Suasana kantor pusat AirAsia di Malaysia (Sumber gambar: Hypeabis/Dika Irawan)

Desain Kantor Pusat AirAsia: Industrial, Open Office, & Kekinian

13 July 2022   |   18:13 WIB
Image
Dika Irawan Asisten Konten Manajer Hypeabis.id

Like
Beralas rumput sintetis, sejumlah orang tampak bersantai di atas sofa- sofa asyik ngobrol, lainnya sibuk memainkan bean bag. Sebagian telepon genggamnya. Di atas kepala mereka melintas dua jembatan baja yang menghubungkan dua lantai. Sepintas terlihat seperti pabrik, tetapi beginilah suasana AirAsia Red Quarter. 

Kantor pusat maskapai asal Negeri Jiran ini bertetanggaan dengan Bandara Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA2), Sepang, Malaysia. Saking dekatnya, menuju ke gedung ini bisa dilakukan dengan jalan kaki dari bandara. 

Dibangun sejak 2014 kemudian rampung pada 2016, gedung berlantai 6 ini diperuntukan bagi 2.000 karyawan AirAsia. Area perkantorannya berada di lantai 4 hingga 6. Lantaran baru tiga bulan diresmikan, gedung ini masih terlihat kinclong luar dalam. 

Berdasarkan pengamatan, bangunan ini tampil dengan gaya arsitektur modern. Berwarna putih eksterior bangunan tampil minimalis, tanpa ornamen hanya memunculkan garis-haris horizontal dan vertikal. 

Baca jugaUnik, OCBC NISP Punya Kantor Cabang Bergaya Gym Pertama di Indonesia

Satu-satunya objek perhatian adalah logo AirAsia dan replika pesawat yang mendarat di sudut atap bangunan. Masuk ke dalam gedung, para tamu disuguhkan dengan interior bergaya industrial. Kesannya begitu kentara pada penggunaan metal berwarna abu-abu gelap jembatan maupun tangga bermaterial logam. 
 

(Sumber gambar: Hypeabis/Dika Irawan)

(Sumber gambar: Hypeabis/Dika Irawan)

Kesan gelap tersebut semakin kuat karena bagian pilar-pilar dan dinding-dindingnya dicat putih. Elemen interior lainnya yaitu langit-langit dibuat menganga sehingga terlihat pipa-pipa dan saluran pembuangan menjalar.

 Adapun lantai-lantainya hanya dipleseter guna memunculkan kesan belum selesai atau unfinished. Sementara furnitur-furniturnya tampil dengan gaya vintage. Jendela-jendela berdesain lebar di tiap lantai membuat cahaya dari luar begitu leluasa masuk ke dalam gedung. 

Dengan kondisi tersebut, seseorang yang berada di dalam gedung bisa langsung melihat situasi bandara maupun hamparan perkebunan sawit yang mengelilingi area tersebut. 
 

Fasilitas maksimal

 Selain kantor, gedung ini memiliki berbagai fasilitas seperti surau, ruang pertemuan, kafe, kantin luas, ruang duduk awak pesawat, dan gimnasium. Lewat desain ini maskapai tersebut ingin merefleksikan tekadnya menjadi penerbangan nomor wahid di Malaysia dengan menggabungkan elemen-elemen profesional, menyenangkan, dan ramah. 

Kesan fun terjawab dari area santai di tengah-tengah ruangan, ada sofa beanbag, bangku panjang berbentuk setengah lingkaran, dan kursi ragam kreasi. Di sinilah para karyawan AirAsia melepas penat beraktivitas. 

Kebetulan karena berdekatan natal, di area tersebut ditaruh pohon natal raksasa. Selain tempat berkumpul, area ini pun digunakan untuk berbagai acara perusahaan. Di sudut lain berjajar puluhan meja makan layaknya sebuah restoran. Masih di area yang sama, penulis bisa menyaksikan empat kotak persegi panjang di bagian atas.

 Satu kotak di lantai lima, sedang sisanya di lantai paling ujung. Di dalam kotak-kotak tersebut sudah terpasang seperangkat perabotan pertemuan seperti kursi dan meja. Inilah ruang-ruang pertemuan yang dirancang dengan suasana lebih privat. Bila di lantai empat terlihat riuh, maka di lantai lima suasananya begitu tenang. 

Area ini merupakan area kerja bagi beberapa divisi perusahaan. Di lantai ini pula penulis berkesempatan mengunjungi salah satu ruangan bernuansa futuristik. Ruang tersebut digunakan untuk mencoba teknologi-teknologi terbaru seperti X-Box, Cardboard Google, melihat lebih dekat bagian tubuh dan kursi pesawat Airbus A320neo. 

Sepanjang mata memandang, penulis tidak menemukan penyekat atau partisi yang memisahkan ruang-ruang kerja sebagai mana kantor pada umumnya. Sehingga memungkinkan siapa pun dapat berinteraksi satu dengan lainnya tanpa perlu mengetok-ngetok pintu, termasuk melihat CEO AirAsia Tony Fernandes tengah sibuk terlibat pembicaraan dengan seseorang. 
 

(Sumber gambar: Hypeabis/Dika Irawan)

(Sumber gambar: Hypeabis/Dika Irawan)

Menurut penuturan pegawainya, kantor ini mengusung konsep open office atau kantor terbuka agar tidak membatasi komunikasi antara pimpinan dengan pegawai. Lewat konsep ini seluruh orang yang berada di kantor ini dalam posisi sejajar. Umpamanya, seorang pegawai bagian bawah pun bisa langsung menemui atasannya untuk mengemukakan sebuah gagasan. Konsep open office juga berlaku di seluruh kantor-kantor AirAsia di berbagai negara. 

Melalui sentuhan interior industrial yang terkesan tak beraturan, kantor ini ingin memenuhi hasrat jiwa muda dalam berkarya. Karenanya selama di kantor ini tidak terlihat orang-orang yang mengenakan seragam dan jas. Busanya jauh dari kesan formal, tak terkecuali Tony yang hari itu mengenakan kaos hitam dan bertopi merah. 

Baca jugaBegini Adaptasi Desain Ruang Kantor Akibat Tren Pola Kerja Hybrid

Konsep yang sebetulnya marak dipraktikan perusahaan- perusahaan di industri kreatif. Beberapa pendapat muncul kantor-kantor berkonsep bebas ini tak lain seiring lahirnya generasi milenial yang memiliki mobilitas dan daya kreatif tinggi. Tema profesional dan fun yang diusung AirAsia berhasil tersampaikan melalui desain interior maupun budaya kantor. 

Catatan redaksi: Artikel ini pernah terbit di Bisnis Indonesia Weekend edisi 18 Desember 2016.


Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Kiat Merawat Kulit Sesuai Siklus Menstruasi

BERIKUTNYA

Menatap Raja Ampat dari Piaynemo

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: