Pelesiran Asyik: Terpesona Kayong Utara
27 June 2022 |
12:07 WIB
Sebagian besar orang mungkin belum familiar dengan banyaknya potensi pariwisata yang terselubung di balik rimbunnya hutan hujan tropis Pulau Borneo. Salah satunya adalah nuansa alam nan asri yang disuguhkan oleh Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.
Tidak salah memang kabupaten tersebut dipilih menjadi tuan rumah puncak acara Sail Selat Karimata (SSK) 2016 beberapa waktu lalu. Kecantikan alamnya belum tersibak oleh sorotan mayoritas penikmat pelesir.
Jadi, kawasan itu layak mendapat lebih banyak atensi. Jika Kalian tertarik ke Kayong Utara, perjalanan dapat ditempuh melalui jalur darat dari Kota Ketapang. Dari Jakarta, Kalian dapat terbang ke Bkalianra Rahadi Oesman yang dioperatori oleh Garuda Indonesia, Kalstar, dan Aviastar via Bkalianra Supadio Pontianak.
Baca juga: Pengalaman Traveling: Wisata Senja di Chiang Mai
Setelah mendarat di Ketapang, jangan sampai lupa untuk mengisi perut terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan ke Kayong Utara. Hal itu karena jelajah darat masih harus ditempuh selama dua jam dengan menjelujur jalur aspal yang sangat bergelombang. Satu hal yang perlu disoroti, akses menuju Kayong Utara masih sangat terbatas.
Hal itu menjadi salah satu kendala yang menyulitkan para pelancong untuk bisa menikmati keindahan kabupaten pemekaran dari Kota Ketapang sejak 2007 itu. Kontur tanah di Kalimantan Barat yang tidak firm dan selalu mengalami pergerakan membuat kondisi jalan sangat bergolak, kendati sudah dilapisi cor dan aspal dengan baik.
Namun, jangan khawatir, sepanjang perjalanan kalian akan disuguhi oleh pemkalianngan alam memikat. Deretan rumah-rumah warga dengan pekarangan luas menyembul di sela-sela rimbunnya hutan karet dan sawit.
Jika diperhatikan, bentuk rumah di sana khas, menggunakan beton di bagian depan, tetapi selebihnya menggunakan kayu dengan fondasi ala rumah panggung. Suhenri, warga Kecamatan Sukadana, Kayong Utara yang bekerja sebagai driver di
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat, menjelaskan bahwa mayoritas warga di sana masih menggunakan kayu ulin untuk membangun rumah.
“Sebab harga kayu di sini jauh lebih murah.
Selain itu, mengingat kontur tanah yang terus bergerak, kalau warga membangun rumah dengan beton sepenuhnya [tidak dengan fondasi rumah panggung], nanti lantainya bisa pecah. Rugi kan,” jelasnya. Satu hal yang menarik adalah warga Kayong Utara gemar mengecat rumahnya dengan warna-warni mentereng.
Setiap sudut di setiap ruangan dicat warna mencolok yang berbeda-beda. “Karena banyak rumah di bibir hutan, jadi harus dicat warna terang supaya terlihat.”
Untuk diketahui, kecamatan terbesar di Kayong Utara adalah Sukadana. Di sana hanya terdapat satu hotel kelas bintang tiga bernama Mahkota. Itu pun baru dibangun belum lama ini oleh Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta Odang, yang merupakan warga asli Sukadana.
Jadi, jika Kalian mencari alternatif tempat penginapan yang lebih murah, Kalian dapat meminta bantuan warga setempat yang menyewakan kamar-kamar di rumahnya sebagai homestay. Oleh karena itu, jangan lupa membawa peralatan pribadi karena di sana tidak banyak toko.
Tidak salah memang kabupaten tersebut dipilih menjadi tuan rumah puncak acara Sail Selat Karimata (SSK) 2016 beberapa waktu lalu. Kecantikan alamnya belum tersibak oleh sorotan mayoritas penikmat pelesir.
Jadi, kawasan itu layak mendapat lebih banyak atensi. Jika Kalian tertarik ke Kayong Utara, perjalanan dapat ditempuh melalui jalur darat dari Kota Ketapang. Dari Jakarta, Kalian dapat terbang ke Bkalianra Rahadi Oesman yang dioperatori oleh Garuda Indonesia, Kalstar, dan Aviastar via Bkalianra Supadio Pontianak.
Baca juga: Pengalaman Traveling: Wisata Senja di Chiang Mai
Setelah mendarat di Ketapang, jangan sampai lupa untuk mengisi perut terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan ke Kayong Utara. Hal itu karena jelajah darat masih harus ditempuh selama dua jam dengan menjelujur jalur aspal yang sangat bergelombang. Satu hal yang perlu disoroti, akses menuju Kayong Utara masih sangat terbatas.
Hal itu menjadi salah satu kendala yang menyulitkan para pelancong untuk bisa menikmati keindahan kabupaten pemekaran dari Kota Ketapang sejak 2007 itu. Kontur tanah di Kalimantan Barat yang tidak firm dan selalu mengalami pergerakan membuat kondisi jalan sangat bergolak, kendati sudah dilapisi cor dan aspal dengan baik.
Namun, jangan khawatir, sepanjang perjalanan kalian akan disuguhi oleh pemkalianngan alam memikat. Deretan rumah-rumah warga dengan pekarangan luas menyembul di sela-sela rimbunnya hutan karet dan sawit.
Jika diperhatikan, bentuk rumah di sana khas, menggunakan beton di bagian depan, tetapi selebihnya menggunakan kayu dengan fondasi ala rumah panggung. Suhenri, warga Kecamatan Sukadana, Kayong Utara yang bekerja sebagai driver di
Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat, menjelaskan bahwa mayoritas warga di sana masih menggunakan kayu ulin untuk membangun rumah.
“Sebab harga kayu di sini jauh lebih murah.
Selain itu, mengingat kontur tanah yang terus bergerak, kalau warga membangun rumah dengan beton sepenuhnya [tidak dengan fondasi rumah panggung], nanti lantainya bisa pecah. Rugi kan,” jelasnya. Satu hal yang menarik adalah warga Kayong Utara gemar mengecat rumahnya dengan warna-warni mentereng.
Setiap sudut di setiap ruangan dicat warna mencolok yang berbeda-beda. “Karena banyak rumah di bibir hutan, jadi harus dicat warna terang supaya terlihat.”
Untuk diketahui, kecamatan terbesar di Kayong Utara adalah Sukadana. Di sana hanya terdapat satu hotel kelas bintang tiga bernama Mahkota. Itu pun baru dibangun belum lama ini oleh Wakil Ketua MPR RI Oesman Sapta Odang, yang merupakan warga asli Sukadana.
Jadi, jika Kalian mencari alternatif tempat penginapan yang lebih murah, Kalian dapat meminta bantuan warga setempat yang menyewakan kamar-kamar di rumahnya sebagai homestay. Oleh karena itu, jangan lupa membawa peralatan pribadi karena di sana tidak banyak toko.
Tangkapan Layar Bisnis Indonesia Weekend
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.