Yuk Bikin Kuliner dengan Konsep Ramah Lingkungan, Begini Caranya
23 June 2022 |
20:00 WIB
Isu lingkungan hidup dan sustainability ternyata juga dapat diterapkan dalam kuliner loh Genhype. Caranya adalah dengan memanfaatkan seluruh bagian dari bahan-bahan yang digunakan saat proses memasak sehingga tidak ada yang terbuang.
Selain itu, kalian juga harus memperhatikan usia dari hewan yang akan dimasak. Misalnya, hewan tersebut sudah masuk dalam fase usia dewasa sehingga hewan-hewan yang masih bayi atau kecil dapat bertumbuh sesuai usianya. Nah, inilah yang dilakukan oleh Chef Eksekutif dari Perth, Australia Melissa Palinkas.
Dalam demo memasak Taste of Australia yang diadakan Kedutaan Australia dan Universitas Podomoro, Melissa yang memasak menu Pan Fried Octopus with Zuccini Salsa Coconut Lime and Native Australian Dukkah ini menggunakan bahan dasar berupa octopus atau gurita yang memang sudah cukup umur, minimal berusia 12 bulan.
"Saya menggunakan Fremantle Octopus yang di Perth 100 persen lestari. Octopus ini ditangkap secara liar dan memiliki perangkap yang hanya menangkap gurita dewasa sedangkan octopus tidak akan tertangkap sehingga tidak mengganggu lingkungan atau siklus hidup mereka," ujarnya.
Selain itu, dia juga memanfaatkan setiap bagian dari bahan masakan semaksimal mungkin sehingga tidak ada yang terbuang, dampaknya akan mengurangi jejak karbon serta meminimalkan limbah makanan.
"Saya melakukan pendekatan memasak 'nose to tail' atau 'root to shoot' sehingga tidak ada yang terbuang," jelasnya.
Dia mencontohkan, ketika bagian kepala gurita tidak dimasak maka tidak akan dibuang, tetapi akan disimpan dan digunakan untuk diolah menjadi menu lainnya seperti pasta.
Begitu pula dengan bahan pelengkap seperti tomat, ketika yang digunakan hanya bagian daging, maka bijinya tidak akan dibuang tapi disimpan untuk diolah kembali.
"Keuntungan ketika kita memasak secara sustainability, selain membantu menjaga lingkungan juga lebih hemat karena bisa menggunakan bahan-bahan sisa. Atau menyimpan bahan yang tidak digunakan untuk diolah menjadi menu lainnya," tutur Melissa.
Editor: Indyah Sutriningrum
Selain itu, kalian juga harus memperhatikan usia dari hewan yang akan dimasak. Misalnya, hewan tersebut sudah masuk dalam fase usia dewasa sehingga hewan-hewan yang masih bayi atau kecil dapat bertumbuh sesuai usianya. Nah, inilah yang dilakukan oleh Chef Eksekutif dari Perth, Australia Melissa Palinkas.
Dalam demo memasak Taste of Australia yang diadakan Kedutaan Australia dan Universitas Podomoro, Melissa yang memasak menu Pan Fried Octopus with Zuccini Salsa Coconut Lime and Native Australian Dukkah ini menggunakan bahan dasar berupa octopus atau gurita yang memang sudah cukup umur, minimal berusia 12 bulan.
"Saya menggunakan Fremantle Octopus yang di Perth 100 persen lestari. Octopus ini ditangkap secara liar dan memiliki perangkap yang hanya menangkap gurita dewasa sedangkan octopus tidak akan tertangkap sehingga tidak mengganggu lingkungan atau siklus hidup mereka," ujarnya.
Selain itu, dia juga memanfaatkan setiap bagian dari bahan masakan semaksimal mungkin sehingga tidak ada yang terbuang, dampaknya akan mengurangi jejak karbon serta meminimalkan limbah makanan.
"Saya melakukan pendekatan memasak 'nose to tail' atau 'root to shoot' sehingga tidak ada yang terbuang," jelasnya.
Dia mencontohkan, ketika bagian kepala gurita tidak dimasak maka tidak akan dibuang, tetapi akan disimpan dan digunakan untuk diolah menjadi menu lainnya seperti pasta.
Begitu pula dengan bahan pelengkap seperti tomat, ketika yang digunakan hanya bagian daging, maka bijinya tidak akan dibuang tapi disimpan untuk diolah kembali.
"Keuntungan ketika kita memasak secara sustainability, selain membantu menjaga lingkungan juga lebih hemat karena bisa menggunakan bahan-bahan sisa. Atau menyimpan bahan yang tidak digunakan untuk diolah menjadi menu lainnya," tutur Melissa.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.