabak Sakura seperti di Antapani dan Kiaracondong. Meskipun begitu, dia juga mengaku mengalami pasang surut bisnis dan persaingan dengan merek martabak lainnya yang kian variatif.
Dia pernah mencoba membuka cabang baru di kawasan Dago untuk menyasar para wisatawan Jakarta, namun sayangnya kurang membuahkan hasil. Begitupun ketika dia membuka cabang di Jakarta, antusiasme pelanggan pun belum sesuai harapan.
Dari berbagai pengalaman yang telah Jeffry alami, dia menyadari bahwa tren konsumen bisnis martabak miliknya memang lebih menyukai rasa-rasa martabak yang klasik dan original. Selain itu, dari segi segmentasi konsumen, pelanggan yang membeli kebanyakan berasal dari Bandung sendiri yang sangat mempertimbangkan harga ekonomis dan besaran porsi.
Pemilik Martabak Sakura, Jeffry Cahyadi (Dok. Martabak Sakura)
Dia akhirnya dibantu oleh dua account manager (AM) yaitu Dwi Destiana Sari dan Ramadhan untuk menyusun strategi bisnis dan mengembangkan brand awareness di platform daring.
“Mbak Dewi dan Pak Ramadhan sangat kooperatif dan responsif dalam memfasilitasi kami untuk mengetahui informasi terbaru terkait program kampanye, promosi, maupun acara yang bisa kami ikuti, termasuk konsultasi strategi bisnis yang tepat untuk mencapai target,” ujarnya dalam rilis resmi yang diterima Hypeabis.id, Sabtu (18/9).
Dia juga mengatakan di masa pandemi Covid-19 ini, bisnis martabaknya justru menjadi lebih berkembang. Hal itu terjadi setelah dia mempersiapkan rencana menu dan strategi potongan yang dinilai akan mendapatkan respons baik dari para konsumen.
“Buktinya, di masa pandemi ini, Martabak Sakura telah berhasil membuka dua cabang baru dan akan membuka cabang lainnya dalam waktu dekat,” ujar Jeffry.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.