Sejarah Kawasan SCBD, dari Lahan Kumuh Menjadi Kawasan Elit Ibu Kota
04 July 2022 |
18:01 WIB
Akhir-akhir ini, kawasan Sudirman Central Business District (SCBD) yang terletak di Jakarta Selatan, kerap jadi objek perbincangan netizen. Mulai dari gaya fesyen hingga kisaran gaji para pekerja kantoran. Pokoknya, konten-konten terkait SCBD tak jarang jadi viral di media sosial bahkan mengundang perdebatan.
SCBD atau Kawasan Niaga Terpadu Sudirman memang menjadi magnet bagi para pekerja di Tanah Air. Sebab beberapa perusahaan, mulai dari skala besar berkantor di sana. Selain itu, bangunan-bangunan perkantoran di kawasan tersebut terbilang megah. Tak pelak hal ini semakin menegaskan elitnya area tersebut.
Pesona SCBD seakan tak pernah padam ditelan zaman, ketika ekonomi terus bergulir, dan pekerja berlomba-lomba untuk dapat bekerja di kawasan elit tersebut. Meski begitu, kalian juga perlu tahu bahwa kawasan ini dahulunya jauh dari istilah elit. Bahkan, terbilang kumuh.
SCBD atau Kawasan Niaga Terpadu Sudirman memang menjadi magnet bagi para pekerja di Tanah Air. Sebab beberapa perusahaan, mulai dari skala besar berkantor di sana. Selain itu, bangunan-bangunan perkantoran di kawasan tersebut terbilang megah. Tak pelak hal ini semakin menegaskan elitnya area tersebut.
Pesona SCBD seakan tak pernah padam ditelan zaman, ketika ekonomi terus bergulir, dan pekerja berlomba-lomba untuk dapat bekerja di kawasan elit tersebut. Meski begitu, kalian juga perlu tahu bahwa kawasan ini dahulunya jauh dari istilah elit. Bahkan, terbilang kumuh.
Baca juga: Sejarah Pondok Indah, Kawasan Elite yang Dulunya Sawah & Kebun Karet
Penasaran seperti apa, sejarah kawasan ini hingga terbentuk menjadi pusat bisnis kota Jakarta? Yuk simak informasi yang sudah Hypeabis.id himpun dari berbagai sumber untuk kalian.
Masterplan SCBD
Masterplan SCBD. (Sumber gambar: scbd.com)
Perusahaan tersebut dipercaya mengubah lahan kumuh seluas 45 hektare di jantung segitiga emas Jakarta menjadi kawasan niaga terpadu dan modern. Perlu kalian tahu, perusahaan tersebut milik pengusaha Tomy Winata.
Gedung Perkantoran Pertama di SCBD
Gedung Artha Graha pertama dibuka 1995. (Sumber gambar: scbd.com)
Dalam situs resminya tercatat bahwa gedung perkantoran pertama di kawasan ini adalah Gedung Artha Graha. Di gedung ini pula, PT Danayasa Arthatama berkantor. Selain itu, di gedung ini berkantor Bank Artha Graha dan beberapa perusahaan lainnya. Memiliki 29 lantai, gedung ini dilengkapi beragam fasilitas seperti area ritel, food court, dan minimarket.
Gedung Bursa Efek
Bangunan lain yang cukup mencolok di kawasan ini adalah Gedung Bursa Efek Indonesia. Tercatat pada 1998 gedung ini rampung dibangun. Pada tahun yang sama, Apartemen Kusuma Chandra juga selesai dibangun.
Berada di Kelurahan Senayan
Berdasarkan informasi dari laporan Peraturan Kwasan SCBD Umum, kawasan SCBD adalah bagian wilayah kota seluas kurang lebih 45 hektare, terletak di Kelurahan Senayan, Kecamatan Kebayoran Baru, Kotamadya Jakarta Selatan, Jakarta, Indonesia, yang dikenal sebagai Kawasan Niaga Terpadu Sudirman (Sudirman Central Business District).
Pengelola Kawasan SCBD
Kawasan ini dikelola PT Danayasa Arthatama Tbk, suatu perusahaan terbatas terbuka yang didirikan berdasarkan Hukum Negara Masyarakat Indonesia, berkedudukan di Jakarta, Kawasan SCBD, Lot 25, Gedung Artha Graha, Lantai 12, Jl. Jenderal Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190.
Sarana di SCBD
Sebagai area niaga terpadu, SCBD menyediakan berbagai fasilitas untuk memudahkan pengguna di dalamnya. Di antaranya adalah bis kawasan, halte bis, rambu-rambu, tempat sampah, taman dan penghijauan, media promosi dan pos jaga.
Editor: Nirmala Aninda
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.